Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19, Puan: Jangan Sampai Terulang Lagi!

Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19, Puan: Jangan Sampai Terulang Lagi!
BENTENGSUMBAR.COM - Turunnya angka penularan Covid-19 di Indonesia menjadi sorotan publik. Pasalnya, tak berselang lama setelah lonjakan kasus, hanya dalam hitungan minggu, Indonesia kembali stabil. 


Alhasil, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia mendapat pujian dari sejumlah tokoh kesehatan pada pertemuan G20 Health Ministers Meeting di Roma, Italia, 5-6 September 2021.Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.


"Kami sampaikan bahwa Indonesia sekarang nyuntiknya sudah 108 juta suntikan ke 69 juta orang. Jadi yang pertama kali kaget adalah Menteri Kesehatan Italia karena dia penduduknya 57 juta," kata Budi Gunadi Sadikin.


Dalam forum tersebut Budi mengatakan bahwa Indonesia telah menyusul pencapaian Jerman dalam jumlah penduduk yang telah disuntik vaksin COVID-19.


Namun, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pola lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia biasanya terjadi tiga bulan setelah negara-negara lain mengalami lonjakan kasus. 


Oleh karenanya, ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga. 


"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku.


Wiku mengingatkan, peluang peningkatan kasus Covid-19 Indonesia bisa terjadi akibat dari tradisi berkumpul dalam acara besar dan libur panjang. Menurut Wiku, peningkatan kasus Covid-19 bisa ditekan bila masyarakat tidak lengah dalam melaksanakan kebijakan berlapis yang ditetapkan pemerintah.


Menanggapi hal itu, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) meminta seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 selalu siaga menyiapkan kondisi lonjakan kasus. Hal ini untuk mengantisipasi potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.


"Seperti akselerasi vaksinasi, pengendalian mobilitas dalam dan luar negeri, pengendalian aktivitas masyarakat, dan menggalakkan upaya 3T dan 3M," ujarnya. 


Lebih lanjut, Wiku menambahkan, penurunan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir merupakan hasil kerja keras semua elemen masyarakat dalam pengendalian kasus Covid-19. 


"Pandemi Covid-19 adalah hal yang kompleks sehingga intervensi pengendalian tidak bisa tunggal, bahkan berbagai intervensi tersebut harus dilakukan bersama," ucap dia.


Sekretaris Jenderal Persi Lia Gardenia Partakusuma mengatakan belajar dari pengalaman sebelumnya, Indonesia berpotensi mengalami lonjakan Covid-19 tiga bulan pasca negara tetangga mengalami lonjakan. Menurutnya kasus-kasus Covid-19 yang ditemukan pada pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah bisa menjadi ancaman serius akan lonjakan Covid-19.


"Kami tetap harus mengantisipasi karena bisa saja ada gelombang ketiga yang masuk, karena tetangga kita Singapura dan Malaysia mulai meningkat lagi walaupun di sana, mereka vaksinasinya sudah tinggi," kata Lia.


Lia mengatakan pihaknya telah melakukan penataan SDM yang berkompeten di masing-masing fungsional kerja. Ia juga meminta masing-masing rumah sakit untuk memperhitungkan betul konversi tempat tidur agar tidak terjadi kondisi 'kelabakan' manakala pasien Covid-19 kembali melonjak.


Tak hanya itu, Lia juga menyebut pihaknya telah mewanti-wanti seluruh rumah sakit untuk mempersiapkan dengan apik alat kesehatan, obat, hingga oksigen agar stok dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian tidak muncul kekurangan logistik apabila terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.


"Nah, ini mungkin rumah sakit harus berhati-hati bagaimana caranya agar begitu [tempat tidur Covid-19] diturunkan, lalu tiba-tiba ada pasien Covid-19 kemudian sulit untuk mengubahnya," kata dia.


Lebih lanjut, Lia juga menyoroti sejumlah pedoman pemerintah yang menurutnya harus direvisi. Ia menyebut, dalam beberapa kasus pihak rumah sakit harus menggunakan obat Covid-19 yang sebenarnya tidak ada dalam pedoman pemerintah.


Selain itu, pada masa transisi dari pandemi menuju endemi, Lia meminta agar pemerintah benar-benar mempersiapkan segala aspek mulai dari akselerasi program vaksinasi nasional dan gotong royong. Salah satunya adalah memanfaatkan rumah sakit swasta dan puskesmas sebagai fasilitas pemberian vaksin bagi masyarakat.


"Varian mutasi sekarang mengakibatkan terjadi kondisi lebih berat, sehingga dampaknya jenis pengobatan terutama di rumah sakit rujukan terkadang diinginkan melewati pedoman yang ada," ujar Lia.


Tetap Waspada


Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan program vaksinasi Covid-19. Percepatan vaksinasi perlu dilakukan untuk mengendalikan dampak potensi penularan Covid-19, terutama pada momen liburan akhir tahun.


“Sebentar lagi juga akan ada perayaan Tahun Baru, Natal. Pengalaman kita di acara hari raya besar, meski sudah ada pembatasan mobilitas, tetap saja terjadi arus warga yang signifikan. Akibatnya terjadi lonjakan kasus,” katanya.


Untuk Jabodetabek, dia memberi catatan penerapan protokol kesehatan yang tidak boleh kendor, mengingat mobilitas yang sangat tinggi di daerah tersebut.


“Kita tahu, wilayah ini (Jabodetabek) paling tinggi mobilitas penduduknya, apalagi dengan mulai dibukanya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat,” ujarnya.


Politikus PDIP itu juga menyatakan, percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi perlu dilakukan mengingat berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas Penanganan Covid-19, salah satu sumber besar penularan Corona diakibatkan oleh mobilitas penduduk.


“Karena itu, percepatan vaksin untuk wilayah ini harus terus digenjot sebagai antisipasi dari sisi hulu,” tegasnya.


Puan meminta semua pihak mewaspadai potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 akibat libur akhir tahun. Puan menyebut, jangan sampai terulang lagi lonjakan kasus Corona seperti Juni-Agustus lalu.


Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »