Balas Refly Harun, FH: Yang Tidak Loyal kepada Pemerintah dan Pimpinannya adalah Penghianat

BENTENGSUMBAR.COM - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean membalas pernyataan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun yang menyebut Panglima Komando Strategis Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., sebagai jenderal yang loyal dan dekat dengan istana.

Menurut Ferdinand, orang yang tidak loyal kepada pemerintah dan pimpinannya adalah pengkhianat.

"Yg tidak loyal kepada pemerintah dan pimpinannya adalah PENGHIANAT," cuit Ferdinand Hutahaean melalui akun twitternya @FerdinandHean3, seperti dilihat BentengSumbar.com pada Sabtu, 18 September 2021.

Pada cuitannya itu, Ferdinand juga menyertakan tangkapan layar pernyataan Refly Harun yang dimuat salah satu media online.

Ferdinand pun mengingatkan, agar waspada dengan manusia dengan idealisme semu terhadap negara, padahal dia adalah pengkhianat sesungguhnya.

"Waspadalah dgn manusia dgn IDEALISME SEMU TERHADAP NEGARA padahal dia penghianat sesungguhnya," tegas Ferdinand.

Dikatakan Ferdinand, Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI dan istana adalah simbol pemerintahan. Maka setiap prajurit wajib loyal pada keduanta.

"Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI dan Istana adalah simbol pemerintahan. Mk prajurit wajib loyal pd keduanya," tulis Ferdinand mengakhiri cuitannya.

Letjen Dudung Ungkit Fanatisme Agama, Refly Harun: Ini Jenderal Loyal dan Dekat Istana

Melansir Jambiekspresnews.com, pernyataan Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman soal fanatisme berlebihan terhadap agama karena semua agama itu benar di mata Tuhan masih jadi polemik.

Salah satu yang menyoroti pernyataan Letjen Dudung itu adalah pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.

Menurut Refly, pernyataan Dudung ini harus diletakan dalam konteks politik bukan sebagai akidah atau ajaran. Sebab, Dudung merupakan sosok jenderal yang tahu betul sikap yang dibutuhkan pihak istana.

“Jadi kalau mau dekat dengan pemerintah maka anda bisa memilih statement mana yang mau didengarkan pemerintah saat ini. Dudung tahu betul pernyataan mana yang mau didengar pemerintah saat ini. Jadi dia mengatakan semua agama sama maka itulah yang ingin didengarkan lingkar istana, BPIP. Dudung tahu betul memainkan psikologis itu,” terang Refly dikutip dari kanal Youtube @Refly Harun, Kamis (16/9/2021).

Refly menjelaskan, pernyataan Dudung sesuai konteks politik yang berkelindan dengan posisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sebagian kelompok Islam yang tidak masuk dalam struktural pemerintahan. Misalnya, PA 212, FPI, GNPF Ulama atau kelompok lainnya.

Kelompok-kelompok yang mengambil jarak dengan pemerintahan ini dianggap fanatik, tidak pro NKRI, tidak Pancasilais dan radikal.

“Jadi ada yang diakomodir ada yang dimusuhi bahkan jadi objek sasaran dihina, dicaci bahkan dipenjara seperti Habib Rizieq. Maka yang terjadi adalah tidak ada persatuan. Pemerintah jadi faktor membelah umat Islam,” terang Refly.

Alhasil, pernyataan yang dikeluarkan Dudung dekat dengan narasi yang dibangun oleh istana. Indikasi kedekatan Dudung dan istana dapat dilihat dari beberapa peristiwa yang menghebohkan tanah air. Misalnya, penurunan baliho Rizieq Shihab hingga hadir dalam rilis kasus pembunuhan 6 laskar FPI.

“Jadi ini soal jenderal yang loyal dan dicap jenderal merah putih, yang tidak fanatik dan pro Pancasila. Dengan politik itu ganjarannya sudah dapat (Dudung naik pangkat jadi Pangkostrad). Padahal dalam masa seperti itu tidak ada prestasi lain selain turunkan baliho, menantang perang FPI dan Rizieq Shihab,” sebut Refly.

“Jadi kalau mau dekat dengan pemerintah maka anda bisa memilih statement mana yang mau didengarkan pemerintah saat ini,” demikian Refly.

Diketahui saat kunjungan ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin, 13 September lalu. Letjen Dudung menyampaikan beberapa pesan penting. Salah satunya menyangkut fanatisme berlebihan terhadap agama karena semua agama itu benar di mata Tuhan.

“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata tuhan,” ujar Dudung.

Laporan: Zamri Yahya

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »