Begini Komentar Pengamat Terkait Kegiatan Puan Maharani dalam Kunker ke Wina, Singgung Alasan Keberangkatan

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR Puan Maharani melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Wina, Austria untuk menghadiri acara Fifth World Conference of Speakers of Parliament (5WCSP). Di sela-sela acara itu, Puan pergi melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Austria dan Ketua Parlemen Vietnam.

Dalam pertemuan itu membahas penanganan COVID-19. Puan pun mendapat pertanyaan mengenai perkembangan kasus virus corona di Indonesia.

"Pandemi COVID-19 cukup berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dan 2021. Berbagai sektor perekonomian juga ikut terkena dampak negatif, termasuk pariwisata Indonesia," ujar Puan.

Politisi PDIP ini menjelaskan DPR dan pemerintah menyepakati memperbesar defisit APBN 2022 menjadi lebih dari 3 persen. Hal ini karena pandemik COVID-19 diprediksi masih akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional.

Selain itu, Puan juga bercerita soal langkah Indonesia dalam menurunkan tingkat kasus positif COVID-19. Salah satunya dengan mendorong masyarakat menjalankan protokol kesehatan 5T.

"Pemerintah kami juga terus menggalakkan '3T' yaitu testing, tracing, dan treatment, serta menggencarkan vaksinasi secara massal," ucap Puan.

Ia juga menyampaikan kepada Presiden Parlemen Austria tentang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Puan menjelaskan PPKM berhasil menekan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. Dia menyatakan, keberhasilan itu juga berkat partisipasi seluruh elemen masyarakat.

Puan juga mengatakan DPR bersama pemerintah Indonesia berperan besar dalam menyusun anggaran penanganan pandemi COVID-19.

Rangkaian kegiatan di Wina

Dalam pertemuan di Wina, Puan bersama 4 ketua parlemen negara lain memimpin jalannya forum yang bertema 'Women at The Centre: From Confronting The Pandemic to Preserving Achievement in Gender responsive Recovery'. 

Dalam forum tersebut, Puan menyatakan dukungan terhadap akses dan peran perempuan yang lebih besar dalam penanganan pandemi COVID-19. Dia menyampaikan, peringkat vaksinasi Indonesia yang berada di ranking ke-7 dunia juga tidak terlepas dari peran perempuan yang menjadi tenaga kesehatan dan vaksinator.

"Kami mendorong terus pemerataan vaksin secara cepat kepada seluruh rakyat. Di Indonesia tingkat vaksin pertama dan kedua telah mencapai 100 juta (penyuntikan)," kata Puan.

Dalam sesi 'Women on The Pandemic: A Tribute to Every Day Heroes', para peserta menyampaikan pandangan pro dan kontra terkait tema apakah perempuan yang bekerja di garda terdepan selama pandemi COVID-19 lebih efektif dalam memberikan perawatan dan pelayanan dibandingkan laki-laki di bidang yang sama.

Pembicaraan ini, Puan menyatakan kontra. Sebab, menurutnya, kesetaraan gender dapat dicapai dengan partisipasi dan dukungan seluruh elemen masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki.

"Kita tidak perlu mengkontradiksi peran salah satunya, perempuan atau laki-laki. Asumsi bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki di garis terdepan akan dipersepsikan laki-laki kurang kompeten," kata Puan.

Menurut Puan, yang dibutuhkan saat ini adalah akses yang sama antara perempuan dan laki-laki dalam menangani pandemi COVID-19 dan semua harus diberi kesempatan berdasarkan merit atau kemampuannya.

"Kita tidak perlu kompetisi antara laki dan perempuan untuk berperan di masyarakat," kata Puan.

Puan mengakui perempuan telah memberi kontribusi besar dalam mengatasi pandemi. Tidak hanya di Indonesia, perempuan juga mewakili hampir 70 persen garda terdepan pelayanan kesehatan di dunia dan sebagian besar bekerja sebagai perawat.

"Tanpa keterlibatan perempuan, respons kita terhadap pandemi akan lebih lambat," ujarnya.

Selain itu, dalam kunjungannya ke Wina, Puan Maharani akan menyaksikan penandatanganan MOU keketuaan Indonesia pada IPU General Assembly di Bali yang akan diselenggarakan pada Maret 2022. Penandatanganan akan dilakukan oleh Sekjen DPR dengan Sekjen IPU.

Komentar Pengamat

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan bahwa kunker Puan sangat baik dilakukan. 

“Ini contoh yang baik untuk kunjungan kerja (kunker) DPR ke luar negeri. Kalau diumumkan seperti ini kan publik jadi paham urgensinya, sehingga tidak berpotensi menjadi polemik,” ujar Adi.

Dengan mengumumkan rencana kunjungan kerja sebelum keberangkatan, kata Adi, DPR berarti memiliki pendapat yang kuat terkait urgensi pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Kalau sudah transparan seperti ini kan berarti memang alasan keberangkatan kuat, sehingga publik dianggap akan bisa memahami urgensinya. Semua rencana kunker DPR harusnya seperti ini,” katanya.

Akan tetapi, menurut Adi, jika pada akhirnya tetap ada kritik dari elemen masyarakat terkait keberangkatan Ketua DPR ke Austria, hal itu hal yang biasa dalam demokrasi.

“Ada yang memuji, dan ada yang mengkritik itu biasa dalam demokrasi. Tinggal bagaimana nanti DPR sebagai lembaga mempertanggungjawabkan hasil kegiatan tersebut lewat laporan kepada masyarakat. Kalau dari laporan hasilnya baik, pasti masyarakat memuji,” kata Adi.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »