Ironis! Sandiaga Uno Disebut Pemimpin Digital, Tapi Kok Elektabilitas Digitalnya “Loyo”

BENTENGSUMBAR.COM - Manuver Sandiaga Uno di media sosial tampaknya mulai membuahkan hasil. Baru-baru ini, Sandi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menjadi salah satu Menteri Terpopuler di Media Digital 2021.

Aktivitas digital Sandiaga Uno memang telah dimulai jauh-jauh hari. Dia juga aktif di berbagai platform media sosial. Lewat Sandi Uno TV, dia tampil dengan konten yang banyak mengikuti era saat ini, salah satunya Podcast.

Pembahasannya pun tak melulu soal bisnis, tapi juga kadang mengangkat isu yang belakangan hangat muncul di masyarakat. Namun konten podcast ini belakangan tak lagi muncul sejak Sandiaga menjabat Menteri.

Namun, tak semua unggahannya mendapat respon positif. Ada kalanya, unggahan Menparekraf ini justru menuai kontra, bahkan dianggap pencitraan semata. 

Contoh saja pada Januari 2021 lalu, dia pernah menyebut anggota Komisi X DPR RI mayoritas tidur, sehingga tidak mengikutinya berolahraga dan melihat UMKM di GBK.

Unggahan tersebut pun akhirnya dihapus karena menuai banyak kritik yang salah satunya datang dari pengamat politik Ujang Komaruddin. Ujang bahkan mengatakan agar Sandiaga Uno tidak sibuk melulu dengan media sosialnya.

Dia pun menilai manuver Sandi itu tak lebih dari politik pencitraan. Dalam perspektif kinerja, Ujang menganggap hal itu bisa berbahaya bagi kemitraan Sandi dengan DPR RI. 

Ujang mengatakan, politik pencitraan memang bisa berbahaya dan bisa menyinggung banyak orang. Apalagi ketika sudah dianggap mem-framing negatif pihak lain.

Tak hanya itu, Ujang mengimbau Sandi dan para legislator menghargai kerja masing-masing saja. “Sandi jangan offside dengan kerjanya. Dan DPR juga tak perlu baperan,” kata dia. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menganggap Sandi memang terbiasa aktif di media sosial. Perlu ada pihak yang mengingatkan bahwa Sandi saat ini merupakan pejabat negara, bukan masyarakat sipil biasa. 

Ujang melihat, mungkin kegemaran Sandi show up di media sosial menjadi alasan unggahannya tersebut. Namun, lanjut dia, postingan terkait ajakan olahraga untuk Komisi X itu ‘offside’.

Sepak terjang di medsos

Sosok Sandiaga Uno mulai naik ketika dia maju sebagai kandidat calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan Anies Baswedan pada Pilkada 2017. Aktivitas medsosnya pun naik pesat.

Terlebih lagi, sosoknya makin jadi perbincangan hangat setelah tak lama menjabat Wagub DKI, Sandi mundur dari jabatannya dan memilih ikut dalam kontestasi Pilpres 2019.

Kala itu, media sosial penuh dengan lontaran kekecewaan dari warga net, terutama penduduk DKI Jakarta yang merasa “ditinggalkan” akibat ambisinya menjabat di jabatan skala nasional. Dia pun dinilai tak dapat menyelesaikan amanat yang diembannya sebagai wagub terlebih dahulu.

Lalu setelah kalah di Pilpres 2019, Sandi memutuskan memanfaatkan kekosongan jabatan untuk meningkatkan popularitasnya hingga kemudian dia dipilih menjadi Menparekraf oleh Jokowi.

Sandi pun semakin akrab dengan netizen dan para pengikutnya dengan mengunggah beragam aktivitasnya sebagai Menparekraf. Jumlah pengikutnya cukup banyak dan unggul dibanding tokoh-tokoh politik lain yang lebih “senior” seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Puan Maharani, atau Ganjar Pranowo.

Per 26 September 2021, pengikut akun Instagram @sandiuno bahkan sudah mencapai 8 juta, dengan jumlah unggahan mencapai lebih dari 7.000. Angka ini termasuk fantastis ketimbang Anies dengan pengikut berjumlah 5,2 juta dengan 3.582 unggahan.

Lebih jauh lagi jika dibandingkan dengan Puan Maharani yang baru mengunggah 662 kali di akun Instagram @puanmaharaniri, dengan jumlah pengikut 558 ribu. Berbeda dengan tokoh lain, Puan memang tak terlalu aktif bermedsos.

Elektabilitas digital

Fenomena pencitraan tokoh politik di media sosial, menurut Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Al Faraby, telah menjadi hal yang wajar. Dia menilai penggunaan medium media sosial dalam pemilihan akan sangat krusial.

Kandidat yang menggunakan medsos dengan baik, lanjut Adjie, memang punya kans untuk diketahui publik secara luas dan punya peluang membuat publik tahu apa yang mereka kerjakan.

Nama Sandiaga sendiri masuk bursa calon presiden di sejumlah hasil sigi lembaga survei. Meski demikian, namanya justru menempati urutan bawah dalam elektabilitas digital.

Elektabilitas digital dari Drone Emprit baru-baru ini menempatkan Sandi di urutan keenam, kalah jauh dengan Puan Maharani di urutan kedua dan AHY di urutan ketiga. 

Penulis: Nirmala, Anggota Perempuan Indonesia Satu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »