Puan Maharani Kecam Perburuan Lumba-Lumba dengan Kejam di Kepulauan Faroe

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani ikut mengecam adanya perburuan lebih dari 1.400 lumba-lumba bersisi putih di Kepulauan Faroe. Puan memandang bahwa hal ini tidak sejalan dengan komitmen dunia untuk menjaga keselarasan alam dan lingkungan.

"Dunia baru saja menjalin kesepakatan untuk menjaga bumi agar tetap lestari dan mengurangi pemanasan global. Perburuan lumba-lumba yang melebihi batas dapat merusak ekosistem laut dan tidak sejalan dengan komitmen ini," kata Puan dalam keterangan tertulisnya.

Puan memaparkan pentingnya keberadaan lumba-lumba sebagai penjaga ekosistem kelautan. Populasi lumba-lumba yang seimbang turut menjaga keseimbangan populasi ikan predator.

"Sudah saatnya kita menyadari untuk berhenti mengeruk kekayaan alam dengan rakus. Saat ini adalah waktunya kita mengembalikan apa yang telah kita gunakan untuk kelestarian lingkungan," ujar Puan.

Perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI itu menyadari bahwa perburuan lumba-lumba di Kepulauan Faroe, Denmark, ini memang bagian dari budaya serta identitas penduduk setempat sejak abad ke-9.

Namun, Puan memandang bahwa mempertimbangkan kelestarian alam tetap harus menjadi perhatian nomor satu. "Semakin lama dieksploitasi, maka sumber daya alam bisa habis, apalagi yang tidak terbarukan," ujar Puan.

Terlebih, perburuan lumba-lumba itu dilaksanakan dengan cara yang tidak etis. Para pemburu ini membuat perangkap dengan rangkaian kapal di antara tebing terjal.

Kemudian, lumba-lumba dibuat terdampar di daratan. Mereka tidak memiliki celah untuk keluar dari iringano. Setelah terdampar, lumba-lumba dibunuh dan dibagikan dagingnya pada warga sekitar.

"Sebagai manusia, kita memiliki akal sehat, budi pekerti, dan welas asih. Sepantasnya rasa ini diberikan pada seluruh makhluk hidup. Bukan hanya sesama manusia saja," ujar Alumnus UI itu.

Melihat kekejaman ini, Puan memberikan suaranya untuk mendukung dikecamnya misi pembunuhan satwa secara keji ini.

"Betul manusia memiliki kebutuhan akan pangan, tetapi selalu ada jalan untuk mengusahakan tindakan yang sewajarnya tanpa ada penyiksaan terhadap satwa," kata Puan.

"Perburuan hewan secara besar-besaran ini juga bisa menyebabkan kepunahan hewan. Kita tidak ingin lumba-lumba menjadi satwa langka dan hilang dari ekosistem kelautan, maka tentu harus kita jaga,” kata Puan.

Puan merasa perburuan tersebut memang harus ditiadakan. Pasalnya, kritik banyak datang dari dunia internasional. Banyak masyarakat yang menyuarakan agar aktivitas perburuan diadakan.

“Harus ada regulasi atas perburuan yang tidak memiliki etika ini, di mana pun dan kapan pun. Kita kedepankan sumber pangan yang mengedepankan proses yang sehat dan mendukung perlindungan alam,” ujar Puan.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »