Siapa Calon yang Pas untuk Dampingi Puan Maharani?

BENTENGSUMBAR.COM - Puan Maharani santer menjadi salah satu kandidat untuk pemilihan calon presiden 2024. Menurut politisi PDI-P Effendi Simbolon bahkan mengusulkan Puan Maharani berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Saya punya usul, saya bilang, Mbak Puan itu dipasangkannya harus sama Anies. Jangan lagi Prabowo. Jadi Puan capres, Anies cawapres," kata Effendi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Baromater M Qodari juga melihat adanya dua opsi jika PDI-P dan Partai Gerindra berkoalisi. Salah satunya adalah menduetkan Prabowo dengan Puan pada Pilpres mendatang. 

"Opsi yang paling memungkinkan adalah Puan Maharani, tetapi belum tahu karena perjalanan politik, pendaftaran calon masih Juni 2023, jadi dilihat dinamika dua tahun ke depan," kata Qodari.

Selain itu, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby memaparkan risiko jika Puan Maharani dipilih Megawati Soekarnoputri jadi calon presiden 2024. Menurutnya, Puan akan kalah dengan capres lain.

"Kalau PDIP dan Ibu Mega sebagai queen maker menetapkan Puan sebagai calon presiden PDIP 2024 maka risikonya ada potensi capres PDIP dikalahkan dengan capres lain, artinya PDIP akan kehilangan peluang untuk mengontrol pemerintahan di 2024-2029," katanya dalam survei 3 king/queen maker Pilpres 2024 dan komplikasinya, Kamis, 17 September 2021.

Adjie menuturkan, komplikasi Puan Maharani adalah secara elektabilitas masih rendah dibanding capres lain. Di survei LSI, Puan baru memperoleh elektabilitas 2 persen dari dukungan publik secara nasional. Padahal, tingkat pengenalan atau popularitas dari Puan sudah mencapai 61 persen meski belum mentok.

"Artinya Mbak Puan masih punya potensi menaikkan elektabilitasnya karena popularitasnya masih di angka 61 persen, memang rumus atau hukum besinya semakin naik popularitasnya maka ada potensi kenaikan elektabilitas," katanya.

"Namun hal ini bisa berubah kalau H-1 tahun atau menjelang kurang lebih di bulan Januari Februari 2023 kalau elektabilitas Puan Maharani di atas 25 persen maka kondisinya bisa berubah, maka Puan punya peluang menjadi capres kuat yang diusung PDIP," sambungnya.

Lebih lanjut, LSI Denny JA membuat simulasi bila PDIP dan Gerindra bersepakat untuk berkoalisi mengusung capres dan cawapres 2024. Capresnya Prabowo Subianto cawapresnya Puan Maharani. Menurutnya, dengan skema itu hanya membuat partai Gerindra menjadi pemenang di pemilu serentak 2024.

"Kalau pilihan ini diambil oleh PDIP atau queen maker Megawati sebagai pilihan politik PDIP, maka risikonya adalah PDIP memberikan panggung besar terhadap Gerindra untuk menjadi partai terbesar atau berpotensi menjadi partai pemenang pemilu 2024," tutupnya. 

Jalan Panjang

Puan Maharani santer diwacanakan sebagai kandidat untuk maju sebagai Calon Presiden 2024. Namun rendahnya elektabilitas dari hasil kajian berbagai lembaga survei menjadi tantangan Puan Maharani. Butuh perjuangan untuk mendongkrak elektabilitas Puan.

Dari hasil survei LSI pada Januari 2021, elektabilitas Puan Maharani hanya 0,1 persen. Survei SMRC pada Februari-Maret 2021, elektabilitas Puan sebesar 5,7 persen. Survei Indikator pada Maret 2021, elektabilitas Puan hanya 1,1 persen. Sedangkan di Survei Charta Politika Indonesia pada April 2021, elektabilitas Puan Maharani hanya 1,2 persen.

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, elektabilitas Puan Maharani saat ini masih jauh ketimbang kader PDIP yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Untuk RI 1 siapa apakah Ganjar atau Puan, kalau saya lihat kansnya Ganjar ya kalau saya lihat," kata Pangi.

Pangi meyakini kandidat Capres dari PDIP pada akhirnya jatuh pada sosok yang berpeluang besar untuk memang. Walaupun masih ada waktu sampai 2024. Tantangan sesungguhnya, meyakinkan masyarakat untuk memilih Puan sebagai capres.

"Karena orang menjatuhkan pilihan politik itu tidak gampang. Mulai dari mainkan isunya, wacananya, populasinya, sentimennya. Itu sekali lagi tidak gampang tidak seindah yang kita bayangkan. Nah pada konsep ini yang menjadi tantangan mengatasi problem elektabilitas pada Puan. Bagaimana mengatasi masalah itu. Mungkin pada tahap kesukaan tidak terlalu rumit, tapi begitu soal elektabilitas itu butuh perjuangan berat," tegasnya.

Apalagi Pangi menilai sejauh ini Puan Maharani belum mampu memainkan peran secara maksimal. Baik sebagai Ketua DPR maupun saat menjabat sebagai mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

"Ya beliau punya panggung, tapi panggung itu tidak maksimal beliau gunakan untuk panggung menaikan elektabilitas. Ya mungkin orang kenal mungkin oke. Tapi orang suka atau untuk memilih itu berdasarkan hasil survei yang terukur itu belum kelihatan angkanya masih belum ketemu," bebernya.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »