Ungkap Sukses Indonesia Tangani Covid-19, dr Tirta: Kita Bisa Kontrol Varian Delta, Negara Lain Kelimpungan

BENTENGSUMBAR.COM - Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta menyatakan perkembangan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir ini menunjukan perbaikan.

Ia menyebutkan, beberapa hari ini angka tes meningkat 100 ribu - 150 ribu per hari. Hasilnya, positivity rate cenderung menurun hingga mendekati batas aman 5 persen.

Menurutnya, Kondisi saat ini berbanding terbalik dengan situasi dua bulan lalu pada awal juli nyaris 47 persen

"Ketika kita sudah bisa mengontrol varian delta, di beberapa negara sedang kelimpungan," ungkap dr Tirta pada tayangan video YouTube berjudul 'PERKEMBANGAN C0V1D KIAN MEMBAIK ???' dikutip, Kamis, 9 September 2021.

Ia pun menyinggung adanya prediksi sebelumnya soal kegiatan vaksinasi di Indonesia bakal berlangsung 10 tahun. Namun pada kenyataannya kondisinya saat ini telah mengalami perubahan.
Saat ini 69 juta penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksin. 

"Saat ini Indonesia menempati peringkat nomor 6 di bawah Jerman," ujarnya.

Kondisi itu membuat negara tetangga Malaysia, lanjutnya, terkaget-kaget atas tindakan Indonesia.

Ia pun menyatakan, penurunan kasus Covid-19 bukan akibat mengubah-ubah data.

"Kalau ngubah-ubah data enggak lah. Saya juga ngalami dalam telemedicine cenderung turun. Lalu kita bisa lihat BOR (bed occupancy rate) juga stabil di 20-30 persen," katanya.

Ia menilai ada tiga faktor yang menyebabkan penurunan angka kasus Covid-19.

Pertama, ia menyebutkan, kebijakan vaksinasi sangat ngebut. "Namun di luar jawa sejumlah daerah masih susah. Contoh kasus antrean Lampung," katanya.

Kedua, kata dia, murahnya PCR dan swab antigen. "Itu ngebuat tracing meningat. Khususnya cek secara mandiri. Tapi jujur saja di luar Jawa masih ada yang mahal. Ini masih harus evaluasi," katanya.

Ketiga, lanjut dia, terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Kita mau ga mau, PPKM leveling ternyata adalah solusi untuk perbaikan. Ini terlambat. Sebenarnya sudah diterapkan di Inggris. Saat Liverpool juara EPL, Inggris saat itu menerapkan lockdown level 5-6. Ketika bagus turun level 2, kalau jelek level 4," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan kebaikan dari PPKM leveling tersebut. "Dulu, di tahun lalu saat PSBB, semua dipukul rata. kita enggak tak tau, daerah ini positively rate tinggi atau BOR. Akibatnya bingung," ujarnya.

Dengan sistem PPKM leveling, perlakuan pembatasan antara satu daerah dan daerah lain menjadi berbeda.

Ia pun mencontohkan Kota Semarang yang kini sudah memasuki level 2. Namun Kota Yogyakarta masih berada di level 4. "Padahal kota ini jaraknya cukup dekat, tapi levelnya berbeda," katanya.

Dengan begitu, ia menegaskan, kebijakan PPKM yang benar adalah ketika PPKM leveling tidak dipukul rata.

Namun disesuaikan dengan daerah masing-masing sehingga bisa terkontrol.

Disinggungnya, angka kematian akibat Covid-19 pun cenderung turun. "Kini rata-rata di angka 500-an. Bulan lalu sempat tembus 2000-an," ujarnya.

Berdasarkan hasil penelitian, dr Tirta mengungkapkan, vaksin ternyata bisa menurunkan angka kematian akibat Covid-19. "Dari seluruh pasien yang meninggal, 94 persen ternyata belum mendapatkan vaksin," ujarnya.

Meski begitu, dr Tirta tetap mengkritisi soal kebijakan Sertifikat Vaksin. "Soal Sertifikat Vaksin ini perlu dievaluasi. Ini baru bisa dilakukan kalau dosisnya sudah rata," katanya.

Ia khawatir dengan adanya kebijakan tersebut membuat sejumlah orang memaksakan diri untuk mendapatkan vaksin padahal orang tersebut belum tentu diperbolehkan untuk mendapatkan vaksin.

Di sisi lain, kondisi itu pun menimbulkan potensi adanya pemalsuan Sertifikat Vaksin. 

Sebagai bukti, dr Tirta pun menampilkan sebuah berita 'Polisi menangkap oknum membuat Sertifikar Vaksin Palsu dengan memanfaatkan celah peduli lindungi'. (Galamedia)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »