Kedekatan Puan dengan Anak-anak, Dari yang Difabel Sampai Curhat Internet

BENTENGSUMBAR.COM - Puan Maharani yang menjabat sebagai Ketua DPR sering meninjau lokasi vaksinasi untuk mendorong percepatan vaksinasi. 

Uniknya, setiap Puan meninjau, ada saja cerita Puan bersama anak - anak. Sebelumnya, saat Puan tinjau vaksinasi di Penjaringan Puan menyaksikan ribuan orang bergiliran datang dan mengantre di Pasar Ikan Modern Muara Baru untuk melakukan vaksinasi. Total yang divaksin sebanyak 7.500 orang dalam tiga hari.

Di antara ribuan orang itu, Puan tertarik menemani anak difabel berusia 12 tahun yang ikut menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Anak tersebut adalah Ahmad Apiffudin. Ditemani sang ibu, Kustiyah, anak ini tenang menanti giliran disuntik.

Satu hal yang mungkin tak pernah dibayangkan Anak dan ibu warga Kampung Baru Kubur Koja ini tidak pernah membayangkan melakukan vaksinasi ditemani langsung oleh Ketua DPR Puan Maharani. Bahkan Puan juga memilih menemani proses vaksinasi si bocah difabel hingga penyuntikannya selesai.

"Sudah selesai, ya," tutur Puan, begitu jarum penyuntik cairan infus terlepas dari lengan si anak.

Ketika vaksinator berpesan kepada ibu si anak untuk memberikan paracetamol bila ada gejala demam setelah vaksinasi, Puan pun menimpali. "Kalau tidak ada (paracetamol), minta ya, Bu. Minta saja," kata Puan.

Seusai menemani anak ini, Puan mengatakan bahwa vaksinasi bagi anak berusia di atas 12 tahun semakin penting untuk dituntaskan terkait dengan mulai diberlakukannya uji coba sekolah tatap muka kembali.

Menjamin keamanan dan kesehatan anak dari ancaman Covid-19 saat bersekolah tatap muka lagi, kata Puan, adalah tanggung jawab semua kalangan. Anak difabel bukan perkecualian. Vaksinasi, sebut dia, jadi salah satu cara.

“Kita ingin memastikan bahwa anak-anak kita bisa bersekolah dengan aman dan sehat. Artinya, tidak bisa satu atau dua anak saja di satu sekolah yang sudah divaksinasi," ujar mantan Menko PMK ini.

Ya, Puan memang dinilai memperhatikan anak - anak bahkan berharap segera ada vaksin Corona untuk anak di bawah 12 tahun. Hal ini mengingat virus corona, terlebih varian Delta, telah banyak menyerang anak-anak tanpa mengenal usia.

"Kita bersyukur sekarang anak usia 12-17 tahun sudah bisa divaksin. Tentu kita berharap ke depan segera ada vaksin untuk anak-anak usia di bawahnya, karena varian Delta ini sudah banyak menginfeksi anak-anak tanpa mengenal usia," kata Puan.

Berdasarkan data Satgas COVID per 23 Juli, ada 12,8 persen anak Indonesia berusia 0-18 tahun terinfeksi COVID-19. Dengan kata lain 1 dari 8 orang yang terpapar virus corona adalah anak-anak. Sementara itu, sudah 775 (1 persen) anak Indonesia meninggal karena COVID-19, dengan rincian 0,5 persen usia 0-5 tahun, dan 0,5 persen lainnya usia 5-18 tahun.

Selain mengenai vaksinasi, Puan juga pernah menjadi tempat curhat anak sekolah kelas XI. Salah satu curhatnya soal sulitnya akses internet. Siswi kelas XI IPS SMA Taruna Bumi Khatulistiwa, Provinsi Kalimantan Barat bernama Angel Febrian Angraeni menyampaikan problem yang sering dihadapi siswa di Kalbar.

“Kami masih sulit mengakses internet karena kami tinggal di daerah yang berbeda-beda terutama di pedalaman sehingga pembelajaran secara daring sering terhambat. Maka kami mendukung pelaksanaan vaksinasi agar pelaksanaan PTM bisa segera terlaksana,” kata Angel.

Puan mengatakan siap menyampaikan permasalahan tersebut kepada pemerintah.

“Terkait koneksi internet bisa diperkuat itu akan saya sampaikan ke Kementerian dan Lembaga terkait yang mengurus koneksitas internet khususnya yang berada di Kalbar,” ucapnya.

Puan lalu memberi kesempatan kepada para siswa untuk berinteraksi aktif. Puan pun dicurhati oleh siswa-siswi dari berbagai daerah itu. Seorang siswi SMAN 1 Manado bernama Amdea Parengkuan lalu menyampaikan kegembiraannya bisa divaksin sehingga dapat segera bersekolah tatap muka.

“Jujur Bu, kami sudah sangat rindu untuk melaksanakan pembelajaran secara langsung. Setelah divaksin kami bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, bisa bertemu dengan guru, teman, dan gebetan,” jelas Amdea.

Mendengar curhatan Amdea, Puan pun tertawa. Rekan Amdea bernama Solidia Saul juga ikut menyapa Puan menggunakan bahasa daerah Sulawesi Utara. “Mari Jo datang ke Manado karena cuma di Manado yang ada Jembatan Megawati dan Jembatan Sukarno. Torang semua tunggu ya Bu Puan,” ucapnya.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »