Natalius Pigai Jawab Tuduhan Rasis: Sengaja untuk Labeli dan Hancur Basis Suara Pilkada 2024

BENTENGSUMBAR.COM - Natalius Pigai menjawab tuduhan dirinya rasis melalui kanal Youtube Refly Harun pada 4 Oktober 2021.

Melalui tayangan berjudul 'Live Natalius Pigai: Saya Tidak Rasis! Saya Bisa Buktikan Omongan Saya!' Natalius menjelaskan bahwa dirinya dapat menjelaskan apa yang dicuitkannya.

Dalam wawancara tersebut Pigai, menjelaskan bahwa dirinya menyebut Jawa Tengah sebagai wilayah administrasi pemerintah.

"Jawa Tengah itu wilayah administratif pemerintahan, bukan ras sehingga tuduhan rasis terbantahkan," terang Natalius Pigai.

Frase tersebut menurut Pigai perlu disampaikan karena Jokowi pada 10-15 tahun terakhir seprti tokoh-tokoh politik lainnya mengkapitalisasi orang Papua.

Natalius Pigai mengungkapkan ketika Jokowi hadir di Papua sebagai orang yang menghadirkan gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja.

"Tetapi dalam perjalanannya Papua dikapitalisasi. Seperti yang hari ini ramai, kasus Luhut dan Haris Azhar bermasalah dengan Papua. Itu yang saya katakan perampokan," kata Pigai.

"Saat Jokowi naik banyak pembunuhan di Papua. Oleh karena itu ketika Pak Ganjar di Papua, Saya sebenarnya mengingatkan Pak Ganjar, jangan terulang seperti yang dilakukan Jokowi, datang ke Papua lakukan pencitraan tapi ujung-ujungnya perampasan, kekayaan alam. Saya memberikan masukan sekaligus kritik tokoh publik," elak Pigai.

Pigai juga menyebut Pak Ganjar pernah jadi pimpinan Komisi II yang pimpin otonomi khusus Papua.

"Jadi bukan secara pribadi tetapi berkaitan dengan kekuasaannya," jelas Pigai.

Refly juga menanyakan soal dana Rp5 miliar yang diberikan Puan Maharani kepada Natalius Pigai.

Pigai pun menyebut adanya kepentingan seseorang yang akan mengikuti Pilkada Papua 2024.

"Orang ini memiliki hubungan dengan seseorang yang punya pengaruh nasional," jawab Pigai.

Pigai juga menyebut ada keterkaitan antara isu rasis yang dilontarkan kepadanya.

Disebutkannya rasis sengaja dilabelkan untuk menghancurkan suara yang bisa dikumpulkannya seandainya ia akan maju ke Pilkada 2024 dari jalur independen.

"Perempuan yang menyebut saya rasis ini ada seseorang yang memegang robot nasional, yg bisa mengendalikan opini nasional. Mereka ini punya kepentingan maju di Papua 2024. Opini ini sengaja dibangun supaya pendukung Islam dan kaum migran di Papua yang menjadi basis-basis suara saya," terang Pigai yang menyebut pernah sebagai pegawai Transmigrasi di Papua.

Bahkan Pigai menyebut dirinya diperlakukan rasisi oleh banyak orang.

"Sudah mulai inventarisir ada sekitar 1000 termasuk tokoh-tokoh nasional. Tetrapi terpikirkan untuk memenjarakan mereka tidak pernah," tutupnya. (Seputartangsel)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »