Sama-Sama Ketua DPR Perempuan Pertama, Begini Karier Politik Nancy Pelosi dan Puan Maharani

BENTENGSUMBAR.COM - Pada Forum P20 di Roma, Italia, Jumat 8 Oktober 2021 lalu, Ketua DPR RI Puan Maharani berdiskusi dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengenai berbagai isu penting, dari penanganan pandemi, ekonomi, hingga perubahan iklim.

Yang menarik, kedua pemimpin perempuan ini memiliki beberapa kesamaan, salah satunya, mereka berdua adalah perempuan pendobrak tradisi yang pertama kali menjabat Ketua DPR di negara masing-masing.

Fakta tersebut patut dibanggakan, karena meskipun sama-sama menjadi yang pertama, Indonesia baru menyatakan kemerdekaan 76 tahun lalu dan sudah berhasil mengangkat seorang pemimpin perempuan di kursi tertinggi parlemen.

Sementara itu, Amerika Serikat sudah merdeka sejak 4 Juli 1776 yang artinya negara ini sudah berumur 245 tahun. AS baru memiliki pemimpin parlemen perempuan pada 2007.

Tepatnya pada 4 Januari 2007, legislator John Boehner menyerahkan kursi ketua DPR kepada Nancy Pelosi, yang sebelumnya menjabat perwakilan Partai Demokrat dari California. Pada 2018 Pelosi kembali dipercaya rakyat AS untuk memimpin parlemen sebagai Speaker of House of Representatives (nama resmi ketua DPR AS).

“Ini adalah momen bersejarah bagi Kongres, dan momen bersejarah bagi para wanita di negara ini. Ini adalah momen di mana kami telah menunggu lebih dari 200 tahun,” kata Pelosi dalam pidato pertamanya sebagai Ketua DPR.

“Untuk putri dan cucu kami, hari ini kami telah memecahkan langit-langit marmer. Bagi putri-putri kami dan cucu-cucu kami, langit adalah batas, apa pun mungkin bagi mereka,” lanjut dia.

Karier politik Pelosi

Karier politik Pelosi dimulai lebih dari 20 tahun yang lalu. Ketika itu, dia termasuk satu di antara 25 perempuan yang berhasil menerobos dewan parlemen AS. Pada 2001 menjadi pentolan Partai Demokrat, kariernya pun terus menanjak sejak itu.

Selama dua masa jabatan pertamanya sebagai Ketua DPR dari 2007 hingga 2011, dia terkenal sebagai penggalang dana yang tak kenal lelah dan pendulang suara dalam konstituen. Hal sama juga terjadi pada Puan Maharani yang mampu meraih suara terbanyak ketika mencalonkan anggota DPR pada 2009.

Adapun Pelosi, sempat menjabat sebagai Pemimpin Partai Minoritas di DPR AS pada masa jabatan presiden pertama Barack Obama. Pelosi juga berperan penting dalam menyelenggarakan pemungutan suara House untuk Undang-Undang Perawatan Terjangkau atau yang dikenal sebagai Obamacare.

Setelah Demokrat merebut kembali DPR pada pemilu 2018, Pelosi menerima pencalonan partainya untuk menjadi kandidat resmi sebagai Ketua DPR. Pada 2019, Pelosi sebagai Ketua DPR AS, mengawasi upaya pemakzulan Presiden Donald Trump.

Lalu, bagaimana dengan perjalanan karier Puan Maharani?

Satu tahun Pelosi kembali menduduki jabatan Ketua DPR AS, Puan Maharani didapuk menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI periode 2019-2024, tepatnya pada Selasa, 1 Oktober 2019.

Sebelum pengangkatannya, Puan sempat berkata bahwa akhirnya Indonesia “pecah telur”, karena ada perempuan pertama setelah 74 tahun merdeka, menjadi ketua DPR RI.

Dia berharap, perjalanan karier politiknya dapat menginspirasi para perempuan Indonesia, bahwa politik itu bukan sesuatu hal yang tabu. Puan mengatakan, politik memiliki dinamika yang terus berkembang dengan dinamis dan dapat menghasilkan perempuan-perempuan yang membawa manfaat bagi Indonesia.

“Politik itu dinamikanya berkembang, dinamikanya sangat dinamis namun ternyata bisa juga menghasilkan perempuan perempuan yang nantinya bisa membawa manfaat bagi Indonesia,” katanya.

Karier politik Puan

Meskipun publik baru mulai mengenal sosoknya secara nasional sejak menjabat Menko PMK pada 2014-2019, karier Puan tak dibangun dalam waktu satu malam. Dia secara tidak langsung justru menapaki jalan politik lebih dulu, sejak usia remaja ketika ibunya, Megawati Soekarnoputri mulai aktif berpolitik.

Bernama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala, perempuan satu ini memang lahir dari keluarga politik. Bahkan dalam satu wawancara dengan Deddy Corbuzier, Puan menyatakan bahwa politik mengalir dalam darahnya.

Bagaimana tidak, Megawati adalah Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, sedangkan sang ayah, Taufiq Kiemas adalah Ketua MPR ke-12. Belum lagi, kakeknya, Soekarno adalah Presiden Pertama RI.

Sejak kecil, Puan Maharani tidak pernah lepas dari suasana politik. Simbol negara, lambang dan bendera partai adalah pemandangan sehari-hari bagi Puan. Tidak hanya menyaksikan, Puan Maharani juga ikut berkeliling dan mendampingi Megawati saat melawan kekuasaan Orde Baru.

Pendidikan politiknya kemudian terus diasah ketika bergabung dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bidang luar negeri sebelum akhirnya bergabung dengan partai ibunya di PDI Perjuangan.

Setelah pendidikan politiknya dirasa cukup, Puan Maharani kemudian maju mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI untuk Dapil Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali pada Pemilu Legislatif 2009. Hasilnya, Puan Maharani memperoleh suara terbanyak dan lolos ke Senayan untuk masa periode 2009 – 2014. 

Kemampuan di bidang politik yang sudah dinilai matang kemudian membuat Puan Maharani ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDI Perjuangan.

Lalu pada Pemilu 2014, Puan Maharani ditunjuk sebagai panglima perang partai yang berhasil membawa kemenangan dalam Pemilu 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Kariernya kemudian berlanjut ketika presiden terpilih pada Pemilu 2014, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Puan pun menjadi Menko termuda pada usia 41 tahun sekaligus menjadi orang pertama yang mengisi kementerian baru itu. 

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »