Cuek, Puan Maharani Tegas Jalankan Misinya Sebagai Ketua DPR Walaupun Dicibir Terus-Menerus

BENTENGSUMBAR.COM - Menjadi tokoh politik tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan bahkan sampai dibully dan caci maki. Jika tidak kuat, tentu hal itu bisa membuat seorang tokoh politik depresi.

Di Indonesia, beberapa tokoh politik ada yang sudah merasakan hal itu. Sebut saja Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri. 

Di masa kepresidenannya yang hanya tiga tahun, Megawati menggariskan sejumlah kebijakan penting. Tak semua dipuji, ada juga kebijakannya yang membuatnya terus di-bully lawan politik.

Di antara berbagai kebijakan Megawati, privatisasi BUMN boleh jadi yang paling kontroversial. Dikutip dari buku Problem Demokrasi dan Good Governance di Era Reformasi (2013), BUMN dijual dengan alasan untuk membayar utang negara. 

Megawati diwarisi utang negara yang membengkak imbas dari krisis moneter pada 1998/1999. Penjualan belasan BUMN yang nilainya mencapai Rp 18,5 triliun berhasil menurunkan utang. Salah satu privatisasi yang paling diperdebatkan ialah Indosat. 

Kala itu, Indosat dijual seharga Rp 4,6 triliun kepada Tamasek Holding Company, BUMN Singapura. Lima tahun kemudian, Tamasek menjual saham Indosat kepada Qatar Telecom dengan harga mencapai tiga kali lipat. Penjualan Indosat masih kerap diperbincangkan. 

Presiden Joko Widodo saat berkampanye pada 2014 mengatakan suatu saat akan membeli saham Indosat, tetapi dengan harga yang wajar. Jokowi adalah capres pilihan Megawati.

Pada 2011, Megawati pernah tak terima pernyataan bahwa privatisasi badan-badan usaha milik negara terjadi pada era kepemimpinannya. Megawati mengingatkan bahwa dia tak menjabat sebagai presiden secara utuh selama lima tahun. 

Mega menggantikan presiden ke-4 Abdurrahman Wahid sejak 2001. Secara berkelakar, Megawati menyebut dirinya sebagai "Presiden Setengah" karena tak memerintah sejak awal pemerintahan. Keputusan ini kerap membuatnya di-bully. “Penjual aset negara” adalah kalimat yang kerap dilontarkan lawan-lawan politiknya untuk menyerang kredibilitas Megawati.

Selain privatisasi BUMN, kebijakan lain Megawati yang kerap dipermasalahkan ialah sistem kerja alih daya atau outsourcing.

Sistem ini banyak diprotes buruh lantaran dianggap tidak menjanjikan kepastian kesejahteraan buruh. Mereka tidak mendapat tunjangan pekerjaan seperti karyawan pada umumnya, dan waktu kerja tidak pasti karena tergantung kesepakatan kontrak. 

Sejak maraknya praktik outsourcing, Hari Buruh yang diperingati setiap 1 Mei selalu menyertakan penghapusan outsourcing sebagai salah satu tuntutan. Merespons derasnya kritik dari wong cilik kota ini, Mega menjanjikan akan menghapus sistem outsourcing. Janji ini diungkapkannya ketika maju sebagai capres untuk kedua kali pada 2009.

Dirasakan oleh Puan

Cercaan dan makian terhadap Megawati Soekarnoputri juga dirasakan oleh Puan Maharani. Putri dari Megawati itu kini menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019 - 2024.

Bullyan terhadap Puan dirasakan ketika banyak balihonya terpampang di beberapa wilayah Indonesia. Pemasangan baliho itu dianggap tidak tepat karena Indonesia sedang dilanda pandemi. 

Tak hanya itu, terbaru Puan Maharani melakukan aksi menanam padi bersama petani di area persawahan Sendangmulyo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain menyerap aspirasi, Puan ikut turun ke sawah untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan di tengah lahan pertanian seluas 6 hektar (ha).

Namun sayangnya, aksi Puan turun ke sawah ini menuai banyak komentar dari warganet bahkan, mantan Menteri Kelautan 2014-2019 Susi Pudjiastuti ikut berkomentar melalui akun Twitter miliknya @susipudjiastuti.

Susi mengomentari aksi Puan menanam padi ditengah kondisi hujan. Hal ini karena menurutnya, petani tidak menanam padi saat hujan sedang turun.

Biasanya petani menanam padi tidak hujan hujanan," kata Susi lewat akun Twitter miliknya, @susipudjiastuti,

Dari komentar tersebut, Susi mendapatkan banyak respon dari warganet lainnya, diantaranya 1.198 retweets, 253 quote tweets, serta 4.539 likes tercatat pada cuitan Susi

Namun, cibiran dan bullyan tidak dianggap penting oleh Puan Maharani bahkan ia tetap bekerja dan bertemu dengan para petani. 

Tak hanya itu, dalam kunjungannya itu Puan memberikan bantuan bagi Kelompok Petani (Poktan) Sendangmulyo berupa 20 hand tractor, 20 pompa air, 1.000 bibit, dan 100 paket sembako bagi para petani setempat.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »