Islam Menghargai Pemimpin Perempuan di Berbagai Bidang

BENTENGSUMBAR.COM - Salah satu hal yang seringkali menjadi penghambat perempuan menjadi pemimpin adalah narasi yang menganggap kalau sebaik-baiknya pemimpin adalah laki-laki. Padahal pada prakteknya tidak melulu seperti itu. 

Baru-baru ini, Cakra Wikara Indonesia (CWI) melakukan penelitian yang menyebutkan kalau  perempuan seharusnya mengeluarkan energi ekstra untuk meyakinkan para tokoh agama saat mereka hendak menjadi pemimpin. 

Dalam Islam sendiri, terlebih jika melihat histori pada zaman dulu, ada banyak pemimpin dari kalangan perempuan. Kepemimpinan perempuan sendiri sesungguhnya memiliki peranan penting di dalam sejarah perkembangan Islam. Apakah itu? 

Para pemimpin perempuan diketahui memiliki mental baja. Hal ini lantaran mereka harus bertahan di tengah lingkungan yang sangat patriarki, yang mana kerap menempatkan perempuan sebagai manusia hina yang tak ada nilai dan harganya.

Perlu diketahui kalau berdasarkan sejarah Islam, pemimpin perempuan justru hadir dalam berbagai bidang, mulai dari perekonomian, pendidikan, dan lain sebagainya. 

Indonesia juga banyak memiliki pemimpin perempuan yang sedang berkembang. Siapa aja? Berikut ulasan lengkapnya:

Tri Rismaharini 

Pada akhir 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menunjuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial. Perempuan kelahiran m Kediri, 20 November 1961, ini sebelumnya  menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode.

Sepanjang sejarah, Risma bisa dibilang adalah perempuan pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya yakni pada periode 2010-2015 dan periode 2015-2020.

Selama memimpin Surabaya, Risma tercatat pernah meraih beberapa penghargaan bergengsi, yakni memboyong penghargaan Adipura selama empat kali berturut-turut, tepatnya pada 2011, 2012, 2013, dan 2014 untuk kategori Kota Metropolitan.

Tak hanya itu saja, di tangan Risma, dia juga berhasil menjadikan Kota Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada 2012 versi Citynet. Predikat tersebut diberikan atas keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.

Khofifah Indar Parawansa

Khofifah Indar Parawansa adalah Gubernur Jawa Timur periode saat ini. Sebelumnya, Khofifah mengemban tugas sebagai Menteri Sosial RI dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Khofifah pernah menceritakan cerita masa kecilnya. Dia mengungkapkan kalau dirinya besar di perkampungan Jemursari, Surabaya. Ketika kecil, Khofifah rupanya pernah berjualan es lilin. Hal ini dia lakukan untuk membantu perekonomian keluarganya yang saat itu bisa dibilang kekurangan.

Saat dewasa, Khofifah memutuskan untuk menempuh pendidikan politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair). Tapi, selain itu, dia juga  belajar Ilmu Komunikasi dan Agama di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Surabaya.

Semasa duduk di bangku sekolah, usut punya usut, Khofifah rupanya cukup aktif berorganisasi. Dia pernah menjadi Ketua Osis semasa SMA sampai menjadi Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Ketika masa kuliah, Khofifah juga sempat menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya pada tahun 1986. 

Dia sendiri diketahui memulai karier politiknya saat masih muda yakni 27 tahun. Kala itu, Khofifah menjadi anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Puan Maharani 

Puan Maharani adalah perempuan pertama yang menempati posisi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Sebelum putri Megawati Soekarno Putri itu sampai di posisinya yang sekarang, Puan rupanya sudah banyak melakukan hal berarti dalam  kariernya.

Perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973 silam ini pernah menempuh pendidikannya di Perguruan Cikini. Lalu, pada 1991, Puan berhasil menamatkan sekolah dan menempuh pendidikan tinggi di Fakultas FISIP, Jurusan Komunikasi Massa, Universitas Indonesia.

Saat berkuliah, Puan m sempat magang sebagai jurnalis di majalah Forum Keadilan. Kesempatan tersebut kemudian dijadikan Puan untuk mengaplikasikan keilmuannya. Dia lalu turut terlibat dalam proses interview, penulisan, sampai percetakan majalah.

Walaupun terlahir sebagai cucu Bung Karno, Puan tidak langsung memilih terjun ke dunia politik, akan tetapi dia turut menyaksikan bagaimana perjuangan kedua orang tuanya, Megawati Soekarno Putri dan Taufik Kemas ketika menghadapi berbagai peristiwa politik yang terjadi. 

Pada 2006 lalu, Puan akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Dia lalu menjadi anggota Dewan Pimpinan Pusat KNPI. Satu tahun berlalu, Puan kemudian diangkat menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan untuk Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat.

Posisi tersebut diambil Puan karena dia  teringat akan pesan yang disampaikan sang ayah untuk jangan takut masuk pemerintahan. Sebab mata almarhum ayahnya, jika kita ingin melakukan perubahan, seseorang harus berada di pemerintah yang mana menjadi salah satu  terbesar yang paling berpengaruh.

Walaupun banyak orang menganggap dia memiliki privilege sebagai keluarga proklamator, akan tetapi Puan tetap harus tetap merangkak dari bawah untuk bisa menjadi seorang politisi seperti posisi yang didapatnya saat ini.

Sepanjang karier politiknya, dia tercatat pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat KNPI, Ketua DPP PDI Perjuangan untuk Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat, sampai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 

Setelah sukses menjalankan semua kiprahnya di bidang politik dengan sangat baik, Puan Maharani lalu berhasil menduduki kursi Ketua DPR pada 2019. Dia  berhasil meraih perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah Pemilu legislatif secara langsung, yakni sebanyak 404.034 suara. 

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »