Perempuan, Puan Maharani, dan Dunia

BENTENGSUMBAR.COM - Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak kontribusi Tanah Air terhadap dunia bahkan Indonesia kerap menjadi negara yang memberikan pendapat untuk kesejahteraan masyarakat dunia. 

Seperti halnya yang dilakukan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam dalam Fifth World Conference of Speakers of Parliament (5WCSP) di Wina, Austria.

Puan dinilai akan memperkuat diplomasi pemerintah. Terutama mengenai vaksin Covid-19, isu besar yang dibawa Puan dalam pertemuan para ketua parlemen dunia itu.

“Diplomasi parlemen sebagai salah satu fungsi DPR RI yang dilakukan Puan di Austria melapisi fungsi diplomasi vaksin pemerintah,” kata Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah, Robi Sugara.

Selain itu, apa yang disampaikan Puan dalam forum-forum di 5WCSP disebut sebagai upaya memperkuat politik luar negeri atau diplomasi Indonesia. Peran diplomasi parlemen melalui forum internasional itu, kata Robi, untuk meningkatkan kerja sama atau hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat.

“Ketua DPR memainkan politik kenegaraan terhadap negara-negara produsen vaksin Covid-19 melalui jalur parlemen dengan menyuarakan isu keadilan vaksin. Itu bentuk perjuangan agar pemerintah bisa memperoleh tambahan stok vaksin yang diperuntukkan bagi rakyat Indonesia,” tuturnya.

Robi mengingatkan pentingnya peran parlemen dalam sebuah negara. Pasalnya, di negara demokrasi, parlemen sebagai legislatif menentukan arah kebijakan eksekutif atau pemerintah.

“Pendekatan langsung Puan kepada ketua parlemen negara produsen vaksin akan membawa keuntungan karena ketua parlemen itu bisa mendorong pemerintah negaranya menyalurkan vaksin ke Indonesia,” sebut Robi.

Di sisi lain, Puan dinilai bisa mengangkat citra Indonesia di luar negeri. Robi menggarisbawahi bagaimana perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut menyampaikan keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 Indonesia dalam beberapa kesempatan di Austria, baik saat menjadi pembicara dalam sejumlah forum di 5WCSP maupun ketika melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa ketua parlemen negara lain.

Robi meyakini, diplomasi Puan memiliki dua nilai yang menjadi kekuatan Indonesia. Pertama, Puan adalah cucu dari Soekarno, presiden pertama sekaligus founding father Indonesia. Kedua, Puan adalah perempuan yang menjadi pemimpin nasional dalam parlemen di Indonesia, yang tidak terjadi di negara-negara muslim mayoritas di dunia.

"Sebagaimana diketahui posisi parlemen dalam negara demokrasi sangat penting dalam menentukan arah kebijakan jalannya roda-roda pemerintahan," jelas Direktur Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) ini.

Di samping itu, Robi memuji Puan yang mengangkat isu perempuan seperti pentingnya penguatan sistem dan pembangunan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif, terutama bagi kaum perempuan dan penyandang disabilitas dalam merespons krisis sosial dan hilangnya pekerjaan akibat pandemi COVID-19.

"Isu perempuan ini selalu dicantumkan oleh Puan dalam setiap lawatannya ke luar negeri," puji Robi.

Diketahui, Puan menghadiri P20 yang diselenggarakan pada 7-8 Oktober 2021 lalu. Pertemuan parlemen negara-negara G20 itu penting diikuti sebagai persiapan Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Parlemen Negara G20 (P20) pada 2022 mendatang.

"Sebagai salah satu implikasi presidensi Indonesia dalam G20 bagi parlemen adalah DPR akan menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan Parlemen Negara G20 atau P20 di tahun 2022 mendatang," kata Sekjen DPR Indra Iskandar.

Indra mengatakan, forum ini merupakan pertemuan eksklusif karena hanya dihadiri ketua-ketua parlemen negara-negara ekonomi terbesar dunia.

"Perlu dilakukan pendekatan dengan para anggota P20 agar mereka semua dapat hadir dengan tingkat representasi tertinggi pada pertemuan P20 di Indonesia tahun depan," ujarnya.

Sebagai informasi, Puan akan menyampaikan pendapat pada tiga sesi. Beberapa isu yang akan disampaikan oleh perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu, yakni upaya kerja sama, kolaborasi, dan koordinasi dalam menghadapi tantangan global.

Dalam pertemuan yang dihadiri para Ketua Parlemen negara-negara anggota G20, Indonesia mendapat giliran menyampaikan pendapat pada sesi pertama.

“Pandemi telah menyebabkan krisis kemanusiaan. Di 2020 tercatat 255 juta orang kehilangan pekerjaan dan 124 juta orang kembali ke kemiskinan,” kata Puan saat menyampaikan pendapat di forum P20. Ia menekankan ada beberapa hal yang P20 dapat lakukan guna mengangkat beban sosial dan menciptakan pekerjaan.

Pertama, kata Puan, dengan memperkuat laju pemulihan pandemi dan mempercepat vaksinasi global.

“Penanganan kesehatan adalah kunci pemulihan. Dunia memerlukan rencana global mengakhiri pandemi, termasuk global vaccination road map untuk mencapai distribusi vaksin secara adil dan merata,” ucapnya.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »