BENTENGSUMBAR.COM - Mantan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan menyebutkan ancaman kelompok radikal dan intoleran kini semakin nyata dan mengganggu keutuhan bangsa. Dia pun tidak akan mentolelir setiap radikalisme yang berkembang.
Anton yang juga menjabat Dewan Pembina Solidaritas aksi Masyarakat Militan Anti Intoleransi dan Radikalisme (SAMMARI) menegaskan bahwa pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam upaya menghadapi ancaman disintegrasi demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).
"Siapa pun yang mengganggu NKRI, akan berhadapan dengan kami," tegas Anton dalam keterangan resminya, Rabu (23/2/2022).
Menurut Anton, dia dan rekan-rekannya di SAMMARI kini melihat ancaman yang semakin nyata terhadap keutuhan bangsa, yakni gerakan-gerakan dari kelompok yang bebasis pada paham radikalisme dan intoleransi.
"Ancamannya makin nyata, mereka adalah kelompok-kelompok yang berpaham radikal dan intoleran," sebutnya.
Bahkan, menurut Anton, berbagai kegaduhan yang terjadi di media sosial (medsos) dan banyak diberitakan media massa belakangan ini juga merupakan ulah kelompok tersebut.
"Ada yang ingin mengulingkan Pak Jokowi sebagai pemerintah sah, ada yang ingin mendirikan khilafah, macam-macam lah," ujarnya.
Oleh karenanya, Anton mengingatkan kelompok yang kerap membuat gaduh tersebut segera insyaf dan menghentikan upaya-upaya menggiring masyarakat ke dalam pertikaian dan perpecahan.
Jika tidak, kata Anton, semua kelompok nasionalis yang tergabung dalam SAMMARI akan bergerak.
"Perlu diingat, masih banyak rakyat yang benar-benar cinta NKRI," kata Anton lagi.
SAMMARI, tambah Anton, tak akan membiarkan Tanah Air dijadikan tempat bernaung orang-orang radikal dan intoleran, apalagi sampai dikuasai.
Salah seorang tokoh SAMMARI, Budi Hermansyah mengungkapkan, sejatinya, dia dan rekan-rekannnya akan menggelar apel nasional yang melibatkan ribuan orang dari berbagai elemen bangsa di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
"Aksi ini bertujuan untuk unjuk kekuatan dan melakukan gerakan moral mengajak masyarakat agar sadar akan pentingnya melawan kelompok-kelompok radikal dan intoleran demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.
Namun, lanjut Budi, pihaknya menghargai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kini sedang dilaksanakan pemerintah.
Atas pertimbangan itu, Apel Nasional Bandung Lautan Iket, Bandung Lautan Pangsi, hingga Bandung Lautan Santri diundur sampai pemerintah mencabut aturan PPKM.
"Tadinya akan ada 10.000 orang yang hadir, baik dari kalangan agama, kalangan budayawan, akademisi, hingga masyarakat umum," kata Budi yang juga ketua panitia apel nasional itu.
Terlepas dari itu, Budi menegaskan, pengunduran waktu pelaksanaan apel nasional tak akan mengendurkan semangat SAMMARI dan semua elemen bangsa untuk tetap berjuang melawan kelompok-kelompok radikal dan intoleran.
Mantan Panglima Besar Negara Islam Indonesia (NII), Abu Yaser menambahkan, dirinya beserta seluruh anggotanya yang sudah kembali ke pangkuan NKRI siap menjadi pejuang di garda terdepan dalam membela Pancasila dan NKRI dari rongrongan kelompok radikal dan intoleran. (iNews)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »