Rektor ITK Sebut Jilbab Penutup Kepala Manusia Gurun, Rizal Ramli: Kelakuan Mirip Buzzer, Dunia Akademik Dirusak...

BENTENGSUMBAR.COM – Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli turut menanggapi hebohnya pernyataan rasis rektot Institut Teknologi Kalimantan atau ITK, Profesor Budi Santosa Puwokartiko yang menyebut jilbab sebagai penutup kepala ala manusia gurun.

Rizal Ramli mengatakan bahwa sudah terlalu banyak yang rusak karena dunia akademik saat ini dirusak dengan penunjukan-penunjukan politik oleh orang yang tidak mengerti tradisi akademik.

Salah satunya adalah penunjukan rektor yang kini dilakukan oleh presiden bukan dipilih oleh senat guru besar.

Dia berharap saat Jokowi sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden, rektor bisa kembali dipilih Senat Guru Besar.
Rizal Ramli sebut dunia akademik dirusak penunjukkan-penunjukan politik

”Terlalu banyak yg rusak. Dunia akademik dirusak dgn penunjukkan2 politik oleh orang yg tidak ngerti tradisi akademik. Jokowi tidak lagi Presiden, Rektor kembali dipilih Senat Guru Besar.

Bahkan Rizal Ramli menyebut ada rektor yang bergelar profesor tetapi kelakukannya mirip buzzer. ”GELAR PROFESOR, JABATAN REKTOR | KELAKUAN MIRIP BUZZER,” kata Rizal Ramli seperti yang dikutip Hops.ID dari akun Twitternya @RamliRizal pada Minggu 1 Mei 2022.

Selain itu, Rizal Ramli menyebut adanya motif dari para politisi yang melakukan penunjukan rektor oleh presiden yang tak mengerti dunia akademik.

Yakni, niatnya bukan untuk mendorong tradisi unggul, tapi sekedar kontrol via birokratisasi kampus.

Penunjukan rektor oleh presiden agar bisa kontrol via birokrasi kampus

“Motif dari politisi2 picisan ini sederhana: kontrol/jinakkan dunia akademik dengan penunjukan Rektor oleh Presiden yg ora ngerti dunia akademik ????????. Niatnya bukan untuk mendorong tradisi unggul, tapi sekedar kontrol via birokratisasi kampus !,” tulisnya kembali.

Sebelumnya Rektor ITK, Prof. Budi Santoso Puwokartiko sempat membuat hebohkan jagad media sosial. Dia menuliskan status di media sosial yang dinilai banyak pihak bermuatan suku, agama, ras dan antar golongan SARA pada 27 April 2022 lalu.

Prof. Budi mengungkap komentar pribadinya terkait wawancara yang dilakukannya pada program seleksi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek dalam seleksi seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dibawahi Kementerian Keuangan.

“Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa,” tulis Prof Budi Santosa.

Viral rektor ITK Profesor Budi mengeluarkan pernyataan bermuatan SARA

Prof Budi mengatakan para mahasiswa yang mengikuti program beasiswa itu banyak membicarakan hal-hal yang ‘membumi’.

“Mereka berbicara tentang hal yang membumi. Apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya,” tuturnya.

Prof Budi pun mengungkapkan para mahasiswa diwaeancaranya itu sama sekali tak pernah mengucap kata-kata yang lazim diucapkan umat Muslim. “Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit Inshaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dsb,” ungkapnya.

Selain itu, dari 16 mahasiswa yang ia wawancara 14 di antaranya adalah wanita. “Dari 14, ada 2 tidak hadir. Kedua belas mahasiswi muslimah yang ia wawancara itu tak satupun yang mengenakan jilbab.

“Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancara, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun (jilbab),” ujarnya.

Sumber: HopsID

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »