Pakar Kuliner UGM: Daging Babi Memang Cocok Diolah Jadi Rendang

BENTENGSUMBAR.COM - Pakar Kuliner dari Universitas Gadjah Mada, Dwi Larasatie Nur Fibri, mengatakan bahwa karakter daging babi sebenarnya cocok untuk diolah menjadi rendang.

Teknik memasak rendang yang membutuhkan durasi lama, yakni antara 4 sampai 5 jam, cocok untuk memasak daging babi yang di dalamnya lebih banyak mengandung bakteri dan parasit.

“Sehingga teknik rendang ini, memasak dalam waktu yang lama, sebenarnya cocok saja untuk masak babi,” Dwi Larasatie saat dihubungi, Sabtu (11/6).

Karena dimasak dalam waktu yang lama, maka bakteri dan parasit yang ada di dalam daging babi akan mati sehingga tidak berbahaya ketika dimakan. 

Rendang sendiri sebenarnya bukanlah nama suatu jenis makanan, namun lebih ke metode memasak menggunakan suhu rendah dalam waktu lama.

“Selama proses pemasakan rendang, bakteri dan parasit di dalam daging babi akan mati,” lanjutnya.

Dwi Larasatie juga mengatakan seharusnya sah-sah saja seseorang membuat restoran masakan padang berbahan baku daging babi. 

Asalkan dia memberikan keterangan secara gamblang di restorannya bahwa bahan yang dipakai adalah daging babi.

Misalnya di restoran atau media sosialnya terpampang keterangan non-halal atau babi, sehingga orang yang makan di sana tidak akan merasa dijebak dan menjadi masalah.

“Mungkin mereka mau melayani segmen orang yang mengonsumsi babi, kalau mereka mau menjadikan rendang kan boleh dong? Masa enggak boleh,” ujarnya.

Sebelumnya, sebuah restoran padang bernama ‘Babiambo’ jadi perbincangan masyarakat luas, khususnya di media sosial. 

Sebab, restoran padang itu menggunakan daging babi sebagai bahan baku utama masakan rendang.

Hal itu dianggap meresahkan masyarakat Minang karena selama ini restoran padang selalu menyajikan masakan-masakan yang dibuat dengan bahan-bahan halal.

Tak hanya viral dan memicu perdebatan di media sosial, pemilik Babiambo, Sergio, sampai dipanggil oleh kepolisian sektor (Polsek) Kelapa Gading untuk diperiksa. 

Tak hanya oleh kepolisian, Sergio juga telah dipanggil oleh pihak kelurahan, kecamatan, hingga Dinas Perindustrian Perdagangan DKI karena restoran padang non-halalnya yang sebenarnya sudah lama tidak beroperasi itu.

Kabar terbaru, Sergio meminta maaf kepada masyarakat karena usahanya telah membuat keributan. 

Dia menekankan, bahwa restoran padang non-halal itu murni sebuah percobaan usaha dan sama sekali tidak ada maksud menyinggung atau menghina pihak manapun.

“Ini pure hanya saya mencoba usaha. Jadi, bukan maksud saya buat menghina siapapun,” kata Sergio seperti dikutip dari Kumparan, Jumat (10/6).

Sumber: Kumparan

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »