Kunjungan Jokowi ke Beijing Jadi Sorotan Najib Razak: Pria Itu Patut Dicontoh

BENTENGSUMBAR.COM - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Beijing, China membuat mantan Perdana Menteri Malaysia M Najib Razak lontarkan pujian.

Menurut Najib, lawatan Presiden Ketujuh RI itu ke Beijing merupakan diplomasi yang patut dicontoh.

Najib menyampaikan itu melalui akunnya di Facebook. 

Politikus Barisan Nasional tersebut juga memajang screenshot reportase bertitel ‘China mahu tingkatkan import minyak sawit dari Indonesia’ yang ditayangkan Kantor Berita Bernama.

Berita itu memajang foto Presiden Jokowi berpose bareng Perdana Menteri Tiongkok Le Keqiang pada pertemuan di Beijing, Selasa (26/7).

Najib menegaskan Tiongkok merupakan rekan dagang terbesar dan utama bagi Malaysia. 

Negeri tetangga Indonesia itu juga menerima manfaat dalam hal sawit, infrastruktur, ekonomi digital, dan berbagai investasi dari Tiongkok.

“Sebagaimana Indonesia hari ini,” ujar Najib.

PM Malaysia yang memegang tampuk pemerintahan pada periode 3 April 2009 – 10 Mai 2018 itu menegaskan para menterinya yang berkunjung ke luar negeri selalu dibekali key perfomance indicators (KPI).  

Najib menegaskan Malaysia selama pemerintahannya memiliki hubungan baik dengan negara lain. 

Namun, Pakatan Harapan menuduh Najib saat menjadi PM Malaysia telah menjual negaranya kepada Tiongkok. 

Najib pun membalas dengan menuding Pakatan Harapan yang kini memegang tampuk pemerintahan Malaysia berkinerja buruk. 

“Hubungan baik yang kita bina dahulu dengan negara luar, habis dimusnahkan mereka,” tuturnya.

Menurut Najib, para pemimpin di negara tetangga Malaysia mengambil langkah proaktif dalam hal perdagangan dan investasi.

“…lantas menjadikan negara-negara jiran kita di hadapan berbanding kita dari segi ekonomi,” ujarnya.

Unggahan Najib itu dinilai sebagai upaya membela diri dari tudingan soal kedekatannya dengan Tiongkok. 

Najib disebut-sebut akan kembali ke politik dengan memoles citranya yang terpuruk gara-gara skandal 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).

Pengamat politik Oh Ei Sun menyebut pernyataan Najib itu sebagai upaya mencetak poin politis. 

Menurut Oh, penyebutan KPI itu ditujukan kepada PM Malaysia Ismail Sabri dan Menteri Senior Azmin Ali yang baru-baru ini melawat ke mancanegara.

“Tidak cukup memberikan hasil substantif bagi negara,” ujar Oh yang pernah menjadi penasihat politik Najib itu. 

Sumber: Wartaekonomi

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »