Menakar Peluang Duet Andika Perkasa - Puan Maharani di Pilpres 2024

BENTENGSUMBAR.COM - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Ketua DPR Puan Maharani dinilai berpeluang menjadi salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024. 

Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono sebagai penggantinya. 

Komisi I DPR pun telah menyetujui pengangkatan Yudo Margono sebagai Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa. 

Andika Perkasa merupakan salah satu tokoh yang namanya acapkali masuk bursa kandidat Pilpres 2024. 

Misalnya hasil survei Lembaga KedaiKOPI pada 16–24 November 2021 menunjukkan bahwa elektabilitas Jenderal Andika masuk 2 besar kandidat menjadi calon wakil presiden (cawapres) 2024 dengan 12,3 persen. 

Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto A Wibowo mengatakan keterpilihan Jenderal Andika di nomor dua ini jika Presiden yang dipilih adalah Prabowo Subianto.

Selain itu, nama Andika Perkasa berada di urutan keempat kandidat Pilpres 2024 versi survei Indonesia Network Election Survey (INES) pada 13-28 April 2022 dengan 7,1%.

Kemudian, nama Andika Perkasa di posisi ketujuh dalam bursa capres 2024 versi survei lembaga Parameter Politik dan Politika Research dan Consulting yang diumumkan pada Maret 2022 dengan skor 6,69.

Selanjutnya, pada survei yang dilakukan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 15-21 September 2021 dengan metode wawancara langsung atau tatap muka, Andika Perkasa di urutan ke-13 capres 2024 dengan 1,0%.

Tak hanya itu, Jenderal Andika Perkasa juga masuk dalam salah satu dari 10 tokoh paling berpengaruh dalam pemerintahan Presiden Jokowi berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bekerja sama dengan Indonesian Publik Institute (IPI), dan Indonesian Club (IC).

Menanggapi sejumlah hasil survei yang menempatkan dirinya sebagai salah satu kandidat bakal cawapres potensial di Pilpres 2024, Andika Perkasa mengaku masih tetap fokus dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya saat ini hingga menjelang masa pensiun nanti.

"Nanti (dibicarakan) setelah pensiun ya. Kita pasti akan ketemu lagi, tenang," kata Andika saat ditemui di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (1/12/2022). 

Andika mengaku akan tetap produktif dengan segala aktivitas. 

Bahkan, pria kelahiran Bandung, 21 Desember 1964 ini mengaku enggan untuk beristirahat setelah memasuki masa pensiun nanti. 

"Harus tetap produktif kan kita masih muda. Saya ingin terus produktif. Soal apa yang akan saya lakukan ya nanti saja setelah saya pensiun. Pokoknya dalam hal bekerja, kita enggak boleh istirahat. Sayang,” pungkas lulusan Akademi Militer (Akmil) pada 1987 itu. 

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan bahwa Andika Perkasa cenderung dan berpotensi turun ke gelanggang politik praktis 2024. 

"Sebab, DNA politik Andika ada dan berpotensi menjadi kuda hitam untuk cawapres. Sejauh ini, cawapres yang menjadi perebutan," kata Pangi kepada SINDOnews, Selasa (6/12/2022).

Pangi berpendapat, selain Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Khofifah Indar Parawansa, dan Ridwan Kamil, Andika Perkasa tetap punya kans dan peluang diusung menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo. 

"Apalagi, Andika masih menjabat Panglima TNI saja, sudah dilirik Nasdem masuk 3 besar kandidat nominasi capres pilihan nasdem setelah Ganjar dan Anies," ungkapnya. 

Dia juga meyakini pemeliharaan elektabilitas Andika Perkasa makin terbentuk dan moncer jika menjabat menteri setelah pensiun nanti. 

Jika Andika Perkasa dipasangkan dengan Puan Maharani, Pangi menilai tetap ideal. 

"Militer - sipil hasil survei kita termasuk pasangan yang mantap. Dalam simulasi kita, Puan - Andika memang enggak terlalu ngangkat, tapi kalau simulasinya dibalik, Andika-Puan, ada kemungkinan terjadi geliat elektoral yang cukup potensial dan diperhitungkan," tutur Pangi.

Lebih lanjut dia mengatakan, peta politik kemungkinan masih bisa berubah kalau Puan Maharani menjadi cawapres, dan Andika Perkasa sebagai capresnya. 

Hal senada juga dikatakan oleh Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie. 

"Saya kira Puan punya peluang berpasangan dengan Andika. Apalagi Andika sosok militer yang cerdas dan disegani. Jika keduanya bersanding, maka duet female-male. Ini lagi ditunggu publik," kata Jerry Massie kepada SINDOnews, Selasa.

Jerry mengatakan, kelebihan Puan Maharani adalah memiliki partai atau PDI Perjuangan yang tanpa koalisi pun bisa menjadi calon presiden. 

Di sisi lain, kata dia, Andika punya potensi besar selain cerdas, juga tipikal yang layak diperhitungkan. 

"Ini perpaduan politisi-militer TNI. Jadi untuk Indonesia aman, maka Andika pilihan yang tepat. Memang keduanya jarang masuk dalam survei, tapi barangkali akan ada lembaga yang akan menyurvei kedua pasangan ini," imbuhnya.

Adapun keuntungannya, dia mengatakan bahwa Andika Perkasa akan didukung oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono. Andika merupakan menantu Hendropriyono. 

"Dari sisi finansial, maka Andika cukup untuk bertarung di Pilpres," pungkasnya. 

Sementara itu, Pengamat Politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai duet Puan - Andika cukup positif jika dilihat dari beberapa aspek.

"Keduanya boleh dibilang sebagai pasangan serasi karena perpaduan antara laki-laki dan perempuan, latar belakang sipil - militer," kata Karyono Wibowo kepada SINDOnews. 

Selain itu, kata Karyono, pasangan tersebut juga merepresentasikan kekuatan nasionalis. 

"Dari sisi pengalaman dan kompetensi, kedua figur tersebut sudah memiliki rekam jejak (track record) yang memadai," imbuhnya. 

Dia mengatakan, karier Puan cukup lengkap, baik di pemerintahan, parlemen, dan pelbagai organisasi. 

"Begitu pula sosok Andika memiliki rekam jejak prestasi dan karier di militer hingga posisi paling puncak yaitu sebagai panglima TNI, jabatan paling tinggi di TNI," jelasnya.

Namun demikian, kata dia, pasangan Puan - Andika tentu ada plus minusnya. 

Dia menuturkan, elektabilitas kedua figur tersebut masih rendah. Sementara itu, waktu pelaksanaan pemilu serentak tidak lama lagi. 

"Sedangkan mereka butuh waktu yang cukup untuk mengerek popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas," ucap Karyono.

Menurut dia, rendahnya elektabilitas pasangan ini membuat mereka membutuhkan banyak instrumen untuk meningkatkan dukungan suara. Sementara, kompetitornya sudah jauh meninggalkan mereka.

"Meskipun demikian, dalam pertarungan politik tidak dikenal kondisi statis seperti rumus dalam matematik 1 + 1 = 2, melainkan sangat dinamis. Sehingga masih terbuka peluang bagi Puan - Andika untuk mengejar ketertinggalan ketertinggalan, asalkan ada momentum yang bisa membuat mereka mendapatkan dukungan rakyat," katanya. 

Selain itu, lanjut dia, strategi pemenangan berbasis riset, strategi komunikasi (strakom) dan personal branding, manajemen isu yang tepat akurat. 

"Perumusan visi misi serta program unggulan yang menarik perhatian publik dan mampu menjawab tantangan bangsa secara riil menjadi kebutuhan penting pasangan Puan-Andika," pungkasnya. 

Sumber: SINDOnews

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »