Menuju Muswil Muhammadiyah Sumatera Barat ke 42

PENUTUPAN Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke-48 dilaksanakan malam Ahad (20/11) bertempat di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan menghadirkan sejumlah tokoh bangsa di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin.

Kehadiran para pemimpin tersebut adalah sebagai bentuk eksistensi Muhammadiyah sebagai mitra Pemerintah. Sebagai mitra dari pemerintah Muhammadiyah akan tetap membangun ummat dan bangsa dalam kontek berkemajuan.

Melihat dari hasil Muktamar ada lima poin berikut ini:

1.  Pusat Muhammadiyah periode 2022 – 2027

2. Menerima Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015–2022 dengan beberapa catatan.

3. Mengesahkan Rancangan Program Muhammadiyah Periode 2022–2027 menjadi Program Muhammadiyah Periode 2022–2027

4. Risalah Islam Berkemajuan

5. Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsan, dan Kemanusiaan Global

Lima poin keputusan ini menjadi pegangan dan acuan kepemimpinan dan gerak organisasi Muhammadiyah lima tahun ke depan. 

Proses muktamar menjadi perhatian publik dan memberikan penilaian tersendiri.

Bahkan, Dahlan iskan menyebut hebat dalam pemilihan ketua Umum kemarin. 

"Sistem Pemilu di Muhammadiyah semakin teruji –baiknya. Kemarin sore Muktamar Muhammadiyah ke 48 itu pun bisa berakhir seperti biasanya: sangat damai. Tidak ada kubu-kubuan. Tidak ada tim sukses. Tidak ada kampanye terselubung," katanya dikutip dari portal disway.id. 

Sementara itu, dikutip dari website resmi Muhammadiyah, kesuksesan gelaran Muktamar tidak hanya dirasakan oleh anggota, peserta, dan penggembira Muktamar, tetapi juga membekas bagi sekian wartawan yang hadir.

Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke 48, bukan hanya menghasilkan gagasan-gagasan cerdas serta program kerja yang progresif untuk kemaslahatan dan kemajuan persyarikatan, rakyat Indonesia secara umum, tetapi juga telah menampilkan teladan terbaik dalam praktik berdemokrasi.

Didengar dari mardanius salah seorang pengembara Muktamar Muhammadiyah dari cabang Pauh kota Padang  nyaris tidak ada kesan negatif dari perhelatan limat tahunan dari Muhammadiyah di solo tersebut.

Luar biasa semua warga solo melayani dengan tulus dan semangat bagi Muktamirin 
Kelanjutan dari muktamar tentu akan ada musyawarah wilayah (muswil ) Muhammadiyah ke 42.

Muhammadiyah Sumbar akan Gelar Muswil ke-42 pada 23-25 Desember 2022.

Muhammadiyah Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-42 di Universitas Muhammadiyah Sumbar, pada 23 hingga 25 Desember 2022.

Agenda lima tahunan warga Muhammadiyah Sumbar itu diagendakan akan dibuka langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Sabtu (24/12/2022). Pembukaan Muswil akan dihelat di lapangan UM Sumbar.

Sebanyak 39 orang calon sementara akan dibawa ke Muswil untuk dipilih 13 orang pada 25 Desember. “Yang 39 orang sudah dipilih dalam arena muspim lalu,” ujar Nurman Agus. (RI)

Proses muktamar yang sejuk dan penuh suasa musyawarah mufakat adalah gambaran dari fisolofis Minang ":bulek aia kanpanbuluh bulek kato Jo mufakat, sadancing bak basi saciok bak ayam.

Filosofi ini lah mungkin Muhammadiyah lahir di Yogya besar di sumatera. Paham Muhammadiyah mulai tumbuh di Sumatra Barat pada tanggal 29 Mei 1925, yaitu di daerah Maninjau, Sungai Batang. 

Paham ini diprakarsai oleh Syekh Abdul Karim Amrullah atau lebih populer dengan nama H. Rasul dan Inyik Deer ketika dirinya melihat pesatnya perkembangan Muhammadiyah di Pekalongan.
Muhammadiyah di Sumatera Barat adalah sejarah nan meliputi kegiatan  pangaruah organisasi ini dalam kahidupan masyarakat Sumatera Barat. 

Di Indonesia, Sumatera Barat terkenal  sebagai basis utama Muhammadiyah bahkan malahirkan banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah di tingkat nasional. 

Bagi Muhammadiyah, daerah ini dianggap penting karena dari sinilah Muhammadiyah berkembang hingga punya banyak cabang di Indonesia.

Poster Kongres Muhammadiyah di Bukittinggi, 14-21 Maret 1930 
Paham Muhammadiyah barasal dari Yogyakarta, kemudian dibawa ke Minangkabau oleh Sutan Mansur dan Haji Rasul. Pada 29 Mei 1925, keduanya membuka cabang Muhammadiyah di Nagari Sungai Batang, Maninjau nan manjadi cabang Muhammadiyah patama di lua Jawa.

Waktu itu, Haji Rasul alah mambuek parkumpulan banamo Sendi Aman Tiang Selamat. Haji Rasul merasa tujuan berkumpulnya kesesuaian dengan misi Muhammadiyah, dia merubah dan malebur namo Sendi Aman Tiang Selamat manjadi Muhammadiyah, tempatnya pada tangga 29 Mei 1925. Muhammadiyah di Sungai Batang dicatat sabagai cabang Muhammadiyah patamo di luar Pulau Jawa.

Melihat hal tersebut bahwa Muhammadiyah Sumatera Barat akan tetap menjadi contoh dan rujukan secara Nasional.

Setidaknya bisa menjalankan proses muswil ke 42  dengan Susana keluarganya dan kebersamaan.

*Ditulis oleh: Ramlan, Lembaga Sosial Meja Putih Saiyo /Direktur Tiang Putih Institute

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »