Manuver Surya Paloh demi Tiket Capres Anies

BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan jajarannya belakangan sibuk bertemu elite partai politik lain. Teranyar, Surya Paloh menerima jajaran pengurus PKS di kantor DPP NasDem, Jumat (3/2).

Hadir dalam pertemuan kemarin, Sekjen DPP PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman, hingga Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf. Sementara, Surya Paloh didampingi Ketua DPP NasDem Willy Aditya dan Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto.

Sebelumnya, Paloh juga menemui Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di kantor DPP Golkar pada Rabu (1/2). Beberapa waktu lalu, dia juga telah menemui Jokowi.

Tidak hanya itu, bakal calon presiden NasDem Anies Baswedan mendadak menemui Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pada Kamis (2/2), dua hari lalu. Anies turut ditemani tim kecil NasDem, PKS, dan Demokrat.

Petinggi NasDem pun sempat menyambangi Sekretariat Bersama Gerindra-PKB dan bertemu para elitenya.

Komunikasi Politik

Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto mengatakan, pertemuan dengan partai-partai di luar yang sedang dijajaki koalisi merupakan komunikasi politik biasa. 

Meski NasDem sedang melakukan penjajakan dengan Demokrat dan PKS, komunikasi dengan partai politik lain perlu dilakukan.

"Bahwa ada dinamika ini itu bagian, misalnya dipertanyakan 'kok Pak Surya ke Golkar' loh itulah kita, itulah seharusnya partai politik. Harus berkomunikasi dengan siapa pun, kok waketum ke Sekber Gerindra-PKB ya itu kan bagian dari komunikasi politik yang memang seharusnya," ujar Sugeng, Jumat (3/2).

NasDem pun terbuka untuk bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tidak masalah walau PDIP yang memiliki sikap berbeda soal capres.

Menurut Sugeng, pertemuan partai politik itu bukan hanya untuk kepentingan koalisi semata. Tetapi untuk menjaga kondusivitas dan stabilitas politik.

"Justru kita semuanya harus menciptakan kondusivitas bangsa, kaya hari ini tadi, kita tidak membahas misalnya kepentingan koalisi semata, kita bahas justru kepentingan bangsa, sehingga bagaimanapun secara solid kita memberi kontribusi lebih bagi stabilitas, misalnya apa, dalam berdiskursus kita sepakati menghindari hal-hal yang sifatnya menegasi satu sama lain," ujarnya.

NasDem sejauh ini sudah memegang tiket pencapresan untuk Anies. Yaitu koalisi yang mengusung perubahan bersama Demokrat dan PKS. Saat ini tim kecil NasDem, Demokrat dan PKS tinggal menunggu momentum waktu yang tepat deklarasi koalisi mengusung Anies Baswedan.

"Sudah semua, itu kan fungsinya tim kecil, kami yang menyiapkan, tinggal kita cari momentum hari bulan tanggal yang baik aja," ujar Sugeng.

Koalisi NasDem, Demokrat dan PKS ini memang sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden 115 kursi di DPR. NasDem, memiliki 59 kursi, Demokrat 54 kursi dan PKS 50 kursi, sehingga ditotal telah mencapai 163 kursi.

Meski sudah memiliki tiket yang cukup, NasDem terbuka agar mengajak partai politik lain untuk bergabung. Maka komunikasi politik itu terus dilakukan.

"Itulah kenapa kami komunikasi. Tapi tidak menutup komunikasi dengan siapa pun, termasuk tadi apakah dengan PDI. Insyallah kalau memang proses itu akan ke sana, kenapa tidak. Justru kami-kami ini yang di samping Pak Surya harus membuka jalan ke situ. Nggak boleh kita saling menutup diri," jelas Sugeng.

Ingin Tetap Dekat Jokowi

Pengamat politik Ujang Komarudin memandang safari politik Surya Paloh memang tidak lain untuk mengamankan pencalonan Anies. Dia bertemu PKS dan Demokrat agar kursi Anies dapat dipenuhi. Termasuk juga dengan Gerindra-PKB dan Golkar yang sampai saat ini belum juga melakukan deklarasi calon presiden meski sudah membentuk koalisi.

"Jadi dengan PKS dan Demokrat agar bisa mengusung Anies," ujar Ujang.

Menurutnya, Paloh dan NasDem juga belakangan menemui Gerindra-PKB sampai Golkar karena partai pendukung pemerintah terlihat marah kepada NasDem. Sebab, NasDem akrab dengan partai oposisi yaitu Demokrat dan PKS.

"NasDem dianggap dekat dengan PKS Demokrat maka partai koalisi Jokowi marah, maka disambangi juga Golkar sebelumnya Gerindra-PKB, katanya mau datang ke PDIP," kata Ujang.

Hal ini dilakukan NasDem karena ingin tetap dekat dengan Presiden Joko Widodo yang didukungnya sejak periode pertama. Tetapi sikap NasDem itu bertentangan dengan Jokowi yang terlihat akan mendukung calon presiden yang berbeda.

"Saya melihatnya Nasdem ingin tetap bersama dengan Jokowi, dekat dengan Jokowi tapi di saat yang sama juga ingin mengusung Anies tapi ini enggak ketemu dengan Jokowinya," tutup Ujang.

Sumber:  Merdeka.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »