Peran Masyarakat Lokal dalam Usaha Pelestarian Naskah Kuno Paseban dan Peranan Kerajaan Banjar dalam Penulisan Naskah

PENELITIAN ini bertujuan untuk mengetahui peran masyarakat lokal dalam upaya pelestarian naskah Paseban. Penelitian ini menggunakan desain dominan less-dominan, yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. 

Datanya adalah
Pada beberapa tempat di Minangkabau atau melakukan 
observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasilnya, upaya pelestarian naskah yang dilakukan di surau Paseban hanya sebatas kegiatan penyelamatan naskah dan pembersihan naskah dari debu dan kotoran.

Tidak ada kegiatan konservasi khusus terhadap naskah-naskah tersebut, dan kegiatan tersebut cenderung merusak naskah.

Rekomendasinya adalah masyarakat lebih tanggap terhadap keberadaan dan nilai-nilai naskah sehingga kegiatan konservasi bersama dapat dilakukan secara maksimal. 

Selain itu, perhatian khusus dari diperoleh dari lapangan pemerintah untuk menangani manuskrip diperlukan.

Naskah merupakan subuah bentuk peninggalan budaya yang sampai sekarang masih dapat dirasakan keberadaannya. 

Naskah kuno atau manuskrip merupakan dokumen dari berbagai macam jenis yang ditulis dengan tangan tetapi lebih mengkhususkan kepada bentuk yang asli sebelum dicetak (Purnomo, 2010:1).

Barried menyatakan bahwa naskah merupakan semua bentuk tulisan tangan berupa ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa pada masa lampau (Barried, 1985:54).

Pendapat lain menyebutkan bahwa naskah Kuno atau manuskrip adalah dokumen dalam bentuk apapun yang ditulis dengan tangan atau diketik yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak yang berumur 50 tahun lebih (UU Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I Pasal 2).

Perjalanan peradaban manusia pada masa lalu di ranah minang tidak banyak meninggalkan kabar dalam bentuk naskah-naskah tercetak, yang berbeda dari kebudayaan Melayu dan Jawa (Supriadi, 2001). 

Hal ini didukung oleh tradisi lisan yang ada di Minangkabau “kaba babarito” yang mengungkap sesuatu pesan dari mulut ke mulut.

Hanya sebagian kecil pesan yang digambarkan dalam media tercetak atau dalam bahasa tertulis.

Dan menurut Barried )1985 4  naska- Kuno dan Perkembangannya

Naskah-naskah kuno merupakan warisan dari sebuah peradaban manusia yang terakumulasi dari sebuah budaya kehidupan masyarakat masa lalu. 

Selain itu, naskah-naskah kuno mengemban isi yang sangat kaya. 

Kekayaan tersebut dapat ditunjukkan oleh aneka ragam aspek kehidupan yang dikemukakan, seperti maslah sosial, politik, ekonomi, agama,kebudayaan, bahasa, dan sastra. 

Apabila dilihat dari sifat pengungkapannya, naskah-naskah kuno isinya mengacu kepada sifat- sifat historis, didaktis, religius, dan belletri. 

Dan ada juga usaha yang dilakukan untuk melestarikannya yaitu keberadaannya perlu dilestarikan agar keberadaannya terap terjaga dan tidak punah. 

Peran Masyarakat lokal dalam upaya pelestarian Naskah Naskah Kuno tersebut ada   dua cara  dengan melakukan Konservasi dan Restorasi,

Konservasi, adalah seni menjaga sesuatu agar tidak hilang, terbuang, dan rusak atau dihancurkan. 

Konservasi naskah kuno adalah perlindungan, pengawetan dan pemeliharaan naskah kuno atau dengan kata lain menjaga naskah kuno tersebut dalam keadaan selamat atau aman dari segala yang dapat membuatnya hilang, rusak, atau terbuang. 

Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.

Restorasi adalah mengembalikan bentuk naskah menjadi lebih kokoh. Ada teknik-teknik tertentu agar fisik naskah terjaga dan membuatnya kokoh.

Dan peran masyarakat dalam membandingkan naskah kuno dari penjelasannya  ada dua jenis  peran masyarakat  dalam upaya pelestarian ini yaitu secara langsung dan tak langsung.

Dan peranan secara tak langsung Tidak langsung disini berarti masyarakat tersebut tidak terjun langsung menangani kegiatan preservasi arsip, melainkan dia menempuh jalan dengan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya penyelamatan dan pelsetarian naskah-naskah kuno, dan ada juga yang secara langsung

Peranan langsung masyarakat antara lain; menjaga naskah-naskah kuno yang berada di sekitar serta menyerahkan naskah-naskah tersebut ketangan negara untuk tindakan lebih lanjut.

Naskah-naskah tua di Minangkabau yang disebut juga dengan ‘naskah Minangkabau’, merujuk pada naskah yang ditulis dan atau disalin di Minangkabau (Sumatra Barat, minus Mentawai). 

Naskah-naskah itu ditulis dan atau disalin dengan menggunakan aksara Arab-Melayu dan bahasa Melayu Minangkabau.

Peran Masyarakat Lokal dalam Usaha Pelestarian Naskah-Naskah Kuno Paseban

Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa masyarakat lokal dalam hal ini masyarakat di sekitar surau Paseban belum berperan aktif. 

Dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka. Hal ini bisa ditunjukkan dari kenyataan bahwa sebagian besar naskah berada.

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan. Pertama naskah-naskah tua yang terdapat di surau Paseban berjumlah 29 naskah dan berusia lebih dari 100 tahun. 

Kedua, naskah tersebut sebagian besar dalam keadaan rusak dan tidak layak pakai. 

Ketiga, kegiatan yang dilakukan dalam rangka preservasi naskah kuno dilakukan oleh masyarakat lokal, terutama pengurus surau Paseban, kegiatan tersebut masih berupa kegiatan sederhana seperti penyimpanan naskah dilemari kaca, dan pembersihan naskah. 

Keempat, sebagian besar masyarakat masih belum menyadari akan arti penting keberadaan naskah-naskah kuno tersebut, sehingga masyarakat bersikap kurang responsif bahkan cenderung destruktif.

Dan yang membedakannya dengan Peranan Kerajaan Banjar Dalam Penulisan Naskah di Tanah Banjar dan Peran Masyarakat Lokal dalam Usaha Pelestarian Naskah-Naskah Kuno Paseban.

Dalam penulisanya Naskaha tanah banjar lokasinya yaitu di Jawa dan yang berperan penting dalam penulisan ini ialah kerajaan.

Naskah yang berjudul usaha pelestarian Naskah Kuno di Paseban itu merupakan Naskah yang tersebar di daerah Sumatera Barat dan yang berperan penting yaitu Masyarakat.

*Ditulis Oleh: Pinta Nirwana, Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »