TNI Sebut Tak Ada Penambahan Prajurit ke Rempang

BENTENGSUMBAR.COM - Mabes TNI menyebut tidak ada penambahan prajurit yang dikirim ke Rempang, Batam, Kepulauan Riau untuk menangani warga yang menolak direlokasi berujung bentrokan dengan aparat.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI mengatakan Laksamana Muda Julius Widjojono menyebut posisi prajurit yang ada di sana pun hanya membantu tugas polisi.

"Sampai detik ini tidak ada penambahan," kata Julius saat dihubungi, Jumat (15/9).

Ia mengatakan Mabes TNI hanya mengirim tim Polisi Militer untuk mencegah oknum prajurit yang terlibat dalam sengketa kepemilikan tanah di pulau tersebut.

"Danpuspom sudah dari sana, tidak ada anggota yang terlibat," katanya.

Sebelumnya, dalam satu unggahan di media sosial X, terlihat potongan video Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Di dalam video, terlihat tulisan seperti judul berita media online dengan tulisan 'Perintah Tegas Panglima TNI Soal Rempang: Siap Kirimkan Pasukan!'.

Dalam potongan video, Yudo mengucapkan "dari masyarakatnya itu satu orang, miting satu itu kan, umpamanya masyarakat seribu, ya kita keluarkan seribu, satu miting satu kan selesai," kata Yudo.

CNNIndonesia.com menelusuri video tersebut, video lengkap pernyataan Yudo itu diunggah di akun Puspen TNI pada Selasa (12/9).

Secara umum, Yudo menyampaikan poin-poin soal netralitas TNI kepada jajarannya. Dalam satu momen, dibuka sesi tanya jawab.

Dalam sesi itu, Panglima Kodam I/Bukit Barisan (BB), Mayjen Mochammad Hasan sempat menyampaikan kebutuhan pihaknya soal peralatan untuk menangani huru-hara.

Hasan juga menyinggung soal peristiwa demonstrasi di depan Kantor BP Batam beberapa waktu lalu.

"Awalnya mereka sudah membatalkan untuk demonstrasi, mereka jadi melaksanakan demonstrasi karena sudah berkumpul, tapi pemimpin-pemimpinnya itu mereka sudah menyampaikan mereka tidak, jadi tidak ada yang bertanggung jawab dan kemarin yang ditahan ini kurang lebih sekitar 40 orang lebih," kata Hasan.

Ia mengatakan bersama Kepolisian dan BIN, aparat berusaha menjaga situasi tetap kondusif.

"Kami menangani di sana bersama Kepolisian, BIN, itu kami lebih mengutamakan agar situasi tetap kondusif, dan kami mohon bantuan PHH (Penanggulangan Huru Hara) diberikan kepada kami," kata Hasan.

Yudo merespons pernyataan Hasan. Ia mengatakan untuk penanganan demo, prajurit diperintahkan menahan diri.

Namun, menurut Yudo, yang terjadi saat itu adalah aksi anarkis mengarah kepada pidana lantaran massa melempar batu kepada aparat.

"Untuk demo, saya perintahkan untuk menahan diri, tapi kalau saya lihat kemarin demonya seperti itu, itu udah bukan demo lagi, itu udah anarkis. Orang udah diam, diambilkan watu (batu) terus dithutuk, ini kan orang kayak lagi bunuh hewan, pakai batu gede dilemparkan," kata Yudo.

Yudo pun mengatakan bakal melengkapi perlengkapan PHH untuk Kodam Bukit Barisan.

"Kalau emang seperti itu nanti kita berikan, saya tidak memberikan itu karena saya khawatir mindset berubah kembali lagi seperti orde baru. Kita justru di depan membawa tameng dan pentungan, itu kan sebenarnya tugas kepolisian, ketika kepolisian enggak mampu, baru TNI yang maju. Saya melihat kemarin itu mampu, tapi kok digebuki meneng wae, digebuki meneng wae," katanya.

Setelahnya, tayangan video terputus-putus sehingga tidak jelas apa yang dikatakan Yudo.

"(Video terputus-putus).......Lebih dari masyarakatnya itu satu orang miting satu itu kan, umpamanya masyarakat seribu, ya kita keluarkan seribu, satu miting satu kan selesai, enggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »