Tujuan Pemekaran Pasbar Belum Tercapai Pasca Lepas dari Kabupaten Pasaman, Sejumlah Tokoh Angkat Bicara

BENTENGSUMBAR.COM - Sejumlah Tokoh pemekaran Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mengklaim, tujuan pemekaran wilayah administrasi Kabupaten Pasbar belum tercapai pasca lepas dari Kabupaten Pasaman dua puluh tahun yang lalu.

Kabupaten Pasaman dimekarkan bersamaan dengan pemekaran Kabupaten Daerah Otonomi Baru (DOB) Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan berdasarkan undang-undang nomor 38 tahun 2003.

Kabupaten Pasbar di anggap tertinggal dari Kabupaten Dharmasraya dari segi ekonomi dan geliat pembangunan di daerah tersebut.

Salah seorang tokoh pemekaran Kabupaten Pasbar, Jasman Malik mengatakan, selama dua dekade  pemekaran dan telah di pimpinan beberapa kepala daerah, tujuan pemekaran Nagari Tuah Basamo tersebut belum terwujud dan tidak tercapai tujuannya.

Kabupaten Pasbar memiliki berbagai macam potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat. 

Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah menjadikan Kabupaten Pasbar memiliki potensi ekonomi bidang pertambangan, kehutanan, perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan serta pariwisata dan potensi lainnya.

"Sudah dua dekade kabupaten kita mekar, tapi tujuannya tidak tercapai. Ekonomi dan pembangunan kita sudah tertinggal jauh oleh kabupaten Dharmasraya, padahal kita memiliki potensi untuk maju," ungkapnya kepada wartawan saat melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh pemekaran Kabupaten Pasbar di Rumah Makan Bernama, Jambak, Kecamatan Pasaman, Rabu, 27 September 2023 malam.

Dalam pertemuan tersebut juga terlihat dihadiri oleh tokoh pemekaran Kabupaten Pasbar lainnya seperti, H. Zambri, dan Afrizal Teri selaku mantan anggota DPRD Kabupaten Pasbar. 

Tuanku Jailani Alidinsyah Daulat Yang diPertuan Parit Batu Pucuk Adat Pasaman dan beberapa tokoh masyarakat lainnya juga hadir di dalam pertemuan tersebut.

Jasman Malik menambahkan, kepala daerah harus berani berinovasi dan memahami potensi-potensi daerah untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan demi kemajuan Kabupaten Pasbar yang lebih baik kedepannya.

Menurutnya, Pasaman Barat harus memiliki pemimpin yang berani mengambil kebijakan yang adil dan bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Pasbar.

"Kita butuh pemimpin yang berani mengambil kebijakan dan berpihak kepada masyarakat," ungkapnya.

Ia melanjutkan, hingga tahun 2023 sejumlah polemik dan tujuan pemekaran Kabupaten Pasbar belum bisa di wujudkan. 

Berbagai perencanaan program prioritas pembangunan infrastruktur saat pemekaran, tidak berjalan seperti yang diharapkan seperti penataan pusat kota dan pembangunan jalan lingkar yang menghubungkan setiap daerah di Kabupaten Pasbar.

"Hingga kini, Pasar dan terminal tidak terbangun, belum lagi pembangunan jalan lingkar kabupaten dan jalur lintas barat yang juga belum terlaksana. Padahal pembangunan fasilitas tersebut prioritas kita saat pemekaran, tujuannya agar sistem pembangunan dapat tertata dengan baik dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di seluruh wilayah kabupaten," ucapnya.

Sementara itu, Tokoh pemekaran Kabupaten Pasbar lainnya, H. Zambri juga mengatakan, menjelang pemilu tahun 2024, masyarakat harus cerdas dan pintar dalam memilih sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan Kabupaten Pasaman yang lebih baik.

Calon pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk kemajuan kabupaten, serta memiliki latar belakang dan trek record yang bagus sehingga tujuan pemekaran tersebut dapat tercapai.

"10 tahun pemekaran kabupaten Pasbar sudah sejajar dengan kabupaten lain, namun pembangunan banyak yang terbengkalai dan mangkrak. Mau dibawah kemana kabupaten Pasaman Barat ini? maka dari itu kita butuh Regenerasi kepemimpinan yang bisa membawa kemajuan dan perubahan Kabupaten Pasbar yang lebih baik agar tujuan pemekaran itu dapat tercapai dan itu adalah HARGA MATI untuk Pasaman Barat," ucapnya.

Zambri menambahkan, kabupaten Pasaman Barat memiliki latar belakang masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, suku, etnis, dan budaya yang berbeda-beda. Suku Minang, Mandailing, Jawa dan Sunda adalah suku terbesar di Kabupaten Pasaman Barat.

Masyarakat diminta untuk bersatu dan saling merangkul tanpa memandang perbedaan demi kemajuan Kabupaten Pasbar yang lebih baik kedepannya.

"Meski Kita heterogen dan berkelompok, tetapi kita harus kompak dan saling merangkul demi kemajuan. Tolong tinggalkan arogansi masa lalu, dan jangan mau kita terpecah belah dan di beda-bedakan. Karena Pasbar milik kita bersama bukan milik kelompok dan golongan masing-masing," pungkasnya mengakhiri. (Rido)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »