Wacana pertemuan antara presiden terpilih yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi perbincangan publik. |
Kabar mengenai rencana pertemuan Prabowo dan Megawati sebelumnya memunculkan berbagai spekulasi.
Salah satunya, kemungkinan PDIP bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), yaitu gabungan partai politik pendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Berikut ini sejumlah tanggapan atas wacana pertemuan antara Prabowo dan Megawati:
1. Gibran Rakabuming Raka: Nanti Ya, Segera
Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut pertemuan antara Prabowo dan Megawati akan dilakukan segera.
"Ya nanti ya, segera," ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat, 5 April 2024.
Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu menuturkan akan memberikan informasi tentang pertemuan itu jika sudah ada kepastian.
Saat ditanya apakah akan diadakan saat Ramadan, Gibran juga belum memberikan kepastian.
"Nanti kalau sudah ada kepastian kami infokan," katanya.
Gibran membantah jika pertemuan akan dilangsungkan di Kota Solo.
"Siapa? Kok di Solo? Enggak lah," ucap dia.
Sebelumnya, Gibran belum bisa memastikan kemungkinan pertemuan itu.
"Yang memutuskan bukan saya," ujarnya di Solo pada 1 April lalu.
Menurut dia, hasil dari pertemuan itu akan bergantung pada keputusan para pimpinan partai politik tersebut.
“Ya, nanti biar para pimpinan saling bertemu dulu," ucapnya.
2. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto: Setelah Sidang MK
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan momentum yang paling tepat untuk pertemuan Megawati dan Prabowo adalah setelah persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi atau MK.
"Maka mengingat tahapan-tahapan ini masih berjalan, tentu untuk Ibu Mega dan Pak Prabowo tidak ada persoalan untuk bertemu, tapi tentu saja momentum yang tepat setelah seluruh tahapan MK dan proses hukum dilakukan PDI Perjuangan," kata Hasto saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024 seperti dikutip Antara.
Mengenai pertemuan antara Megawati dan Prabowo merupakan sinyal untuk bergabung di pemerintahan Prabowo-Gibran, Hasto menegaskan sikap PDIP bisa dilihat dari rekam jejaknya.
"Mau berada di dalam atau luar pemerintahan, karena itu keputusan strategis, akan dipertimbangkan dengan melibatkan berbagai variabel politik, ekonomi, sosial budaya, dan suasana kebatinan rakyat," tuturnya.
Sebelumnya, Hasto mengatakan tak tertutup kemungkinan Megawati akan bertemu Prabowo. Walaupun, kata dia, indikasi-indikasi dalam Pilpres 2024 tetap akan dipermasalahkan.
Hasto mengatakan Megawati mempunyai rekam jejak yang sangat luas. Terutama legitimasinya dengan PDIP dalam melawan rezim yang antidemokrasi dan otoriter.
"Tentu saja seluruh aspek-aspek pengkhianatan terhadap konstitusi, demokrasi, keadilan rakyat, kedaulatan rakyat di dalam menentukan pemimpinnya akan tetap menjadi tema-tema sentral yang harus disuarakan oleh PDIP Perjuangan,” ujar Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024.
3. Ketua DPP PDIP Puan Maharani: Insyaallah
Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga buka suara soal peluang pertemuan antara Megawati dan Prabowo.
“Insyaallah,” ujar Puan ketika ditemui usai Rapat Paripurna di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.
Puan menjawab hal yang sama saat ditanya apakah sudah ada rencana terkait pertemuan tersebut.
Ketua DPR RI itu juga tidak bicara banyak ketika ditanya mengenai peluang PDIP untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
“Iya enggak ya,” tuturnya.
4. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto: Golkar Terbuka
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak mempersoalkan rencana pertemuan Prabowo dan Megawati.
Menurut dia, partainya terbuka bila PDIP bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Partai Golkar terbuka,” kata Airlangga usai acara peringatan Nuzulul Quran dan buka puasa bersama Partai Golkar di Jakarta, Jumat, 29 Maret lalu.
Airlangga menuturkan Prabowo berhubungan baik dengan semua partai.
"Prabowo akan menjadi presiden seluruh rakyat Indonesia baik yang memilih atau tidak memilih, itu bagian pembicaraan Pak Prabowo," ujar dia.
Dia menilai keterlibatan semua partai politik penting karena 10 tahun ke depan adalah masa krusial memanfaatkan bonus demografi.
Untuk memuluskan hal itu, syaratnya situasi politik harus stabil sehingga program bisa diimplementasikan.
“Kita harus tumbuh di atas 6 persen,” kata Airlangga.
Sumber: Tempo.co
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »