Akademisi sekaligus ahli filsafat Rocky Gerung menyoroti pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional RI Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut usulan pemakzulan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka kampungan. (Kolase Foto). |
Sebagai informasi, purnawirawan TNI Luhut Binsar Pandjaitan menilai, pihak-pihak yang mendesak Gibran untuk dicopot, kampungan.
“Ah itu apasih. Kita itu harus kompak, gitu aja sekarang. Ini keadaan dunia begini, ribut-ribut begitu kan kampungan itu,” kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5/2025).
“Kita harus fokus bagaimana mendukung pemerintahan dengan baik,” imbuhnya.
Sebelumnya, sejumlah purnawirawan perwira tinggi TNI telah menyatakan untuk mendesak agar Gibran dicopot dari jabatannya sebagai Wapres RI.
Desakan itu menjadi satu dari delapan poin yang tertuang dalam deklarasi forum purnawirawan TNI.
Poin pemakzulan Gibran berbunyi sebagai berikut:
"Mengusulkan pergantian Wakil Presiden kepada MPR karena keputusan MK terhadap Pasal 169 Huruf Q Undang-Undang Pemilu telah melanggar hukum acara MK dan Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman."
Yang menjadi sorotan, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno turut menandatangani deklarasi tersebut.
Adapun purnawirawan lain yang ikut teken di antaranya adalah Dankormar Letjen TNI (Purn) Suharto, mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Slamet Subianto, hingga mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Hanafi Asnan.
Rocky Gerung: Justru Terbaca Ada Keretakan
Menurut Rocky Gerung, tidak dipungkiri usulan pemakzulan ini mencerminkan adanya keretakan di antara para purnawirawan TNI.
Utamanya, Luhut memilih untuk mengkritisi usulan pemakzulan Gibran karena dirinya saat ini menjadi bagian dari pemerintah.
Namun, karena usulan pemakzulan itu bersifat konstitusional, hendaknya usulan tersebut tetap dibiarkan untuk berkembang.
Hal ini dia sampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa (6/5/2025).
"Terbaca ada keretakan di kalangan kepurnawiran TNI itu. Sebagian mendorong pemakzulan, sebagian bersifat netral, sebagian justru menganggap bahwa pemakzulan itu semacam kebablasan itu. Pak Luhut mengambil posisi itu karena beliau ada di pihak pemerintah," kata Rocky.
Selain itu, Rocky Gerung menilai bahwa istilah 'kampungan' yang dilontarkan Luhut mengenai usulan pemakzulan Gibran ini adalah kebiasaannya.
"Tetapi juga kita bisa pahami kenapa Pak Luhut mengatakan bahwa pemakzulan itu Kampungan. Ya biasa itu, dan kita mengerti istilah kampungan yang memang diucapkan dalam standar komentar dari Pak Luhut yang sudah biasa kita dengar itu, sebagai ungkapan anak Jakarta juga sebetulnya. 'Ah, kampungan lu,'' paparnya.
Kemudian, Rocky menilai, dinamika politik saat ini, utamanya terkait perbedaan sikap pada posisi Gibran sebagai Wapres RI, dibaca dari perspektif pemerintah dan oposisi.
Namun, ia menggarisbawahi agar keretakan para elite tidak berdampak kepada masyarakat demi menjaga demokrasi.
"Jadi kita mau coba membaca dinamika politik ini dari perspektif pemerintah maupun perspektif oposisi. Gampangnya begitu," ujar Rocky.
"Nah yang paling penting jangan keretakan elit ini merembes ke masyarakat. Karena kita lagi berupaya untuk merapikan demokrasi supaya kalau ada goncangan di dalam politik kita sama-sama paham bahwa kita mesti jangan rusak lembaga-lembaga demokrasi," tandasnya. (*)
Sumber: Tribunnews.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »