Wanita tua itu nampak bersemangat. Tangannya cekatan menyapu lantai yang penuh air dan pasir. Namanya Juriyah, penjaga toilet bersih di Muaro Lasak, Pantai Padang. |
Tenaganya tak seperti usianya yang sudah menginjak 72 tahun. Masih kuat dan lincah.
"Kalau sudah ramai, saya selalu menyapu lantai ini," ungkapnya, Sabtu (5/7/2025).
Juriyah adalah penjaga toilet bersih di Muaro Lasak, Pantai Padang. Toilet itu selalu dijaganya dengan baik. Tak boleh ada yang kotor sedikitpun.
Toilet yang dijaga Juriyah berada di sisi kiri Monumen Merpati Perdamaian. Memang sedikit besar dibanding tolilet satu lagi yang berada di sisi kanan monumen.
Toilet bersih milik Pemko Padang itu memang berbeda. Lantainya granit. Dindingnya berplester kokoh.
Di dalamnya terdapat tiga urinoir yang menempel di dinding. Satu washtafel juga terpasang di sudut.
Sementara di dalam dua bilik kamar mandi terdapat kloset duduk dan kloset jongkok otomatis. Di samping bangunan juga terdapat tempat mandi dan bilas.
Toliet itu memang berkelas. Sekelas hotel. Letaknya cukup strategis. Mudah didapati pengunjung yang ingin berpakansi (berlibur) di Pantai Padang.
"Kalau sudah jadwal pakansi (liburan) ini, pengunjung pasti ramai," ungkap Juriyah.
Juriyah telah menetapkan tarif bagi pengguna toiletnya. Pengunjung yang ingin buang air kecil dikenakan tarif Rp3 ribu. Buang air besar Rp3 ribu. Bagi yang ingin mandi dikenai tarif Rp5 ribu.
Wanita yang berdomisili tak jauh dari Monumen Merpati Perdamaian itu mengaku, setiap pakansi, ramainya pengunjung minta ampun. Pengunjung yang notabene anak-anak kerap mandi di toiletnya.
"Setelah anak-anak bermain di pantai dan mandi-mandi, biasanya mereka akan membilasnya di toilet," jelasnya.
Juriyah mengaku, musim pakansi dapat meningkatkan pendapatannya menjaga toilet. Dalam sehari dirinya mampu mengumpulkan uang rata-rata sebesar Rp300 ribu. Jika tidak di masa liburan, "rata-rata air" saja yang didapat.
"Kalau tidak di saat libur, paling sekitar Rp50 ribuan," akunya.
Uang yang didapatnya dari pengunjung digunakan untuk keberlangsungan toilet itu. Air yang mengaliri toilet itu dijalankan dengan mesin pompa yang tentunya membutuhkan suplai listrik. Dalam tiga hari saja, Juriyah harus merogoh kocek hingga Rp50 ribu untuk membeli token listrik.
"Itu kalau sepi, kalau pengunjung ramai, token listrik yang dibeli lebih dari itu," jelas Juriyah.
Juriyah tidak saja menjaga toilet. Di sebelah toiletnya terdapat lapak miliknya.
Di lapaknya itu dijual aneka makanan bagi pengunjung pantai. Mulai dari mie rebus, kerupuk leak, langkitang, dan lainnya.
Di samping lapaknya itu, Juriyah bersama anaknya, Ujang, juga mendirikan musala. Tempat ibadah dari triplek itu hanya seluas 2x3 meter.
"Kalau ingin salat tak perlu jauh-jauh, di sini saja, yang penting pengunjung merasa nyaman," kata Juriyah.
Dinas Pariwisata Kota Padang memang telah melatih penjaga toilet di Pantai Padang. Mereka dibekali cara melayani pengunjung. Serta memberikan rasa kenyamanan bagi wisatawan.
"Kita sudah melatih mereka (penjaga toilet) agar dapat melayani pengunjung pantai dengan baik," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Yudi Indrasyani.
Toilet bersih di Pantai Padang memang telah lama diperbaiki dan dipercantik. Setelah dikerjakan oleh Dinas PUPR, toilet itu kemudian beroperasi saat Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah lalu.
Kini, toilet di Pantai Padang itu tak lagi kotor dan berbau pesing. Penjaga toilet telah menjaganya dengan baik. Pengharum pun selalu terpasang. Lantai dan bangunannya "tacilak". Ingin mencoba toiletnya? Datanglah... (Charlie Ch. Legi)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »