Takut Diculik Hamas, Tentara Israel Nekat Tembak Mati Rekan Sendiri

Takut Diculik Hamas, Tentara Israel Nekat Tembak Mati Rekan Sendiri
Jalur Gaza saat ini benar-benar menjadi medan penuh penderitaan bagi militer Israel. Dalam satu bulan terakhir, banyak tentara Zionis dilaporkan gugur maupun terluka dalam pertempuran.
BENTENGSUMBAR.COM
– Jalur Gaza saat ini benar-benar menjadi medan penuh penderitaan bagi militer Israel. Dalam satu bulan terakhir, banyak tentara Zionis dilaporkan gugur maupun terluka dalam pertempuran.

Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izzuddin Al Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, menyampaikan melalui sebuah video pernyataan bahwa sasaran utama serangan kali ini adalah menculik sebanyak mungkin tentara Israel di wilayah Gaza. 

Namun upaya tersebut menghadapi tantangan besar karena para prajurit Israel justru dibunuh oleh rekan-rekannya saat hendak dibawa pergi.

"Para pejuang kami telah mencoba dalam beberapa pekan terakhir, melakukan beberapa operasi penculikan yang menargetkan tentara Zionis, beberapa di antaranya hampir berhasil karena penggunaan taktik pembunuhan massal oleh musuh terhadap tentara yang dicurigai diculik," kata Ubaida, dikutip dari Anadolu, Sabtu (19/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa tentara Israel menjalankan apa yang disebut sebagai "protokol Hannibal", sebuah kebijakan yang memungkinkan mereka menyerang posisi rekan sendiri demi mencegah terjadinya penculikan.

Protokol Hannibal memberikan otorisasi kepada militer Zionis untuk menembaki titik yang dihuni tentara mereka sendiri, bahkan bila nyawa taruhannya, demi mencegah pejuang Palestina membawa mereka sebagai tawanan.

"Selama beberapa bulan terakhir, ratusan tentara musuh tewas dan terluka, di samping ribuan lainnya yang menderita penyakit psikologis dan trauma, di saat jumlah tentara yang bunuh diri meningkat akibat kengerian tindakan berdarah yang mereka lakukan dan beratnya perlawanan yang mereka hadapi,” kata Abu Ubaida.

Ia juga menuding bahwa Israel terus melangsungkan tindakan genosida di Gaza berkat impunitas internasional, sensor informasi, serta pengkhianatan yang dibeli dengan uang.

"Kami tidak membebaskan siapa pun dari tanggung jawab atas pertumpahan darah ini. Kami juga tidak mengecualikan siapa pun yang memiliki kemampuan untuk bertindak, masing-masing sesuai dengan kapasitas dan pengaruhnya,” katanya. (*)

Sumber: iNews.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »