Wartawan Diminta Proposional Dalam Pemberitaan

Ketua DPRD Kab. Pandangpariman, Eri Zulfian ketika silaturahmi dengan Komunits Insan Pers (KIP) Sumbar
BentengSumbar.com --- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Padang Pariaman Eri Zulfian meminta wartawan dalam membuat pemberitaan dilakukan secara proposional. Hal itu diungkapkannya ketika bertemu ramah dengan Pimpinan Redaksi dan LSM se-Sumatera Barat.

Dikatakannya, terkait pemberitaan dugaan penganiayaan wartawan baru-baru ini yang dialamatkan kepada DPRD Kabupaten Padang Pariaman, sudah mulai menjurus kepada fitnah terhadap dirinya.

"Saya lihat pemberitaan tidak dilakukan secara berimbang, bahkan cenderung memojokan saya. Padahal, kejadian yang sebenarnya tak seperti itu," pungkas Eri Zulfian.

Pada saat kejadian tersebut, ungkap Eri Zulfian lagi, dirinya berada pada lokasi kejadian dan saat itu sedang memimpin rapat secara tertutup di Hotel Pangeran City. Tidak ada yang boleh memasuki ruangan rapat, kecuali peserta rapat. Bahkan Bupati saja tidak diizinkan masuk. Rapat berlangsung pukul 23.00 WIB, dan Bupati hadir di lokasi sekitar pukul 22.00 WIB.

Rapat tersebut membahas malasah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab selama ini peningkatan PAD Padang Pariaman jauh tertinggal dari daerah lain, dalam artian belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu baru 4,4 persen, sedangkan pertumbuhan PAD daerah lain ada yang mencapai 10 persen.

Namun tiba-tiba datang seorang lelaki memasuki ruangan rapat dan langsung saja mengambil gambar foto. Tentu saja semua peserta rapat terkejut dan merasa terganggu.

"Kami tidak tahu dia wartawan atau tidak. Setelah kami tanya, baru dia mengaku wartawan. Dia disuruh keluar anggota dewan lainnya, yaitu Salman. Kameranya diambil oleh anggota sekretariat. Kita tak melarang dia memotret, tetapi tentu harus memiliki etika. Kita meminta identitasnya secara baik-baik, bukan diambil paksa. Tujuannya mencatat identitas dia," ujarnya menjelaskan.

Ditegaskan Eri Zulfian, dalam kejadian itu tidak ada main tangan atau penganiayaan. Pada saat kejadian masih ada Bupati di lokasi.

"Kami meminta identitasnya secara baik-baik untuk dicatat oleh staf sekretariat. Tak benar dilakukan secara kekerasan. Itu fitnah namanya. Salah seorang diruangan itu memang meminta dia untuk mendelet foto yang telah dia ambil," cakap Eri. (BY)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »