![]() |
Wismar Panjaitan, Ketua Fraksi Perjuangan Kebangsaan DPRD Padang. |
BentengSumbar.com --- Wismar Panjaitan, Ketua Fraksi Perjuangan Bangsa (F-PB) DPRD Kota Padang mendesak Pemerintah Kota Padang untuk mendorong perkembangan ekonomi kreatif terpadu yang dikelola secara terpadu di kota ini. Hal itu disampaikannya ketika berbincang-bincang dengan wartawan www.bentengsumbar.com di ruangan F-PB, Rabu (15/10).
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Padang ini, perkembangan ekonomi kreatif di Kota Padang sangat menjanjikan. Misalnya dibidang kuliner, kerajinan, situs-situs, dan pendidikan. Apalagi, ekonomi kreatif merupakan salah satu program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK.
Salah satu cara mendorong ekonomi kreatif tersebut, tegas Wismar Panjaitan adalah melalui pemasaran yang dikemas sebaik mungkin. Pemko harus membuka peluang bagi pelaku ekonomi kreatif di daerah ini.
"Contoh kecilnya, pemko menerapkan kebijakan semua pegawai pemko memakai baju tradisional hasil usaha ekonomi kreatif di daerah ini, misalnya songket Silungkang. Saya melihat tenunan Silungkang termasuk yang dikenal, tetapi dari segi promosi dan pemasaran sangat payah sekali," ujarnya.
Di Kota Padang, ujar Wismar Panjaiatan, Bingkuang merupakan icon daerah ini. Bahkan Kota Padang dikenal sebagai Ranah Bingkuang. Namun ironisnya, Bingkuang hanya dipasarkan secara tradisional. Harusnya Pemko Padang mendorong pemasaran Bingkuang agar lebih dikenal ditingkat nasional dan internasional. Tentunya, pengolahan Bingkuang memanfaatkan teknologi terbarukan.
"Masa icon kota ini terabaikan, harusnya ini mendapat perhatian lebih. Saya lihat Bingkuang bisa diolah menjadi makanan ringan, pengganti ubi-ubi. Jika dikemas dengan baik, maka tentu akan memiliki nilai jual yang menguntungkan bagi petani dan pelaku usaha di bidang itu," cakapnya.
Selain itu, tari tradisional juga bisa menjadi ekonomi kreatif. Misalnya Tari Piriang. Tari semacam itu mengundang wisatawan. Harusnya Pemko Padang mendorong agar Tari Piriang atau tari tradisonal lainnya untuk berkembang dan dikemas menjadi ekonomi kreatif yang mengundang minat pasar untuk menontonnya.
Pengelolaan ekonomi kreatif harus dilakukan secara terpadu. Artinya, pengelolaannya melibatkan semua sektor yang berkaitan dengan ekonomi kreatif tersebut. Misalnya tari tradisional, kuliner, dan makanan ringan, tentu tak hanya melibatkan satu SKPD, bisa melibatkan banyak SKPD, seperti Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, dan lainnya, ungkap Wismar Panjaitan. (by)
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Padang ini, perkembangan ekonomi kreatif di Kota Padang sangat menjanjikan. Misalnya dibidang kuliner, kerajinan, situs-situs, dan pendidikan. Apalagi, ekonomi kreatif merupakan salah satu program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK.
Salah satu cara mendorong ekonomi kreatif tersebut, tegas Wismar Panjaitan adalah melalui pemasaran yang dikemas sebaik mungkin. Pemko harus membuka peluang bagi pelaku ekonomi kreatif di daerah ini.
"Contoh kecilnya, pemko menerapkan kebijakan semua pegawai pemko memakai baju tradisional hasil usaha ekonomi kreatif di daerah ini, misalnya songket Silungkang. Saya melihat tenunan Silungkang termasuk yang dikenal, tetapi dari segi promosi dan pemasaran sangat payah sekali," ujarnya.
Di Kota Padang, ujar Wismar Panjaiatan, Bingkuang merupakan icon daerah ini. Bahkan Kota Padang dikenal sebagai Ranah Bingkuang. Namun ironisnya, Bingkuang hanya dipasarkan secara tradisional. Harusnya Pemko Padang mendorong pemasaran Bingkuang agar lebih dikenal ditingkat nasional dan internasional. Tentunya, pengolahan Bingkuang memanfaatkan teknologi terbarukan.
"Masa icon kota ini terabaikan, harusnya ini mendapat perhatian lebih. Saya lihat Bingkuang bisa diolah menjadi makanan ringan, pengganti ubi-ubi. Jika dikemas dengan baik, maka tentu akan memiliki nilai jual yang menguntungkan bagi petani dan pelaku usaha di bidang itu," cakapnya.
Selain itu, tari tradisional juga bisa menjadi ekonomi kreatif. Misalnya Tari Piriang. Tari semacam itu mengundang wisatawan. Harusnya Pemko Padang mendorong agar Tari Piriang atau tari tradisonal lainnya untuk berkembang dan dikemas menjadi ekonomi kreatif yang mengundang minat pasar untuk menontonnya.
Pengelolaan ekonomi kreatif harus dilakukan secara terpadu. Artinya, pengelolaannya melibatkan semua sektor yang berkaitan dengan ekonomi kreatif tersebut. Misalnya tari tradisional, kuliner, dan makanan ringan, tentu tak hanya melibatkan satu SKPD, bisa melibatkan banyak SKPD, seperti Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, dan lainnya, ungkap Wismar Panjaitan. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »