Catatan Denny Siregar: Ketika Para Pedagang Beribadah

Catatan Denny Siregar: Ketika Para Pedagang Beribadah
TERINGAT perkataan seorang teman dulu.


"Ketika sedang kesulitan, maka bersedekahlah. Tuhan pasti akan menggantikannya dengan yang lebih baik..."


Maksud dari "yang lebih baik" disini adalah pembalasan Tuhan dalam bentuk kenikmatan materi yang lebih baik dari sebelumnya. Saya pun meng-amini-nya pada waktu itu, ketika pengetahuan saya masih sangat dangkal.


Dan entah kenapa, mulai dari Yusuf Mansur sampai Mario Teguh, selalu menganalogikan pembalasan dalam bentuk materi.


Berjalannya waktu, saya mulai memahami bahwa konsep sedekah, meski yang disedekahkan adalah berupa materi, tapi sifat sedekah adalah non materi yaitu ikhlas. Ikhlas adalah bentuk sifat tanpa mengharapkan pembalasan apapun dalam bentuk materi lagi, bahkan yang lebih baik sekalipun.


Ikhlas itu menyeimbangkan jiwa. Dan ketika jiwa seimbang, maka materi, seberapapun baik dan besarnya, sudah tidak berharga lagi.


Saya sekarang malah takut. Ketika saya mengharapkan sedekah dibalas dengan materi di dunia, maka tidak ada lagi kebaikan saya yang diperhitungkan di akhirat.


Tuhan itu Maha Penyayang. Ketika kita berdoa meminta kebaikan kita di dunia dibalas dengan kenikmatan dunia, maka Ia akan mengabulkannya.


Tapi Tuhan juga Maha Adil. Jika semua sudah dibalas di dunia, maka Ia pun tidak memperhitungkannya lagi di akhirat.


Dan seharusnya kita paham, yang disebut dengan kenikmatan yang diberikan Tuhan di dunia, sejatinya hanyalah ujian.


Sudah berapa contoh kita lihat, ketika jiwa-jiwa pecinta dunia mendapatkan balasan kenikmatan di dunia dan ia selalu dalam kondisi labil, betapapun tinggnya ilmu yang dimilikinya.


Butuh berapa cangkir kopi lagi hanya sekedar untuk memahami hal ini ?


Ketiika para pedagang beribadah, mereka selalu menghitung setiap sen dari apa yang diberikannya. Bahkan mereka tidak mau rugi ketika di akhirat mereka berteriak dengan putus asa, "Tuhan, kami sudah banyak bersedekah untuk orang lain seperti yang Kau perintahkan, tapi kenapa kami tetap juga disiksa ?"


*Penulis merupakan pengamat sosial budaya dan penggiat media sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »