![]() |
Kantor Gubernur Sumbar. |
BentengSumbar.com --- Ternyata orang Sumatera Barat kurang bahagia? Berita resmi statistik BPS Provinsi Sumatera Barat nomor: 13/2/13 Th.XVIII, 5 Februari 2015 menyebutkan, indeks kebahagian Sumatera Barat tahun 2014 sebesar 66,79 pada skala 0-100, lebih rendah dibandingkan rata-rata indeks nasional yang menempati angka 68,28.
Indeks kebahagian merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Sumatera Barat pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.
Indeks kebahagian merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang paling esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagian, berurutan dari tingkat kebahagian yang tertinggi, yaitu: keharmonisan keluarga (78,87), kondisi keamanan (77,03), keadaan lingkungan (74,48), hubungan sosial (73,10), ketersedian waktu luang (69,42), kesehatan (67,65), pekerjaan (64,21), kondisi rumah dan aset (63,92), pendapatan rumah tangga (61,43), dan pendidikan (57,04).
Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,49%), pendidikan (13,59%) serta kondisi rumah dan aset (13,53%).
Tingkat kepuasan penduduk Sumatera Barat terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (78,87). Sementara itu, tingkat kepuasan terendah terjadi pada aspek pendidikan (57,04). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (61,27), sedangkan indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (80,27).
Di level nasional, posisi indeks tertinggi berada di Kepulauan Riau 72,42, disusul Maluku 72,12, Kalimantan Utara 71,45, Kalimantan Timur 71,45, Jambi 71,1, Sulawesi Utara 70,79, dan Yogyakarta. Yang mengejukan, indeks kebahagian warga Papua Barat termasuk tinggi 70,45, sementara yang menempati posisi terendah adalah Papua 60,97, disusul Nusa Tenggara Timur 66,22, serta Sumatera Barat 66,79.
Sementara itu, Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan keraguannya terhadap hasil survey Happy Death Index, dimana Sumbar berada pada rangking nomor 3 terbawah yang diungkap oleh salah satu media nasional. Dari indikator apa yang dipakai, dimana di berbagai hasil statistik, tingkat kemiskinan, pengangguran dan laju pertumbuhan lebih dari rata-rata nasional.
Dikatakannya, pihak Polda Sumbar menyampaikan bahwa Sumatera Barat merupakan daerah teraman setelah Bali. Dan tingkat kenyaman dan ketenangan hidup di Sumatera Barat cukup baik dimana dinamika berbagai kegiatan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Istilah penilaian kebahagia merupakan sebuah penilaian yang relative dan bersifat kualitatif.
"Jika indikator bahagia itu, dilihat dari situasi kehidupan beragama, tentunya ketenangan dan kenyaman beribadah di Sumatera Barat cukup baik, tidak ada peristiwa yang merusak sendi-sendi kegiatan beragama tersebut," ujarnya ketika bersilaturahmi dengan Pengurus PWI Sumatera Barat saat menghadiri Peringatan Hari Pers Nasional di Kota Batam, Senin (9/2/2015) kemaren. (by)
Indeks kebahagian merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Sumatera Barat pada tahun 2014. Semakin tinggi nilai indeks menunjukan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka penduduk semakin tidak bahagia.
Indeks kebahagian merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang paling esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagian, berurutan dari tingkat kebahagian yang tertinggi, yaitu: keharmonisan keluarga (78,87), kondisi keamanan (77,03), keadaan lingkungan (74,48), hubungan sosial (73,10), ketersedian waktu luang (69,42), kesehatan (67,65), pekerjaan (64,21), kondisi rumah dan aset (63,92), pendapatan rumah tangga (61,43), dan pendidikan (57,04).
Setiap aspek kehidupan memiliki besaran kontribusi yang berbeda-beda terhadap indeks kebahagiaan. Hal ini terjadi karena perbedaan penilaian mengenai derajat pentingnya setiap aspek kehidupan terhadap tingkat kebahagiaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi suatu aspek kehidupan, menunjukkan semakin penting aspek tersebut bagi indeks kebahagiaan. Tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi paling tinggi adalah pendapatan rumah tangga (14,49%), pendidikan (13,59%) serta kondisi rumah dan aset (13,53%).
Tingkat kepuasan penduduk Sumatera Barat terhadap keharmonisan keluarga adalah paling tinggi (78,87). Sementara itu, tingkat kepuasan terendah terjadi pada aspek pendidikan (57,04). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula indeks kebahagiaan. Penduduk yang tidak/belum pernah sekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah (61,27), sedangkan indeks kebahagiaan tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan S2 atau S3 (80,27).
Di level nasional, posisi indeks tertinggi berada di Kepulauan Riau 72,42, disusul Maluku 72,12, Kalimantan Utara 71,45, Kalimantan Timur 71,45, Jambi 71,1, Sulawesi Utara 70,79, dan Yogyakarta. Yang mengejukan, indeks kebahagian warga Papua Barat termasuk tinggi 70,45, sementara yang menempati posisi terendah adalah Papua 60,97, disusul Nusa Tenggara Timur 66,22, serta Sumatera Barat 66,79.
Sementara itu, Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan keraguannya terhadap hasil survey Happy Death Index, dimana Sumbar berada pada rangking nomor 3 terbawah yang diungkap oleh salah satu media nasional. Dari indikator apa yang dipakai, dimana di berbagai hasil statistik, tingkat kemiskinan, pengangguran dan laju pertumbuhan lebih dari rata-rata nasional.
Dikatakannya, pihak Polda Sumbar menyampaikan bahwa Sumatera Barat merupakan daerah teraman setelah Bali. Dan tingkat kenyaman dan ketenangan hidup di Sumatera Barat cukup baik dimana dinamika berbagai kegiatan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Istilah penilaian kebahagia merupakan sebuah penilaian yang relative dan bersifat kualitatif.
"Jika indikator bahagia itu, dilihat dari situasi kehidupan beragama, tentunya ketenangan dan kenyaman beribadah di Sumatera Barat cukup baik, tidak ada peristiwa yang merusak sendi-sendi kegiatan beragama tersebut," ujarnya ketika bersilaturahmi dengan Pengurus PWI Sumatera Barat saat menghadiri Peringatan Hari Pers Nasional di Kota Batam, Senin (9/2/2015) kemaren. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »