Anna Yulend Sarankan Pemprov Ganti Ornamen Bintang Daud di Mesjid Raya Sumbar

Anna Yulend Sarankan Pemprov Ganti Bintang Daud di Dinding Mesjid Raya Sumbar
Anna Yulend. 
BentengSumbar.com --- Walau sudah dibantah oleh Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat M. Sayuti Rajo Pangulu, bahwa ornament mirip Bintang Daud di dinding Masjid Raya Sumbar, bukanlah simbol-simbol Yahudi, tetapi merupakan simbol budaya Minangkabau berdasarkan ABS-SBK, sebagian kalangan menganggap penjelasan tersebut tidak cukup.

Menurut Sayuti Rajo Pengulu, sebagaimana dikutip media lokal, ketika perencanaan kontruksi bangunan Masjid Raya Sumbar pada era kepemimpinan Gubernur Gamawan, persoalan ornamen ini sudah dibahas bersama LKAAM, MUI dan pihak konsultan dan itu tidak jadi masalah karena ornamen tersebut adalah simbol budaya minangkabau berdasarkan ABS-SBK. Lambang bersegi dua belas merupakan lambang sinar Matahari dengan dua belas rumpun berkas sinarnya kemudian di dalam bersegi dua belas tersebut gambar berbentuk kursi sebagai tempat meletakan Al-Qur an dan di atasnya ada persegi empat sebagai lambang kato nan ampek, urang nan ampek jinih.

Anna Yulend Sarankan Pemprov Ganti Bintang Daud di Dinding Mesjid Raya Sumbar
Anna Yulend dan Pinto Janir Bersama Budayawan Sumbar Lainnya. 
Sedangkan segitiga, menurut Sayuti, malambangkan tigo tungku sajarangan atau tigo tali sapilin yakni alim ulama, ninik mamak dan cadiak pandai dalam filosofi adat Minangkabau sebagai pemangku kepentingan Minangkabau dan didalamnya ada segi enam sebagai lambang rukun Iman. Jadi filosofinya pemangku kepentingan harus memilki iman di dalam dadanya. Kubah masjid yang bergonjong empat seperti kain adalah simbol kain pengangkat hajar aswad yang dilakukan Nabi Muhammad dan suku Quraisy, itulah yang mendasari dibangunnya kubah tersebut.

Sedangkan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Syamsul Bahri menjelaskan, segitiga tersebut melambangkan tigo tungku sajarangan dan tigo tali sapilin dan didalamnya segi lima melambangkan ulama, tokoh dan cadiak pandai yang harus beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dengan 6 sudutnya sebagai rukun iman.

Berdasarkan penjelasan LKAAM dan MUI Sumbar tersebut, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menghimbau semua pihak untuk tidak mempersoalkan ornamen tersebut, karena jelas bukan simbol Yahudi, yaitu Bintang Daud. Penjelasan LKAAM dan MUI dirasa cukup oleh Irwan Prayitno menjawab kerisihan orang Minangkabau terhadap ornamen tersebut.


Anna Yulend Sarankan Pemprov Ganti Bintang Daud di Dinding Mesjid Raya Sumbar
Anna Yulend Memperlihatkan Buku Kumpulan Puisi Pinto Janir. 
Ironisnya, sebagian pihak merasa tidak cukup dengan penjelasan LKAAM dan MUI Sumbar. Adalah Anna Yulend, salah seorang perantau Minang di Jakarta, menganggap penjelasan LKAAM dan MUI Sumbar sebagai tindakan konyol dan disinyalir membohongi ummat. "Saya rasa ummat sudah dibohongi, karena simbol tersebut jelas mirip sekali dengan simbol Bintang Daud atau Bintang David," ungkapnya via telepon selularnya, Kamis (4/06/2015).

Untuk menghindari polemik dan keraguan di tengah-tengah masyarakat, Anna Yulend menyarankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat mengganti ornamen tersebut dengan ornamen Minangkabau sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal daerah ini. "Saya rasa, banyak ornamen Minangkabau yang lebih bagus motifnya, ketimbang ornamen yang mirip simbol Bintang Daud tersebut," sebut wanita yang sukses dibidang usaha tekstil ini.

Dikatakan Anna Yulend, Perisai Daud adalah sebuah lambang yang umumnya dikenali dari Komunitas Yahudi dan Yudaisme. Nama ini diambil dari nama raja Israel kuno, dan mulai digunakan pada Abad Pertengahan, bersama-sama dengan lambang yang lebih tua lagi yaitu menorah. Dengan terbentuknya negara Israel pada 1948 Bintang Daud pada Bendera Israel juga telah menjadi lambang Israel. (by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »