Belajarlah Pada Secangkir Kopi

Belajarlah Pada Secangkir Kopi
Ditulis Oleh: Denny Siregar. 
HAL yang menarik dari surat terbuka saya kepada FPI sebenarnya bukan apakah surat itu sampai kepada Habib Rizieq atau tidak. Itu bukan hal penting, karena jika sampai pun belum tentu berpengaruh.

Tapi yang membuat saya senang adalah banyak saudara-saudara Kristiani menjadi paham bahwa Islam itu bukan seperti yang ditunjukkan FPI, dan tidak ada urusan dengan FPI meskipun mereka membawa nama dan atribut-atribut Islam. Mereka mendapat sudut pandang baru bahwa banyak saudara-saudara mereka yang muslim yang juga jengah dengan kelakuan FPI yang arogan. Jika yang muslim saja jengah, apalagi agama lainnya.

Meskipun tidak signifikan, minimal saya mencoba membuka wawasan saudara saya Kristiani untuk tidak memperolok agama saya ketika mereka melihat anarkis yang berbaju agama. Karena ulah seseorang tidak ada hubungannya dengan apa yang diyakininya tetapi lebih kepada sifat dasar pribadinya.

Mau dikasih baju agama apa, jika dasarnya bodoh dan radikal ya akan tetap seperti itu. Cuma Tuhan yang mampu memberikan hidayah kepadanya.

Sentakan-sentakan akal seperti ini perlu, untuk menjadikan seseorang sadar dari pandangannya yang menuduh, karena perpecahan selalu diawali dari kecurigaan.

Saya menawarkan pandangan Islam cerdas kepada mereka, supaya mereka juga cerdas dalam menilai saya dan tentu juga menilai agama saya. Jika semua cerdas, tentu tidak akan ada perpecahan yang mengatas-namakan agama, karena sesungguhnya agama itu sifatnya tauhid, menuju Tuhan. Sedangkan hubungan kita dengan manusia lain adalah hubungan sosial. Kita dinilai dari ahlak kita kepada sesama, bukan atribut kita.

Agama tidak perlu dibela. Siapa kita membela agama, wong yang menurunkan agama itu Tuhan ?

Yang harus dibela itu adalah mereka yang tertindas, yang dizolimi, dari manapun asalnya mereka, agama apapun mereka adalah kewajiban kita yang kuat melindunginya.

Seharusnya muslim itu cerdas, bukan santun di depan tapi dibelakang beringas. Antara perkataan dan perbuatan harus sesuai. Jika kita menjaga akhlak kita, maka tanpa disuruh pun orang lain akan menjaga kita, karena mereka sayang kepada kita. Karena ahlak itu kan Rasulullah Saw di sayang oleh umatnya ?

Selayaknya kita belajar pada secangkir kopi. Ia menyatukan pahit dan manis dalam satu ruang, tidak lebih dan tidak kurang. Itulah perbedaan yang menciptakan keseimbangan.

Silahkan di minum kopinya, kawan...

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »