![]() |
Habib Ali Bin Yahya Ksm B4 Diapit Oleh Dua Orang Ulama. |
WAHAI Ahmad! Jika perut manusia selalu lapar dan lisannya terkendali, Aku akan mengajarkan hikmah kepadanya. Dan jika ia kafir, maka hikmah baginya adalah hujjah (argumentasi) dan dalil, namun jika ia mukmin, hikmah baginya adalah cahaya, argumen, obat dan rahmat.
Di sini juga Allah akan menekankan dua sifat ini dan berfirman bahwa barang siapa yang memiliki dua sifat ini, Dia akan memberikan hikmah kepadanya; jika ia beriman, hikmah akan menyebabkan kesempurnaannya, namun jika ia seorang kafir tetapi memiliki kedua sifat ini, Allah tetap akan memberikan hikmah kepadanya, namun hikmah tersebut hanya sebatas penyempurnaan hujjah dan dalil baginya, dan tidak mengakibatkan kebahagiaan baginya. Bahkan ketika ia tidak memanfaatkannya, maka kehancuran dan kerugiannya akan bertambah. Sebab, dengan kesadarannya, ia kafir kepada-Nya. Tetapi hikmah bagi seorang mukmin adalah cahaya, argumen dan obat maknawi bagi penyakitnya.
Tampak sekali dari berbagai segi, kutipan ini menekankan peran hikmah dalam pengetahuan dan pemahaman manusia.
Selanjutnya Allah swt berfirman "Maka ia akan mengetahui apa-apa yang sebelumnya tidak diketahui dan akan melihat apa-apa yang sebelumnya tidak terlihat." Maka hal pertama yang Aku perlihatkan kepadanya adalah aib-aib dirinya, sehingga ia disibukkan olehnya dari aib-aib orang lain.
Orang yang banyak makan dan bicara tidak akan peduli terhadap aib-aibnya, sebab perhatiannya hanya terfokus pada perut atau ucapannya. Ia berbicara agar masyarakat menyukainya. Maka, sebelum ia menarik orang lain kepada ucapannya, hatinya sudah sibuk dan terpusat pada yang lain. Orang seperti ini tidak peduli terhadap dirinya agar ia menyadari aib-aibnya. Akan halnya manusia yang sedikit makan, banyak berpuasa, dan sedikit bicara akan mampu mengintrospeksi diri dan melihat aib-aibnya sehingga tidak peduli dengan aib orang lain."
Jelas, bashirah (pandangan batin) dan kesadaran akan aib dan kekurangan diri sendiri merupakan dampak positif dari hikmah. Hikmah juga memiliki pengaruh yang lain seperti; terangnya hati dan bashirah batin yang, dengannya, ia selain dapat menangkap konsef-konsef, juga bisa mencecap hakikat.
Dan Aku akan perlihatkan detail ilmu sehingga setan tidak bisa masuk kepadanya. Kalimat ini mengingatkan bahwa jalan setan yang paling besar untuk bisa menembus benteng nurani manusia adalah dengan menciptakan waswas, keraguan dan kerancuan. Ketika manusia sudah memperoleh ilmu yang kuat dan kokoh, setan tidak akan bisa membuatnya waswas dan ragu. Sebaliknya, semakin ilmu seseorang berkurang, semakin ia rentan terhadap penyimpangan dan waswas setan. Sasaran pertama setan adalah pikiran dan pengetahuan manusia. Jika ia sudah bisa tembus lewat jalan ini dan memunculkan keraguan dan kerancuan dalam hati, jalan-jalan lain pun akan mudah terbuka.
Namun bagi orang-orang yang sudah mengetahui hakikat dan kedalaman ilmu, waswas dan keraguan setan dapat dihalau sehingga setan tidak lagi memiliki jalan untuk bisa memengaruhinya. Jadi, "yakin" memiliki banyak pengaruh sehingga Allah swt berfirman,"Kelebihan pertama Nabi saw dari nabi yang lain adalah keyakinannya." Sebaliknya, sesuatu yang paling rendah yang akan mengakibatkan kerugian dan kehancuran manusia adalah keraguan, kerancuan dan ketiadaan keyakinan.
Wahai Ahmad! Tidak ada yang.paling Aku cintai selain diam dan puasa, maka barangsiapa yang berpuasa namun tidak menjaga lisannya, ia seperti orang yang berdiri untuk salat namun tidak membaca bacaan salat, maka Aku akan memberikan pahala berdirinya dan tidak akan memberikan pahala hamba-hamba.
Dalam kutipan lain, Allah swt berfirman, "Awal ibadah adalah diam dan puasa." Akan tetapi, kali ini Dia berfirman, "Tidak ada ibadah yang paling Aku cintai selain puasa dan menjaga lisan."
Orang yang berpuasa tetapi lisannya tidak terkendali dan berbicara apa saja Ibarat orang yang salat tetapi tidak membaca bacaan. Seperti halnya salat tanpa bacaan memiliki sedikit faedah, begitu juga puasa tanpa menjaga lisan akan sedikit faedahnya, tidak bermanfaat banyak untuk perbaikan kondisi manusia. Puasa ini sangat berbeda dengan puasa yang sempurna; selain berpuasa ia juga mengontrol ucapannya, mengusai hati, perbuatan serta pikirannya.
Ditulis Oleh Habib Ali Bin Yahya Ksm B4, Spiritual Therapy by Storylling. Tinggal di Jakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »