![]() |
Sisi Keutamaan Nabi Muhamad SAW. |
"WAHAI Ahmad! Apakah engkau tahu mengapa Aku melebihkan engkau dari nabi yang lain? Beliau SAW menjawab, "Ya Allah aku tidak tahu."
Karena Nabi saw tergolong sebagai manusia, ia tidak mengetahui dari dirinya dan ilmunya diperoleh lewat proses belajar, akan tetapi diterima dari limpahan cahaya ilmu Allah swt. Karena itu, beliau menjawab "tidak tahu" artinya dari dirinya sendiri, beliau tidak mengetahui.
Maka Allah swt berfirman, "Karena keyakinan, kebaikan akhlak, kedermawanan diri dan rahmat bagi makhluk." Firman Allah ini menyebabkan orang lain tahu nilai penting sifat-sifat tersebut dan berusaha untuk menanamkan semua itu dalam dirinya.
Sifat pertama yang dimiliki Nabi saw adalah keyakinan. Ya, setiap nabi juga memiliki sifat tersebut, tetapi keyakinan memiliki derajat dan tingkatan. Dan, mungkin saja ada sebagian dari tingkatan itu yang dimiliki masyarakat awam. Hanya tingkatan paling tinggi dari keyakinan dimiliki oleh para nabi, terutama Nabi Muhamad saw yang merupakan nabi paling sempurna. Beliau memiliki keyakinan yang paling tinggi dan paling sempurna sehingga beliau lebih unggul dari nabi yang lain.
Dalam sebuah ayat, Dia berfirman, "Dan Kami jadikan dari mereka para imam yang memberikan hidayah dengan urusan Kami, ketika mereka bersabar dan yakin kepada ayat-ayat Kami." (QS: al-Taubah [9] 24).
Ciri keimanan dan kepemimpinan adalah dua perkara: pertama, kesabaran dalam tataran amal dan, kedua, keyakinan dalam tataran pengetahuan. Sifat lain yang menjadi nilai keutamaan Nabi saw adalah kebaikan akhlak, dermawan dalam harta, rahmat, kasih dan sayang kepada masyarakat.
Dalam al-Qur'an, Allah berfirman, "...amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS: al-Taubah [9] 128).
Setelah menyebutkan sisi keutamaan dan kelebihan Nabi saw, Dia berfirman, " Dan begitu juga pasak-pasak (konotasi dari orang-orang yang besar) di dunia, mereka tidak menjadi kokoh kecuali karena sifat-sifat tersebut."
Penggunaan kata al-awtad (pasak-pasak) dalam riwayat ini menunjukkan bahwa di antara manusia selain para nabi, terdapat orang-orang yang memiliki peran seperti paku bagi pintu atau jendela rumah. Sebab, tanpa paku, bagian-bagian dari jendela atau hal lain dalam bangunan tidak akan menyatu dan kokoh. Orang-orang besar ini merupakan pasak dan paku bagi bumi; mereka bisa mencapai tingkatan ini karena memiliki sifat-sifat tersebut.
Ditulis Oleh Habib Ali Bin Yahya Ksm B4, Spiritual Therapy by Storylling. Tinggal di Jakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »