Kebutaan Politik

Kebutaan Politik
BentengSumbar.com --- “Buta terburuk adalah buta politik”, ungkapan yang disampaikan oleh seorang penyair berkebangsaan Jerman ini mungkin sedikit hiperbola bagi sebagian besar masyarakat awam. Dalam tulisan ini kita akan lebih mengkhususkannya sebagai masyarakat Sumatera Barat. Logikanya, hampir semua orang di dunia ini mungkin akan memilih buta politik dibandingkan harus buta dalam artian sebenarnya. Namun tentu ada alasan tertentu bagi seorang penyair terkenal dalam membuat sebuah ungkapan.

Politik, sebuah kata yang tidak memiliki ujung pembahasan dan memiliki sisi dinamis yang mungkin melebihi kata lain yang ada dalam setiap kamus besar bahasa. Pada awalnya politik hanyalah sebatas ilmu pengetahuan dalam mengurus kota, atau dalam kata lain masyarakat. Namun perkembangan zaman menjadikan politik lebih kompleks dan aktual. Tidak dapat dipungkiri politik menjadi sebuah momok yang dapat dikambinghitamkan atas banyak kekeliruan, namun masih jarang politik menjadi kambing putih atas keberhasilan.

Buta politik sejatinya bukanlah masalah serius. Hal ini sama saja dengan seorang dokter yang tentunya akan lebih memilih fokus dalam pekerjaan dan studinya, mekanik yang lebih memilih mengerjakan mesin-mesin dan pengacara yang lebih memilih meneliti kasus-kasus yang ditangani. Namun kenapa buta politik dianggap sebagai kebutaan yang teramat buruk ?

Karena sesungguhnya politiklah yang kemudian berperan besar dalam setiap profesi yang kita jalani. Politiklah yang kemudian menjadi penentu dalam menjalani kehidupan. Karena sebagaimana yang disampaikan oleh penyair Jerman yang ungkapannya menjadi pembuka dari tulisan ini, ternyata politik lah yang kemudian menentukan harga beras yang kita makan, politik lah yang menentukan harga obat yang kita butuhkan, politik lah yang kemudian menentuan seberapa besar gaji yang anda dapatkan, dan politiklah yang kemudian menentukan berapa pengeluaran anda dalam sebulan ? Apakah ini analisa yang keliru dan berlebihan ? Bisa ya, namun bisa juga tidak.

Masih hangat dokter dan pasien memberikan komplain terhadap sebuah program bernama BPJS. Pengusaha yang menentang penggunaan materai dan pajak yang dianggap berlebihan, politisi yang tidak puas dengan ketentuan mengundurkan diri dari keududukan politisnya jika mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Semua jenis contoh di atas berawal dari keputusan politik, karena sesungguhnya memang hampir semua peraturan yang diterapkan adalah hasil proses politik, bahkan keuputusan dalam militer dan perang pun tidak jarang dihasilkan sebagai sebuah keputusan politik.

Jadi memang dapat dikatakan bahwa sesungguhnya politik memiliki peran yang sangat dominan dalam menentukan perjalanan sebuah bangsa dan daerah. Namun permasalahannya adalah politik menjadi sebuah area yang sangat tabu bagi sebagian golongan masyarakat. Politik seolah-olah memiliki begitu banyak bilik yang tidak semuanya bisa diakses oleh masyarakat. Kondisi seperti ini melahirkan sebuah fatamorgana politik yang tidak pernah usai dan hanya menjadi siklus lima tahunan.

Hasil dari sebuah proses politik adalah the ruling party dan ruling person dari tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota yang kemudian bertindak sebagai pemerintah. Namun 75 % dari pemerintah yang sebenarnya diwakili oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) justru diharamkan terlibat dalam politik (walaupun faktanya hampir mustahil untuk mengatakan ASN tidak terlibat dalam politik). Sementara perjalanan hidup dan karir mereka para ASN itu mungkin menjadikan mereka lebih mengetahui apa yang dibutuhkan oleh sebuah pemerintahan untuk kemajuan. Dan sekali lagi, mereka diharamkan untuk terlibat dalam perpolitikan. Jika memang mereka diharamkan untuk turut serta dalam dunia politik, apakah sebaiknya politisi juga diharamkan untuk terlibat dalam pemerintahan ?

Bisa jadi buta politik adalah seburuk-buruknya buta, namun membutakan seseorang atau bahkan sekelompok orang terhadap politik dengan berbagai cara, rasanya jauh terdengar lebih buruk. Sulit untuk menuliskan ini, namun kadang kala memang benar adanya, di tangan politisi dan tim sukseslah nasib sendi-sendi kehidupan masyarakat suatu daerah dititipkan. Karena sebagian besar dari kita memilih untuk tidak peduli. Wassalam...

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »