BentengSumbar.com --- Banyak yang belum tahu, kalau Provinsi Maluku pernah dipimpin oleh seorang gubernur yang merupakan keturunan Koto Anau Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Dia adalah Muhammad Padang. Dari namanya saja orang sudah bisa menerka, kalau dia adalah orang Padang (sebutan untuk orang Minangkabau yang berada di rantau).
Muhammad Padang adalah seorang politisi Indonesia pada masa-masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ia merupakan Gubernur Provinsi Maluku yang ketiga, yang menjabat dari tahun 1960 sampai 1965, setelah menggantikan pejabat sebelumnya, Muhammad Djosan yang menjabat Gubernur dari tahun 1955 sampai 1960. Pada tahun 1965 Muhammad Padang digantikan oleh gubernur berikutnya, G.J. Latumahina, yang menjabat sampai tahun 1968.
Muhammad Padang adalah putra Koto Anau, Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang dibuang Belanda ke Saparua pada zaman penjajahan Belanda. Adiknya, Usman Padang juga seorang politisi yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Maluku selama dua periode (10 tahun) dari tahun 1972 - 1982 sebelum digantikan oleh R.M.S. Latuconsina.
Mohammad Padang lahir tahun 1920 di Desa Sirisori Islam di Pulau Saparua. Ibunya seorang puteri dari desa kelahirannya dan berasal dari keluarga besar Pattisahusiwa. Mohammad keturunan dari keluarga Padang di Sumatera Barat. Ayahnya seorang perantau yang kemudian berdomisili di Saparua.
Mohammad menamatkan pendidikan dasar pada “Saparoeasche Schoo” di kota Saparua dan melanjutkan ke sekolah menengah MULO di kota Ambon. Kemudian merantau ke Pulau Jawa. Pada masa mudanya di Pulau Jawa. Pada masa mudanya di Pulau Jawa, Mohammad Padang adalah seorang pejuang kemerdekaan pada fase “Revolusi Fisik” (Perang Kemerdekaan).
Sebagai seorang tokoh pemuda pejuang , ia mulai memasuki badan- badan perjuangan pemuda untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan. Mulanya menjadi anggota Angkatan Pemuda Indonesia (API-AMBON) yang dipimpin oleh H.Tanasale dan J.D. de fretes. Setelah pidah ke Surabaya menjadi anggota pengurus besar organisasi “Pemuda Republik Indonesia” (PRI-AMBON) yang dipimpin M. Sapya dan Kolibongso .
Pemuda-pemuda Maluku mempunyai jasa yang besar juga dalam pertempuran 10 Nopember di Surabaya melawan Tentara Sekutu (Inggris).Waktu hijrah ke Jogyakarta bergabung lagi ke Organisasi “Pemuda Indonesia Maluku” (PIM). Di Yogyakarta berjuang lagi dalam Partai Politik Maluku (PARPIM) yang didirikan oleh A.J. Patty.
Sebagai anggota PARPIM Beliau mewakili Maluku pula di dalam KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan bersama-sama dengan Mr.J. Latuharhary dan Dr. G. A. Siwabessy menanggulangi kesulitan dan penderitaan orang-orang Maluku untuk tetap berada dalam wadah Negara kesatuan RI.
Setelah pemberontakan RMS pada tahun 1950 dapat ditumpas bersama Gubernur Mr. J. Latuharhary berjuang membangun Maluku. Sebagai seorang tokoh pejuang anak daerah Maluku, Mohammad Padang dipercayakan untuk menjadi Gubernur Maluku yang Ketiga (1960-1965). Sebelumnya itu Beliau bersama A.J. Patty ditunjuk sebagai wakil Maluku dalam Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat).
Mohammad Padang juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Universitas Pattimura dan menjadi anggota presidium Unpatti dari tahun 1962-1971. Tokoh Maluku dan Pejuang Kemerdekaan ini meninggal dunia di Jakarta dan Beliau dihargai sebagai pejuang kemerdekaan dan pengabdi rakyat di daerah Maluku. (z/int)
Muhammad Padang adalah seorang politisi Indonesia pada masa-masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ia merupakan Gubernur Provinsi Maluku yang ketiga, yang menjabat dari tahun 1960 sampai 1965, setelah menggantikan pejabat sebelumnya, Muhammad Djosan yang menjabat Gubernur dari tahun 1955 sampai 1960. Pada tahun 1965 Muhammad Padang digantikan oleh gubernur berikutnya, G.J. Latumahina, yang menjabat sampai tahun 1968.
Muhammad Padang adalah putra Koto Anau, Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang dibuang Belanda ke Saparua pada zaman penjajahan Belanda. Adiknya, Usman Padang juga seorang politisi yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Maluku selama dua periode (10 tahun) dari tahun 1972 - 1982 sebelum digantikan oleh R.M.S. Latuconsina.
Mohammad Padang lahir tahun 1920 di Desa Sirisori Islam di Pulau Saparua. Ibunya seorang puteri dari desa kelahirannya dan berasal dari keluarga besar Pattisahusiwa. Mohammad keturunan dari keluarga Padang di Sumatera Barat. Ayahnya seorang perantau yang kemudian berdomisili di Saparua.
Mohammad menamatkan pendidikan dasar pada “Saparoeasche Schoo” di kota Saparua dan melanjutkan ke sekolah menengah MULO di kota Ambon. Kemudian merantau ke Pulau Jawa. Pada masa mudanya di Pulau Jawa. Pada masa mudanya di Pulau Jawa, Mohammad Padang adalah seorang pejuang kemerdekaan pada fase “Revolusi Fisik” (Perang Kemerdekaan).
Sebagai seorang tokoh pemuda pejuang , ia mulai memasuki badan- badan perjuangan pemuda untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan. Mulanya menjadi anggota Angkatan Pemuda Indonesia (API-AMBON) yang dipimpin oleh H.Tanasale dan J.D. de fretes. Setelah pidah ke Surabaya menjadi anggota pengurus besar organisasi “Pemuda Republik Indonesia” (PRI-AMBON) yang dipimpin M. Sapya dan Kolibongso .
Pemuda-pemuda Maluku mempunyai jasa yang besar juga dalam pertempuran 10 Nopember di Surabaya melawan Tentara Sekutu (Inggris).Waktu hijrah ke Jogyakarta bergabung lagi ke Organisasi “Pemuda Indonesia Maluku” (PIM). Di Yogyakarta berjuang lagi dalam Partai Politik Maluku (PARPIM) yang didirikan oleh A.J. Patty.
Sebagai anggota PARPIM Beliau mewakili Maluku pula di dalam KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan bersama-sama dengan Mr.J. Latuharhary dan Dr. G. A. Siwabessy menanggulangi kesulitan dan penderitaan orang-orang Maluku untuk tetap berada dalam wadah Negara kesatuan RI.
Setelah pemberontakan RMS pada tahun 1950 dapat ditumpas bersama Gubernur Mr. J. Latuharhary berjuang membangun Maluku. Sebagai seorang tokoh pejuang anak daerah Maluku, Mohammad Padang dipercayakan untuk menjadi Gubernur Maluku yang Ketiga (1960-1965). Sebelumnya itu Beliau bersama A.J. Patty ditunjuk sebagai wakil Maluku dalam Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat).
Mohammad Padang juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Universitas Pattimura dan menjadi anggota presidium Unpatti dari tahun 1962-1971. Tokoh Maluku dan Pejuang Kemerdekaan ini meninggal dunia di Jakarta dan Beliau dihargai sebagai pejuang kemerdekaan dan pengabdi rakyat di daerah Maluku. (z/int)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »