SEBAGAI seorang profesor dibidang SHuman Resources Development, Irwan Prayitno dikenal sebagai pakar yang handal. Dia terbilang berhasil di bidang ini, setidaknya dapat dilihat dari berbagai buku yang dia karang tentang Human Resources Development dan buku-buku tersebut menjadi salah satu rujukan bagi pencari ilmu yang menggeluti psikologi dan Human Resources Development.
Sekedar memberikan pemahaman singkat, Human Resources Development (Sumber Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Hal ini menurut Yongki Salmeno, salah seorang sahabat Irwan, merupakan salah satu keistimewaan dari Irwan. Jika tidak paham dengan suatu masalah, Irwan akan getol bertanya ke orang yang dianggap menguasai masalah tersebut. Setelah diterangkan, dengan cepat beliau menguasai malasah tersebut, bahkan menganalisa dan mengembangkannya. Sesaat kemudian topik tersebut sudah bisa beliau sampaikan berupa sambutan, pengarahan atau makalah, seolah-olah ia adalah pakar dan sangat berpengalaman di bidang tersebut. Karena itu banyak yang bingung menilai, Pak Irwan itu profesor di bidang agama, pemerintahan, pertanian atau ekonomi?
Apa sebab Irwan Prayitno begitu menguasai suatu bidang dengan mendetail ? Kepada penulis, Irwan Prayitno mengemukakan, kuncinya adalah terbuka menerima masukan dari siapa pun, sehingga masukan tadi dapat dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan. Sebagai contoh, selama menjadi Gubernur Sumatera Barat, ternyata Irwan Prayitno sering meminta masukan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebab, menurut Irwan Prayitno, Kepala SKPD tentu sangat memahami persoalan teknis yang ada di instansi yang mereka pimpin.
Sebagai seorang pakar dibidang HRD, untuk menganalisa suatu persoalan dan menyimpulkannya, Irwan Prayitno terbiasa menerima masukan dari mana pun. Nah, ketika menjadi Gubernur Sumatera Barat, hal ini juga dia terapkan. Sebagai orang yang baru di pemerintahan, Irwan Prayitno sadar ilmunya tentang birokrasi masih sangat kurang. Untuk menganalisa suatu persoalan, Irwan akan memanggil Kepala SKPD yang menguasai persoalan itu. Irwan akan bertanya panjang lebar kepadanya sampai dia betul-betul paham terhadap persoalan tersebut.
Cerita yang sama juga penulis dapat dari Asbendri, Kepala Biro Umum Provinsi Sumatera Barat ketika penulis bersilaturahmi baru-baru ini ke kantornya. Asbendri mengatakan, Irwan Prayitno itu pintar dalam memecahkan permasalahan yang ada karena dia sering bertanya kepada anak buahnya. Sebagai seorang gubernur, dia tak sungkan mengakui kalau dirinya tidak memahami semua persoalan dengan baik, makanya dia selalu meminta masukan dari kepala-kepala SKPD untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan yang akan diambil sebagai gubernur. Boleh dikata, dalam memutuskan suatu persolan dan mengambil kebijakan selama memimpin Sumatera Barat, Irwan selalu meminta masukan dari Kepala SKPD dan orang-orang yang memahami persoalan dengan baik.
Ali Musri, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumatera Barat mengaku sering dipanggil Irwan Prayitno untuk menjelaskan persoalan yang terkait dengan Sumber Daya Air (SDA). Ia pun memberikan penjelasan secara panjang lebar, dilengkapi dengan data yang komplit, sehingga Irwan Prayitno pun dapat memahaminya dengan baik. Dan ketika memberikan kata sambutan atau seminar, Irwan Prayitno tampil bak pakar handal dibidang SDA. Maka pantas saja sebagian masyarakat yang mendengarkan pemaparan Irwan Prayitno menganggap politisi PKS ini sebagai seorang insinyur teknik pengairan.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Barat Ali Asmar mengaku kagum dengan Irwan Prayitno. Sebagai salah seorang guru di SMA Negeri 3 Kota Padang dulunya, Ia merasa bangga dengan Irwan Prayitno. Walau jabatannya Sekdaprov dan Irwan Prayitno adalah gubernur, Irwan Prayitno tetap menghormati Ali Asmar sebagai gurunya. Sangat sering Irwan Prayitno meminta masukan dari Ali Asmar, bahkan sempat diisukan, BA 5 merasa iri kepada Ali Asmar, karena dalam mengambil kebijakan, masukan Ali Asmar lebih didengar Irwan Prayitno ketimbang BA 5 waktu itu.
Ali Asmar pun mengaku, Irwan Prayitno memimpin Sumatera Barat dengan mengutamakan profesionalitas. Irwan memberikan kewenangan penuh bagi kepala-kepala SKPD untuk mengelola institusinya dengan baik. Selaku gubernur waktu itu, Irwan Prayitno berusaha menegakkan otoritas masing-masing Kepala SKPD. Mereka punya otoritas untuk melakukan managament kepemimpinan dia terhadap bawahannya, yaitu pada eselon III dan eselon IV. Sehingga gubernur itu cukup sebagai pemimpin yang mengendalikan sekda dan kepala dinasnya. Dengan demikian gubernur akan dapat mengendalikan seluruh pegawai pemprov dan seluruh Sumatera Barat.
Maka aneh saja rasanya, kalau ada orang yang menuding Irwan Prayitno adalah termasuk orang yang tidak bisa menerima masukan dari siapapun. Apatah lagi, tudingan tersebut dilemparkan pada saat pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumatera Barat dan Irwan Prayitno maju lagi sebagai celon gubernur berpasangan dengan Nasrul Abit. Sebab, kenyataanya Irwan Prayitno sering meminta masukan dari kepala-kepala SKPD dan orang-orang yang ahli dibidangnya. Mungkin saja, orang yang menuding seperti itu, pernah memberikan masukan kepada Irwan Prayitno, namun tidak ditanggapi oleh Irwan dengan baik, karena masukan yang diberikan sudah diberikan orang lain atau bisa juga masukan itu nyeleneh atau orang yang memberikan masukan lagi cari muka dan sedang melakukan pedekate ? Bisa saja kan ?
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Amin.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Sekedar memberikan pemahaman singkat, Human Resources Development (Sumber Daya Manusia/SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Sering masyarakat keliru menyebut gelar akademis Irwan Prayitno, yang paling sering adalah beliau disebut sebagai insinyur pertanian. Soalnya saat memberikan sambutan di bidang pertanian atau peternakan. Ia terlihat sangat paham dengan bidang tersebut dan sangat menguasasi masalah. Menurutnya masalah pertanian sangat urgen, karena mayoritas penduduk Sumatera Barat adalah petani.
Hal ini menurut Yongki Salmeno, salah seorang sahabat Irwan, merupakan salah satu keistimewaan dari Irwan. Jika tidak paham dengan suatu masalah, Irwan akan getol bertanya ke orang yang dianggap menguasai masalah tersebut. Setelah diterangkan, dengan cepat beliau menguasai malasah tersebut, bahkan menganalisa dan mengembangkannya. Sesaat kemudian topik tersebut sudah bisa beliau sampaikan berupa sambutan, pengarahan atau makalah, seolah-olah ia adalah pakar dan sangat berpengalaman di bidang tersebut. Karena itu banyak yang bingung menilai, Pak Irwan itu profesor di bidang agama, pemerintahan, pertanian atau ekonomi?
Apa sebab Irwan Prayitno begitu menguasai suatu bidang dengan mendetail ? Kepada penulis, Irwan Prayitno mengemukakan, kuncinya adalah terbuka menerima masukan dari siapa pun, sehingga masukan tadi dapat dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan. Sebagai contoh, selama menjadi Gubernur Sumatera Barat, ternyata Irwan Prayitno sering meminta masukan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebab, menurut Irwan Prayitno, Kepala SKPD tentu sangat memahami persoalan teknis yang ada di instansi yang mereka pimpin.
Sebagai seorang pakar dibidang HRD, untuk menganalisa suatu persoalan dan menyimpulkannya, Irwan Prayitno terbiasa menerima masukan dari mana pun. Nah, ketika menjadi Gubernur Sumatera Barat, hal ini juga dia terapkan. Sebagai orang yang baru di pemerintahan, Irwan Prayitno sadar ilmunya tentang birokrasi masih sangat kurang. Untuk menganalisa suatu persoalan, Irwan akan memanggil Kepala SKPD yang menguasai persoalan itu. Irwan akan bertanya panjang lebar kepadanya sampai dia betul-betul paham terhadap persoalan tersebut.
Ini juga diakui oleh beberapa orang Kepala SKDP semasa Irwan Prayitno menjadi Gubernur Sumatera Barat. Sebut saja Abdul Gafar, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat. Kepada penulis, Gafar bercerita dirinya sering diajak Irwan Prayitno makan siang, hanya sekedar bertanya tentang persoalan yang tidak dia pahami. Bahkan, Abdul Gafar termasuk salah seorang teman curhat dan berbagi cerita Irwan Prayitno. Dan sering masukan yang diberikan Gafar dijadikan bahan oleh Irwan Prayitno dalam menyimpulkan suatu persoalan.
Cerita yang sama juga penulis dapat dari Asbendri, Kepala Biro Umum Provinsi Sumatera Barat ketika penulis bersilaturahmi baru-baru ini ke kantornya. Asbendri mengatakan, Irwan Prayitno itu pintar dalam memecahkan permasalahan yang ada karena dia sering bertanya kepada anak buahnya. Sebagai seorang gubernur, dia tak sungkan mengakui kalau dirinya tidak memahami semua persoalan dengan baik, makanya dia selalu meminta masukan dari kepala-kepala SKPD untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan yang akan diambil sebagai gubernur. Boleh dikata, dalam memutuskan suatu persolan dan mengambil kebijakan selama memimpin Sumatera Barat, Irwan selalu meminta masukan dari Kepala SKPD dan orang-orang yang memahami persoalan dengan baik.
Ali Musri, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumatera Barat mengaku sering dipanggil Irwan Prayitno untuk menjelaskan persoalan yang terkait dengan Sumber Daya Air (SDA). Ia pun memberikan penjelasan secara panjang lebar, dilengkapi dengan data yang komplit, sehingga Irwan Prayitno pun dapat memahaminya dengan baik. Dan ketika memberikan kata sambutan atau seminar, Irwan Prayitno tampil bak pakar handal dibidang SDA. Maka pantas saja sebagian masyarakat yang mendengarkan pemaparan Irwan Prayitno menganggap politisi PKS ini sebagai seorang insinyur teknik pengairan.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Barat Ali Asmar mengaku kagum dengan Irwan Prayitno. Sebagai salah seorang guru di SMA Negeri 3 Kota Padang dulunya, Ia merasa bangga dengan Irwan Prayitno. Walau jabatannya Sekdaprov dan Irwan Prayitno adalah gubernur, Irwan Prayitno tetap menghormati Ali Asmar sebagai gurunya. Sangat sering Irwan Prayitno meminta masukan dari Ali Asmar, bahkan sempat diisukan, BA 5 merasa iri kepada Ali Asmar, karena dalam mengambil kebijakan, masukan Ali Asmar lebih didengar Irwan Prayitno ketimbang BA 5 waktu itu.
Ali Asmar pun mengaku, Irwan Prayitno memimpin Sumatera Barat dengan mengutamakan profesionalitas. Irwan memberikan kewenangan penuh bagi kepala-kepala SKPD untuk mengelola institusinya dengan baik. Selaku gubernur waktu itu, Irwan Prayitno berusaha menegakkan otoritas masing-masing Kepala SKPD. Mereka punya otoritas untuk melakukan managament kepemimpinan dia terhadap bawahannya, yaitu pada eselon III dan eselon IV. Sehingga gubernur itu cukup sebagai pemimpin yang mengendalikan sekda dan kepala dinasnya. Dengan demikian gubernur akan dapat mengendalikan seluruh pegawai pemprov dan seluruh Sumatera Barat.
Sebagai seorang da'i yang hafal al Quran, tentu Irwan Prayitno tahu pengajaran Tuhan agar bertanya kepada orang-orang yang berilmu dan lebih tahu dibanding dirinya terhadap suatu persoalan yang belum dia pahami dengan baik. Allah swt berfirman dalam Al Quran surah al Anbiya ayat 7, "... maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui."
Maka aneh saja rasanya, kalau ada orang yang menuding Irwan Prayitno adalah termasuk orang yang tidak bisa menerima masukan dari siapapun. Apatah lagi, tudingan tersebut dilemparkan pada saat pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumatera Barat dan Irwan Prayitno maju lagi sebagai celon gubernur berpasangan dengan Nasrul Abit. Sebab, kenyataanya Irwan Prayitno sering meminta masukan dari kepala-kepala SKPD dan orang-orang yang ahli dibidangnya. Mungkin saja, orang yang menuding seperti itu, pernah memberikan masukan kepada Irwan Prayitno, namun tidak ditanggapi oleh Irwan dengan baik, karena masukan yang diberikan sudah diberikan orang lain atau bisa juga masukan itu nyeleneh atau orang yang memberikan masukan lagi cari muka dan sedang melakukan pedekate ? Bisa saja kan ?
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus dalam pemilihan Gubernur Sumatera Barat tanggal 9 Desember 2015 mendatang. Amin.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »