SEORANG muslim harus memiliki qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani) dalam melaksanakan amanah yang diberikan Allah swt kepadanya. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apatah lagi berjihad di jalan Allah harus lah memiliki fisik yang kuat. Rasulullah SAW bersabda: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah." (HR. Muslim).
Banyak orang mungkin tidak mengetahui kalau Baginda Nabi Muhammad saw adalah seorang pegulat tangguh. Bahkan, Rasulullah saw menggunakan kemahiran dalam olahraga gulat untuk berdakwah dan mengajak orang masuk Islam. Tercatat dalam sejarah Islam, Baginda Nabi Muhammad saw pernah menantang gulat Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf al-Muthallibi. Pada masa itu, Rukanah terkenal sebagai pegulat tangguh yang sulit dikalahkan. Namun Rasulullah saw justru menantang orang ini. Catatan ini terdapat dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam.
Banyak orang mungkin tidak mengetahui kalau Baginda Nabi Muhammad saw adalah seorang pegulat tangguh. Bahkan, Rasulullah saw menggunakan kemahiran dalam olahraga gulat untuk berdakwah dan mengajak orang masuk Islam. Tercatat dalam sejarah Islam, Baginda Nabi Muhammad saw pernah menantang gulat Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf al-Muthallibi. Pada masa itu, Rukanah terkenal sebagai pegulat tangguh yang sulit dikalahkan. Namun Rasulullah saw justru menantang orang ini. Catatan ini terdapat dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam.
Rasulullah saw berkata kepadanya: "Wahai Rukanah, tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dan menerima dakwahku?" Rukanah menjawab: "Seandainya aku mengetahui apa yang engkau serukan itu adalah kebenaran, pasti aku akan mengikutimu." Rasulullah menimpali: "Bagaimana kiranya kukalahkan engkau dalam gulat. Apakah engkau akan meyakini kebenaran perkataanku?" Rukanah menjawab: "Iya." Rasulullah berseru: "Ayo berdiri. Akan kukalahkan engkau.” Rukanah pun menyambut tantangan itu. Keduanya pun duel gulat. Rasulullah saw menyergapnya dan berhasil menjatuhkannya. Rukanah pun tak berdaya. Penasaran dengan kekalahannya, Rukanah berkata: "Kita ulangi wahai Muhammad". Keduanya pun kembali bergulat. Rukanah kembali berkata: "Wahai Muhammad, luar biasa, kau berhasil mengalahkanku!"
Baginda Nabi Muhammad saw pun pernah berduel dengan orang-orang selain Rukanah. Di antaranya adalah anak dari Rukanah. Namanya Yazid bin Rukanah. Ibnu Abbas mengisahkan, “Yazid bin Rukanah datang menemui Nabi saw dengan membawa 300 ekor domba. Ia berkata, "Wahai Muhammad, apakah engkau mau duel gulat denganku?" Nabi saw menjawab, "Apa hadiahnya jika aku mengalahkanmu?" Yazid menjawab, "100 domba ini." Keduanya pun bergulat. Dan Nabi saw yang menang. Yazid kembali menantang Rasulullah. Ia berkata, "Maukah engkau adu gulat (sekali) lagi?" Nabi saw menjawab, "Apa imbalannya?" Yazid menjawab, "100 domba lainnya." Keduanya pun bergulat. Lagi-lagi Nabi mengalahkannya. Disebutkan bahwasanya keduanya bergulat sampai tiga kali.
Yazid berkata, "Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang mampu membuat perutku menempel dengan tanah kecuali dirimu. Dan tidak ada yang paling aku benci pula selain dirimu. Namun sekarang aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah. Dan engkau adalah utusan Allah". Kemudian Rasulullah saw mengembalikan semua dombanya.” (Ibnu Abdil Bar dalam al-Isti’ab 2770, Ibnul Atsir dalam Asadul Ghabah 5544, Ibnu Hajar dalam al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah 9279, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Irawa’ al-Ghalil 1503).
Kisah ini tentu menjadi inspirasi bagi setiap pribadi muslim untuk belajar belajar salah satu cabang beladiri. Islam tidak hanya membatasi pada olahraga gulat, tetapi beladiri apa saja boleh dipelajari. Memahami betapa pentingnya ilmu beladiri bagi seorang muslim, Irwan Prayitno pun mempelajari ilmu tersebut. Ilmu beladiri yang dia pilih adalah karate. Sejak menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar (SD) di Cirebon sampai duduk di bangku SMA Negeri 3 Padang, Irwan dengan tekun mempelajari beladiri asal Jepang ini. Di Cirebon, ia berlatih di bawah Inkai. Ia melewati masa-masa sebagai pemegang Kyu (dari Kyu 10 hingga Kyu 5). Masa itu adalah masa penempaan pisik dan mental.
Hingga Kyu5 dia dan orang tuanya pindah ke Padang. Latihan karatenya dilanjutkan di Inkai di sekolahnya di SMP Negeri 1 Padang dan kemudian berlanjut hingga SMA Negeri 3 Padang. Tapi ketika sudah berkuliah di Universitas Indonesia di Jakarta, kegiatan itu terhenti. Barulah ketika sudah duduk di parlemen, ia kembali menyisihkan waktu untuk berlatih dan mencari dojo (sasaran tempat latihan) terdekat dengan tempat tinggalnya. Ketika sudah jadi gubernur, Irwan bertemu beberapa teman seperguruannya. Lalu mengajaknya latihan kembali di Padang. Maka jadilah ia berlatih lagi, kali ini bersama Inkanas.
Pada tanggal 8 Maret 2013, Irwan mendapat penghargaan Sertifikat Institut Karate-do Nasional (Inkanas) DAN IV yang dipasangkan langsung oleh Ketua Dewan Guru Djafar E. Djatang di Gedung Kampus IPDN Baso Agam. Irwan Prayitno dinilai telah memberikan sumbangsih dan jasa-jasa memajukan olahraga beladiri karateka Indonesia. Menurut Djafar Djantang, pemberian penghargaan Sabuk Hitam DAN IV kepada Irwan merupakan sebuah perhatian yang besar dari seorang Irwan yang dimasa remaja telah ikut pula mempelajari kareteka, selain itu juga perhatian dan komitmen beliau yang konsen terhadap pembinaan atlit untuk kemajuan olahraga ini di Sumatera Barat selama menjadi gubernur.
Di Indonesia saat ini hanya ada dua gubernur pemegang sabuk hitam dan IV yaitu Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Meski ia sudah mengakhiri masa jabatan sejak 15 Agustus 2015, Irwan ternyata tetap rutin berlatih karate sebagaimana ketika masih menjabat. Irwan latihan bersama kawan-kawannya sekali seminggu. Latihan rutin yang diikuti Irwan itu juga menepis anggapan sejumlah pihak yang sanksi akan sabuk hitam yang dipegangnya disebut sebagai pemberian saja karena ia adalah pejabat.
Ketika masih menjabat Gubernur Sumatera Barat, Irwan mengharuskan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk latihan karate minimal satu kali seminggu. Tak jarang, Irwan pun turun tangan langsung dalam melatih mereka. Satpol PP harus memiliki fisik dan mental yang baik dalam menjalan tugasnya. Karena tanpa latihan olahraga dikawatirkan para Satpol PP menjadi kurang bersemangat dalam berkerja, loyo dan kadang gerak responnya menjadi lamban dalam menjalankan tugas. Langkah ini diambil Irwan, mengingat Satpol PP adalah ujung tombak Pemprov dalam penegakkan Perda. Dengan latihan karateka yang rutin dan konsisten, para Satpol PP diharapkan akan mampu menjadi yang terdepan dalam menjalankan tugas-tugas secara profesional dan berwibawa.
Bagi Irwan, seorang karateka yang mengedepan kesabarannya bukan emosinya. Bagaimana pengendalian diri yang mengesampingkan semua sakit hati akan membuat pikiran jadi bersih dan tubuh tentu saja menjadi sehat karenanya. Irwan mencoba menerapkan filosofi hampir semua seni bela diri, diawali dengan memberi hormat diakhiri dengan memberi hormat. Artinya, saling menghormati menurut Irwan adalah sebuah filosofi luhur, itu juga ada dalam karate. Dalam karete diajarkan, "kontrol lah dirimu sebelum mengontrol orang lain, jika kamu ceroboh maka kecelakaan akan menimpamu." Dan ini salah satu dari filosofi karate, "jangan kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah." Kemenangan tergantung pada keahlian membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak. Pertarungan didasari oleh bagaimana bergerak secara hati-hati dan tidak.
Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »