Memiliki Satu Istri Tangguh Dengan 10 Orang Anak

Memiliki Satu Istri Tangguh Dengan 10 Orang Anak
SALAH satu kunci kesuksesan seseorang dalam memimpin organisasi adalah dukungan dari istri dan anak-anaknya. Orang bijak sering mengatakan, "Dibalik lelaki sukses, ada wanita hebat dibelakangnya." Jika ada lelaki yang menjadi pemimpin besar, motovator hebat, tokoh ternama dan pengusaha sukses, maka pasti ada peran besar dibelakangnya.

Apatah lagi, jika bicara mengenai langkah dan kebiasaan para istri dalam mendorong suami mereka untuk meraih keberhasilan hidup, maka tentu tidak bisa mengabaikan pentingnya dukungan keluarga bagi tercapainya keberhasilan itu sendiri. Tidak akan mungkin seorang suami mampu mewujudkan cita-cita dan membaguskan kinerjanya, ketika keluarganya dalam kondisi kacau. 
"Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka). Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghaabun: 14-15).

Menurut Wahbah az-Zuhaili, seorang fuqaha Suriah kenamaan, yang dimaksud musuh di sini adalah permusuhan dalam urusan akhirat, terkait sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kalian. Mereka menyibukkan seorang laki-laki dari kebaikan dan amal saleh yang berguna bagi kalian di akhirat. Maka waspadalah agar cinta dan kasih sayang sebagai seorang suami dan ayah kepada mereka tidak mempengaruhi ketaatan kepada Allah SWT. Kemudian Allah menganjurkan untuk memberi maaf kepada mereka.

Bagi kebanyakan suami, istri dan anak adalah musuh bagi mereka. Sebab, anak dan istri telah menyita banyak waktu mereka, sehingga lalai terhadap kewajibannya kepada Allah swt. Tak terelakan, kadang-kadang untuk memenuhi kehendak istri dan anak, seseorang sering menghalalkan segala cara. Mereka terpaksa korupsi, merampok, menipu, dan segala macam perbuatan yang dilarang Allah swt mereka lakukan, demi memenuhi kehendak istri dan anak.

Terkadang tak tahu malu, badan sudah uzur, usia sudah tergolong lansia, tetapi masih juga menyibukan diri dengan urusan dunia. Tujuannya semata-mata untuk memenuhi kehendak istri yang masih 'tagok' dan terbuai dunia sosialita. Seharusnya, di usia senja, seseorang lebih banyak menghabiskan waktu mengingat Allah swt, tafakur dan i'tikaf di rumah Allah, usai subuh lari pagi untuk menjaga kesehatan badan, sorenya bercanda ria dengan cucu. Bukan malah terpedaya tipuan dunia, sehingga sibuk keluar kampung masuk kampung untuk mewujudkan keinginan dan ego pribadi demi si istri dan anak-anaknya.
Beruntunglah Irwan Prayitno memiliki seorang istri yang tangguh. Ini terbukti, istrinya mampu mendorongnya untuk sukses di bidang yang digelutinya. Berbeda dengan aktivis kebanyakan yang cenderung terlambat menikah, Irwan menikah di usia muda dengan sesama aktivis dalam rangka mempercepat dakwah Islam. Kedewasaan, dinamika kehidupan dan kesamaan pemikiran membentuk pasangan muda ini menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia.

Sang istri, Hj Nevi Zuairina yang lahir pada 20 September 1965. Ayahya H Zulchair Narun, dari Suku Jambak, merupakan Pensiunan Departemen Perindustrian. Ia Berasal dari daerah Salido, Pesisir Selatan. Sementara Ibunya Hj. Elbiza Rose, suku Sepanjang, berasal dari Indarung, Nagari Lubuk Kilangan Kota Padang.

Aktivitas keseharian anak pisang orang Pesisir Selatan ini adalah sebagai Pengurus dan Pendiri TK Anak Bangsa di Komplek DPR RI, Sekretaris Ranting Aisyiah Kalibata dan Pengurus Yayasan Tazkiyatun Nafs. Disamping itu, Hj Nevi juga tercatat sebagai pengusaha kuliner yang terbilang sukses. Sampai sekrang, aktivitas tersebut masih dijalaninya di tengah-tengah kesibukan mendampingi istri.

Irwan dan Nevi memiliki 10 orang anak, yaitu: Jundi Fadhlillah, Waviatul Ahdi, Dhiya’u Syahidah, Anwar Jundi, Atika, Ibrahim, Shohwatul Islah, Farhana, Laili Tanzila dan si bungsu Taqiya Mafaza. Kesepuluh anaknya memiliki prestasi tersendiri. Di antaranya ada yang menjadi juara umum di sekolahnya. Anak-anak Irwan juga hafal al Quran, dan didik sesuai ajaran agama, sehingga terbentuklah keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Sekinah, karena Irwan sebagai suami mampu memberikan ketenangan bagi keluarganya, mawaddah karena istri setia mendampinginya, dan Allah swt pun memberikan rahmat-Nya dengan keturunan yang banyak dan harta melimpah.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim ayat 6). Ketika menafsirkan ayat ini, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, "kepada mereka adab dan tanamkanlah pada diri mereka kebaikan."

Terkadang orang iri melihat keluarga Irwan yang harmonis dan memiliki banyak anak, bahkan orang sempat heran, bagaimana mengurus anak sebanyak itu. Banyaknya anak Irwan dan Nevi, sering dijadikan black campaign, terutama disaat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Sumbar 2015 ini. Penulis masih ingat, pada pilkada 2005 dan 2010, banyaknya anak Irwan ini juga sempat dijadikan isu panas yang bertujuan untuk menjatuhkan dan membunuh karakternya.

Padahal, Irwan dan istri tidak pernah merasa repot dengan anak mereka yang banyak, hanya lawan-lawan politiknya saja yang keusilan. Irwan dan Nevi ikhlas dalam menjalani kehidupan sehingga tidak dipusingkan dengan anak banyak. Kuncinya, menurut Irwan adalah mengelola rumah tangga dengan tuntunan agama, meneladani Rasulullah saw.

Dalam mendidik anak, mereka banyak terinspirasi dari model keluarga Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sebagai seorang Nabi yang punya tanggung jawab kepada umatnya, Baginda Nabi Muhammad saw., tak lantas mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga.  Dalam hadis disebutkan, seorang bapak yang punya anak perempuan tiga orang saja, kemudian mendidiknya dengan baik sehingga salehah. Maka itu, semua menjadi penghalangnya dari neraka.
Maka tak dapat dipungkiri, selain kepiawaian Irwan sebagai imam bagi istri dan anak-anaknya, peran Hj Nevi Zuairina yang lebih dominan dalam membentuk dan mengarahkan keluarga, sejalan dengan tujuan bersama yang hendak dicapai. Setiap istri memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan suami. Ada banyak sikap hebat yang harus dibiasakan oleh seorang istri, agar kesuksesan bisa diraih oleh sang suami tercinta dan tentunya anak-anak mereka.


Di tengah kesibukan suami, dan kesibukannya mengurus aktivitas sosial dan usaha, ia tak ingin kehilangan peran dalam mendidik anak. Ia ingin anak-anak nya mendapatkan pendidikan langsung darinya. Sesibuk apa pun dia dan suami berkarier di ruang publik, mereka adalah orang tua yang juga punya amanah mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Ia ingin ada kerja sama yang solid antara dia dan suami dalam mendidik anak. Apalagi pada zaman globalisasi saat ini yang membuat kenakalan remaja semakin meningkat. Kehadiran orang tua yang ber peran mendampingi anak- anaknya sangat penting. Ia meng aku, tanpa peran suami, ia tak akan mungkin me nangani pendidikan anak seorang diri.

Hj Nevi Zuairina adalah wanita tangguh yang sukses mendorong Irwan menjadi seorang politisi dan pemimpin yang disegani, dan sukses mengantarkan anak-anaknya menempuh pendidikan. Putra pertama mereka Jundhi Fadhillah telah menyelesaikan studi MBA di Boston Amerika, dan telah bekerja di perusahaan energi  di Jakarta. Putri ke 2 Waviatul Ahdi telah menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Gigi UI, putri ke 3  Dhiya’u Syahidah telah menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Bandung dan sekarang menyelesaikan S2  di Westminster University – UK. Putra ke empat mereka Anwar Jundhi kuliah di Institut Pertanian Bogor, Atika, putri ke 5 kuliah di FE UI, Ibrahim kuliah di Jurusan Teknik Kimia UI, Shohwah dan Farhana di SMA 1 Padang. Dua orang lainnya masih sekolah di SMP dan SD. Namun semua memperlihatkan prestasi yang gemilang.

Pantas Irwan Prayitno mencintainya sengan setulus hati. Sampai saat ini, sebagaimana diketahui banyak orang, Irwan Prayitno hanya memiliki seorang istri. Kecintaan Irwan kepada sang istri  diungkapkan dalam lagu "Kau Istriku". Lagu tersebut terinspirasi dari keberangkatan istrinya ke tanah suci melaksanakan ibadah umrah pada awal Ramadhan lalu. Proses lahirnya terjadi di hari ke-9 bulan Ramadhan tahun 2013. Setelah menunaikan shalat Ashar dan membaca Al Quran, terbetik di hati Gubernur untuk menuliskan suatu lirik lagu tentang istrinya di mana saat itu sang istri sudah 10 hari umrah ke tanah suci.

Irwan pun menciptkan lagu "Anakku Penyejuk Hatiku." Lagu ini menggambarkan betapa anak-anaknya merupakan obat pelepas lelah dalam menjalani kehidupan yang keras sebagai seorang politisi. Anak-anaknya menjadi daya dorong sendiri, sehingga Irwan ikhlas dalam menjalankan amanah jabatan yang dipikulnya dan amanah sebagai kepala rumah tangga. Anak-anak yang baik, anak-anak yang sukses menempuh pendidikan mereka, dan menjadi penyejuk hati orang tua. 
Sebuah keluarga yang sempurna di bawah ridho Ilahy, rahmat dan kasih sayang Allah swt mereka dapati, alamat badan selamat menempuh kerasnya hidup ini. "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan ayat 74).

Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »