BentengSumbar.com --- Novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” karya mahasiswa Universitas Andalas, Abdul Halim, dibedah di aula Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Ahad (25/10).
Acara yang diangkat Forum Al-Irsyad Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang itu diikuti peserta dari kalangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Padang, di antaranya; Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta, Universitas Putra Indonesia YPTK, Universitas Baturahmah, STKIP PGRI, dan IAIN Imam Bonjol Padang.
Novel perdana karya Abdul Halim tersebut dibahas dan didiskusikan dengan mengundang pembicara Muhammad Subhan, motivator kepenulisan dari Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia yang juga pengarang sejumlah novel.
Abdul Halim ketika menyampaikan proses kreatifnya mengatakan, ide novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” ia pungut dari sejumlah realitas sosial yang tengah terjadi di masyarakat, dan sedikit diambil dari kisah hidupnya.
“Sebagian besar ide cerita saya dramitisir dan buah imajinasi,” katanya.
Narasumber Muhammad Subhan mengatakan, novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” memiliki konflik yang menarik. Meski tema sudah umum yaitu tentang percintaan, namun pengarang mampu mengelabui pembaca lewat alur cerita yang memikat.
“Novel ini tidak mudah ditebak endingnya, dan konfliknya rumit,” ujar Muhammad Subhan.
Novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” bercerita tentang tokoh bernama Abror, seorang presiden mahasiswa di sebuah kampus di Medan yang membenci Minangkabau. Kebenciannya dilatarbelakangi karena sang ayah yang orang Minang dibuang dari keluarganya karena memilih istri seorang gadis Batak yang menjadi ibu Abror.
Kebencian lainnya karena ayah Abror pernah ditipu oleh oknum orang Minang yang bekerja padanya dan melarikan dua truk ikan kering sebagai usaha ayah Abror.
Kebencian itu sedikit surut ketika Abror bertemu Nida Zahra, gadis Minang yang membuat dirinya jatuh hati. Zahra menerima cinta Abror, namun diam-diam Zahra telah mempunyai seorang kekasih di Padang yang sedang kuliah di sebuah kampus ternama di Jawa.
Ketika Abror tahu dirinya dikhianati, Abror terpuruk. Kebenciannya kepada orang Minang semakin bertambah. Sebagai pelarian, ia memacari gadis Minang lainnya, yaitu Resti dan Serly. Kedua gadis itu tidak sungguh-sungguh dia cintai, dan akhirnya ia tinggalkan.
Resti tiba-tiba mengaku hamil dan meminta Abror bertanggung jawab, namun Abror tidak pernah melakukan perbuatan terlarang bersama Resti. Rupanya, Resti dihamili pacarnya yang bukan Abror. Sementara di Padang Zahra dikhianati Ilham pacarnya yang menikah dengan gadis Jawa.
Zahra terpuruk dan menyesal menyakiti Abror yang berbuah karma pada dirinya. Zahra meminta maaf kepada Abror dan igin merajut kembali cinta suci mereka, namun Abror menolak sebab terlanjur kecewa.
Luka yang diberikan Zahra di sisi lain menumbuhkan semangat Abror untuk menempuh pendidikan S2 ke Jepang. Dia mendapat beasiswa bersama sahabatnya, Rasyid. Di Jepang Abror bertemu Akari, gadis Jepang yang pernah kuliah di Medan dan menyukai Abror. Jika Abror mau menikahinya, Akari siap menjadi seorang muslimah.
Abror dan Akari akhirnya merencanakan pernikahan meski kedua orangtua Akari tidak merestuinya. Undangan pernikahan telah disebar. Tiga hari menjelang pernikahan, gempa bumi 9,0 SR mengguncang Jepang. Abror tertimpa bangunan di rumah seniornya, dan takdir Tuhan berkehendak lain. Abror tewas, dan ia tidak pernah duduk di kursi pelaminan. (rel)
Acara yang diangkat Forum Al-Irsyad Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang itu diikuti peserta dari kalangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Padang, di antaranya; Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta, Universitas Putra Indonesia YPTK, Universitas Baturahmah, STKIP PGRI, dan IAIN Imam Bonjol Padang.
Novel perdana karya Abdul Halim tersebut dibahas dan didiskusikan dengan mengundang pembicara Muhammad Subhan, motivator kepenulisan dari Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia yang juga pengarang sejumlah novel.
Abdul Halim ketika menyampaikan proses kreatifnya mengatakan, ide novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” ia pungut dari sejumlah realitas sosial yang tengah terjadi di masyarakat, dan sedikit diambil dari kisah hidupnya.
“Sebagian besar ide cerita saya dramitisir dan buah imajinasi,” katanya.
Narasumber Muhammad Subhan mengatakan, novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” memiliki konflik yang menarik. Meski tema sudah umum yaitu tentang percintaan, namun pengarang mampu mengelabui pembaca lewat alur cerita yang memikat.
“Novel ini tidak mudah ditebak endingnya, dan konfliknya rumit,” ujar Muhammad Subhan.
Novel “Bisikan Cinta dari Tuhan” bercerita tentang tokoh bernama Abror, seorang presiden mahasiswa di sebuah kampus di Medan yang membenci Minangkabau. Kebenciannya dilatarbelakangi karena sang ayah yang orang Minang dibuang dari keluarganya karena memilih istri seorang gadis Batak yang menjadi ibu Abror.
Kebencian lainnya karena ayah Abror pernah ditipu oleh oknum orang Minang yang bekerja padanya dan melarikan dua truk ikan kering sebagai usaha ayah Abror.
Kebencian itu sedikit surut ketika Abror bertemu Nida Zahra, gadis Minang yang membuat dirinya jatuh hati. Zahra menerima cinta Abror, namun diam-diam Zahra telah mempunyai seorang kekasih di Padang yang sedang kuliah di sebuah kampus ternama di Jawa.
Ketika Abror tahu dirinya dikhianati, Abror terpuruk. Kebenciannya kepada orang Minang semakin bertambah. Sebagai pelarian, ia memacari gadis Minang lainnya, yaitu Resti dan Serly. Kedua gadis itu tidak sungguh-sungguh dia cintai, dan akhirnya ia tinggalkan.
Resti tiba-tiba mengaku hamil dan meminta Abror bertanggung jawab, namun Abror tidak pernah melakukan perbuatan terlarang bersama Resti. Rupanya, Resti dihamili pacarnya yang bukan Abror. Sementara di Padang Zahra dikhianati Ilham pacarnya yang menikah dengan gadis Jawa.
Zahra terpuruk dan menyesal menyakiti Abror yang berbuah karma pada dirinya. Zahra meminta maaf kepada Abror dan igin merajut kembali cinta suci mereka, namun Abror menolak sebab terlanjur kecewa.
Luka yang diberikan Zahra di sisi lain menumbuhkan semangat Abror untuk menempuh pendidikan S2 ke Jepang. Dia mendapat beasiswa bersama sahabatnya, Rasyid. Di Jepang Abror bertemu Akari, gadis Jepang yang pernah kuliah di Medan dan menyukai Abror. Jika Abror mau menikahinya, Akari siap menjadi seorang muslimah.
Abror dan Akari akhirnya merencanakan pernikahan meski kedua orangtua Akari tidak merestuinya. Undangan pernikahan telah disebar. Tiga hari menjelang pernikahan, gempa bumi 9,0 SR mengguncang Jepang. Abror tertimpa bangunan di rumah seniornya, dan takdir Tuhan berkehendak lain. Abror tewas, dan ia tidak pernah duduk di kursi pelaminan. (rel)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »