Rekaman Ceramah Agama Hampir 200 Judul

Rekaman Ceramah Agama Tujuh Hampir 200 Judul
SEJAK kecil, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa sudah didik ilmu agama oleh kedua orang tuanya, Djamrul Djamal dan Sudarni Sayuti. Kedua orang tuanya merupakan dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Ayahnya Djamrul Djamal merupakan dosen Fakultas Syariah, dan ibunya Sudarni Sayuti adalah dosen Fakultas Tarbiyah.

Irwan Prayitno tidak pernah menempuh pendidikan formal di pesantren atau madrasah. Ilmu agama yang dia peroleh murni dari kedua orang tuanya. Orang tuanya menanamkan aqidah sejak kecil, Irwan Prayitno diperkenalkan dengan ritual Islam, seperti sholat, puasa, membaca al Quran, zakat, dan ibadah sunnah. Irwan Prayitno pun dibiasakan untuk melaksanakan sholat dhuha dan tahajud.

Usai melaksanakan sholat magrib berjamaah, orang tuanya mengajarkan Irwan Prayitno ilmu agama. Mulai dari soal-soal fiqh sampai kepada sejarah perjuangan Islam. Sebelum tidur, Irwan Prayitno pun diwajibkan membaca al Quran, minimal satu halaman. Buku-buku agama pun dipasok orang tuanya untuk Irwan Prayitno. Orang tuanya sering membelikan Irwan Prayitno buku-buku agama untuk dipelajari.

Dalam pengasuhan kedua orang tuanya, Irwan Prayitno dibesarkan dengan memperkenalkan ajaran Islam. Walau tidak pernah belajar agama secara formal, Irwan Prayitno mampu mengembangkan ilmu agama yang dibekali orang tuanya sejak kecil. Memasuki bangku SMP dan SMA, Irwan Prayitno sudah bisa memberikan kuliah tujuh menit (kultum) di mushalla sekolah.
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezqi kepadamu, Kamilah yang memberi rezqi kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertaqwa. (QS. Thaahaa ayat 132). Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud).

Pada saat kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, selain menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan, Irwan Prayitno banyak menghabiskan waktu di luar kampus untuk berdakwah. Irwan Prayitno aktif dalam diskusi-diskusi dakwah dan perhimpunan mahasiswa. Ia pernah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta. Selama keterlibatannya dengan HMI, ia merasakan gaya represif pemerintahan Soeharto terhadap pergerakan Islam. Pada 1984, ia naik sebagai Ketua HMI Komisariat Fakultas Psikologi UI.

Selain itu, Irwan Prayitno juga mengikuti pergerakan Islam dalam skala yang lebih kecil di masjid-mesjid kampus lewat kelompok-kelompok tarbiah yang lebih berorientasi pada pembinaan aqidah dan akhlaq. Aktivitas tarbiah berpusat di masjid-masjid kampus seperti Masjid Arif Rahman Hakim, UI; Masjid Salman, ITB; dan Masjid Al-Ghifari, IPB.

Bersama teman-temannya, Irwan Prayitno bolak-balik mengikuti kegiatan halaqah atau lingkaran dakwah di Masjid Salaman. Pola latihan dimulai dengan pembentukan kelompok kecil dengan bimbingan seorang mentor sebagai penyampai tentang ajaran Islam. Pola ini diperkenalkan oleh sejumlah ustad dan pelajar Indonesia lulusan Timur Tengah, merujuk pada gerakan Ikhwanul Muslimin.

Setelah dua kali pertemuan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus, ia terlibat dalam sosialisasi petunjuk perjuangan LDK atau khittah, berkeliling ke kota-kota di Sumatera Barat. Ia berkenalan dan mendapati mubalig muda seperti Mahyeldi Ansharullah, Marfendi, dan Rafdinal yang kelak terlibat dalam kepengurusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini pulalah yang mengantarkan Irwan Prayitno menjadi anggota DPR RI tiga kali periode dan Gubernur Sumatera Barat (2010-2015).
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Imran ayat 104). "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl ayat 125).

Ketika menjabat Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno tetap melakoni aktivitas dakwahnya. Masyarakat sering mengundangnya untuk memberikan ceramah, baik itu ceramah Ramadhan, Khatib Jum'at maupun Khatib Idul Fitri dan Idul Adha. Irwan Prayitno juga aktif memberikan ceramah kepada Aparatur Sipil Negera (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Selama menjadi Gubernur Sumbar, hampir seluruh mesjid dan surau di pelosok Sumbar sudah dikunjunginya untuk memberikan ceramah agama. Mulai dari mesjid terbesar di Sumbar, yakni Mesjid Raya Sumbar, hingga ke surau-surau di nagari terpencil hingga daerah perbatasan Sumbar. Selain bertujuan ingin menyampaikan dakwah agama, dengan berceramah ke mesjid dan surau, dirinya dapat bertemu langsung dan mengetahui kondisi masyarakatnya serta pembangunan yang dilaksanakan di seluruh pelosok Sumbar.

Tidak hanya ke mesjid dan surau berceramah, Irwan Prayitno bahkan mengaku dirinya, juga banyak diundang oleh instansi pemerintah, swasta dan perbankan untuk memberikan ceramah dan tausiah. Irwan Prayitno sangat menghargai undangan tersebut. Karena itu dirinya tidak bisa menolak. Semuanya demi dakwah dan syiarnya Agama Islam.

Dalam seminggu, Irwan prayitno mengaku dirinya dua hingga tiga kali berceramah. Ceramah-ceramah Irwan Prayitno sudah direkam dan kemudian di-CD-kan album rekamannya berceramah di berbagai acara. Sudah ada 200 judul ceramah dengan rekaman 8 volume. Sebagian juga sudah tersebar di Youtube.


Judul ceramahnya yang telah di-CD-kan diantaranya: Berbuat Baik, Sabar Sebagai Benteng Kehidupan, Nikmatnya Bersyukur, Pengendalian Diri Hikmah Puasa, Takwa Bekal Hidup Kami, Indahnya Kebersamaan, Keluarga Samara Idaman, Ridho Kepada Allah, Ketenangan Jiwa, Allah Segalanya, Puasa Melawan Hawa Nafsu, Belajar Seumur Hidup, Ramadhan Berkarakter, Berkah Berzakat, Pendidikan Anak, Islam Rahmatal Lil 'Alamin, Kesertaan Allah, Problema Umat, Keseimbangan Hidup, Saling Memaafkan, Ibadah Sepanjang Masa, Ilmu Allah swt, Islam Agama Sempurna, dan Nabi Muhammad Model Kehidupan, dan lainnya.
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushishilat ayat 33). "Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim).

Robbanaa aatinaa min ladunka rohmatan wa hayyi lanaa min amrinaa rosyadaa. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin. Ya Allah, berilah rahmat pada kami dan beri kami petunjuk yang lurus serta sempurna. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zholim. Wallahu A'alam Bishawab.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Waki Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »