Selalu Shalat Berjamaah Ketika Mukim dan Safar

Selalu Shalat Berjamaah Ketika Mukim dan Safar
SEORANG muslim pasti mengetahui keutamaan sholat berjamaah. Shalat berjamaah merupakan syi'ar Islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia merupakan sebab terjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi, menampakkan kekuatan, dan kesatuan. Dalam fiqh Islam, shalat berjamaah wajib atas setiap muslim yang mukallaf, laki-laki yang mampu, untuk shalat lima waktu, baik dalam perjalanan maupun mukim, dalam keadaan aman, maupun takut.

"Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta rukuklah bersama orang-orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah ayat 43). "Bila kamu mengadakan perjalanan dimuka bumi, tidaklah kamu berdosa jika kamu memendekkan (mengqashar) shalat..." (QS. An-Nisa ayat 101). Rasulullah saw bersabda, "Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR Bukhari).

Bagi Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa, shalat berjamaah merupakan suatu kewajiban. Setiap datang panggilan azan, dirinya akan bersegera menuju tempat sholat menunaikan kewajiban sebagai hamba Tuhan. Jika tidak bisa shalat berjamaah di mesjid, di rumah pun Irwan Prayitno tetap melaksanakan shalat berjamaah bersama istri, anak-anak, dan stafnya. Irwan Prayitno termasuk sosok suami dan ayah yang nyinyir mengingatkan istri dan anaknya agar memelihara shalat.

Pengalaman penulis selama bergaul dengan Irwan Prayitno, setiap suara azan berkumandang, dia akan segera meninggalkan pekerjaan yang sedang dikerjakannya. Bergegas menuju tempat wudhu' dan mengingatkan orang-orang yang berada di sekitanya pada waktu itu untuk shalat berjamaah. Dia langsung menjadi imam, dan kami yang hadir menjadi makmum.

Begitu pula ketika melakukan kunjungan ke daerah. Irwan Prayitno tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah. Usai shalat Zhuhur berjamaah di mesjid setempat, Irwan Prayitno dan rombongan melakukan shalat qashar berjamaah, yaitu meringkas shalat 'Ashar atau dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Demikian juga setelah sholat magrib berjamaah, Irwan Prayitno dan rombongan mengqashar sholat Isya dengan berjamaah, dan langsung diimami Irwan Prayitno. Mengqashar shalat baru dilakukan Irwan Prayitno jika mengunjungi daerah-daerah yang jauh dan mesti mengqashar shalat.

"Rasulullah SAW tidak bepergian, melainkan mengerjakan shalat dua raka’at saja sehingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah bermukim di Mekkah di masa Fathul Mekkah selama delapan belas malam, beliau mengerjakan shalat dengan para Jama’ah dua raka’at kecuali shalat Maghrib. Kemudian bersabda Rasulullah SAW : "Wahai penduduk Mekkah, bershalatlah kamu sekalian dua raka’at lagi, kami adalah orang-orang yang dalam perjalanan." (HR. Abu Daud). Dari Ibnu Abbas R.A. ia berkata : "Shalat itu difardhu-kan atau diwajibkan atas lidah Nabimu didalam hadlar (mukim) empat rakaat, didalam safar (perjalanan) dua rakaat dan didalam khauf (keadaan takut atau perang) satu rakaat." (HR. Muslim).

Tak hanya itu, pada waktu subuh pun, Irwan Prayitno memerintahkan rombongan untuk shalat berjamaah di mesjid. Usai shalat berjamaah, Irwan Prayitno pun tampil memberikan kuliah tujuh menit alias kultum. Isi kultum yang diberikan pun lebih banyak mengingatkan hadirin yang hadir untuk menjaga waktu sholat, jangan lalai terhadap mengingat Allah swt, selalu menjaga amanah, cinta terhadap orang tua dan keluarga, tidak boleh sombong, cinta kepada Allah dan Rasul, dan lain sebagainya.

Irwan Prayitno paham betul terhadap perintah shalat berjamaah dan keutamaannya. Menurutnya, apabila seseorang mengerjakan sholat wajib dengan berjamaah maka dijanjikan oleh Allah mendapatkan dua puluh tujuh kebaikan dibandingkan dengan sholat sendiri. Menjalankan sholat sendiri akan memberikan satu kebaikan saja.

Untuk itu begitu banyaknya kebaikan sholat berjamaah akan memberikan keutamaan tersendiri. Disarankan memang shalat berjamaah dimasjid agar kebaikan yang didapatkan semakin banyak. Perlu diketahui bahwa pahala kebaikan yang dikumpulkan selama didunia adalah untuk bekal perjalanan meniti jembatan Sirattal Mustaqim.

Begitu pentingnya melaksanakan shalat berjamaah, perintah menjalankan shalat berjamaah tidak hanya dalam keadaan biasa atau aman, Allah SWT pun memerintahkannya meskipun dalam keadaan takut. Dalam keadaan demikian, shalat mengambil bentuk tertentu, berlainan sedikit dari bentuk shalat pada umumnya, diakrenakan kaum muslimin ingin agar shalat senantiasa dilaksanakan berjamaah, dipimpin oleh pemimpin besar atau panglima tertinggi mereka, atau seorang yang mewakili kedudukannya dalam mengatur pertempuran.

"Dan apabila kamu (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum shalat, lalu mereka shalat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus..." (QS. an-Nisaa’ ayat 102).

Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq, semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus. Amin.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »