Stroke, Bahan Dapur dan Madu

Stroke, Bahan Dapur dan Madu
Zamri Yahya, SH.i, WU. Untuk mengganti obat kimia, saya minum rebusan alami saja ditambah madu dan makan buah-buahan.
SAYA
hampir tidak minum obat kimia sepulang dari rumkit.

Da Ujang, ahli terapis di Lubeg, menyarankan saya makan alami, menghindari daging dan kuning telur, karena membuat saya lemah: dua makanan kesukaan saya. 

Untuk mengganti obat kimia, saya minum rebusan alami saja ditambah madu dan makan buah-buahan.

"Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. An Nahl ayat 69).

Kulit pisang, Jahe, bawang, daun salam, cengkeh, kulit manis dan bahan dapur lainnya jadi sasaran saya. 

"Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe." (QS.Al Insan ayat 17).

"Dan orang-orang yang benar, betapa diberkatinya mereka! Mereka akan berada di tengah-tengah pohon bidara yang tidak berduri, rumpun-rumpun pisang, naungan yang luas, air yang mengalir, buah-buahan yang melimpah, tidak pernah pada musimnya, dan tidak terlarang." (QS.Al Waqiah 27-33).

Hampir setiap hari saya beli buah dan memakannya, duitnya bantuan kawan juga. Seperti anggur dan kurma. 

"Lalu, dengan (air) itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur. Di sana kamu mendapatkan buah-buahan yang banyak dan dari sebagiannya itu kamu makan." (QS. Al-Mu'minun · Ayat 19).

Terutama buah surga: pisang. Dalam Al Quran, bidara dan pisang disebut buah surga yang turun ke dunia. 

Karena saya yakin firman Tuhan: Buah-buah dan madu adalah obat dari penyakit. 

"Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS.An Nahl (Lebah) ayat 69).

Tapi effeknya, saya agak kurusan, badan "bulek" Saya hilang. 

Walau masih rapuh, saya berjalan seperti orang normal, tapi belum bisa bawa mobil karena taku menambrak orang.

Pernah saya coba dua kali bawa mobil. Anak istri saya tegang. Tangannya selalu pegang rem tangan. 

Sampai rumah ortu, terpaksa urang sumando saya bawa mobil pulang. Kali kedua, mamak rumah jadi sopir pulang ke rumah. 

Orang stroke itu harus banyak sabar, ikhlas dan istiqamah. Karena kita sering menerima ketidakpercayaan orang lain bahwa kita mampu tegak di kaki sendiri. 

Olahraga pun saya lakukan yang sederhana saja. Jalan kaki  abis sholat subuh dan abis makan, lantas mengayunkan tangan sampai tegak lurus.

Padang, 7 Desember 2025
BY

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »