Tak Bisa Tidur Sebelum Membaca al Quran

Tak Bisa Tidur Sebelum Membaca al Quran
SEJAK kecil Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc., Datuk Rajo Bandaro Basa sudah dikenalkan dengan al Quran oleh kedua orang tuanya, Sudarni Sayuti dan Djamarul Djamal. Bahkan, proses pendidikan baca tulis al Quran yang dijalani Irwan Prayitno langsung di bawah bimbingan kedua dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol tersebut. Bagi Sudarni Sayuti dan Djamarul Djamal, tiada hari tanpa mengajarkan isi kandungan al Quran dan nilai-nilai keislaman bagi anak-anak mereka.

Irwan Prayitno lahir sebagai anak sulung dari empat bersaudara. Adik-adik Irwan Prayitno adalah Khairul Ikhwan, Adib Alfikri, dan Dewi Fitriana. Khairul Ikhwan sehari-hari merupakan dosen di PGTKIP Adzkia dan Komisaris PDAM Kota Padang, Adib Alfikri diberi amanah oleh Walikota Padang H Mahyeldi Ansharullah sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Padang, sedangan Dewi Fitriana merupakan dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang.
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Al Fathir ayat 29-30).

Kebiasaan Irwan Prayitno membaca Al Quran menurut ayahandanya Drs. Djamrul Djamal, SH yang juga dosen IAIN Imam Bonjol Padang  telah dimulai sejak kecil. Dulu menurutnya, Irwan tak bisa tidur kalau belum membaca atau dibacakan Al Quran.  Kebiasaan itu tak berubah hingga kini. Maka tidak salah rasanya, jika Irwan Prayitno termasuk salah seorang pemimpin penghafal al Quran dan memahami isi kandungan ayat-ayat al Quran.

Dalam sebuah wawancara, penulis menyaksikan sendiri kemampuan Irwan Prayitno dalam menghafal al Quran. Thema wawancara saat itu adalah identitas budaya Minangkabau. Waktu itu, penulis mengutip terjemahan ayat 13 surah al Hujarat. Penulis katakan itu adalah ayat ke 11, namun Irwan Prayitno langsung membaca teks arabnya dan mengatakan bahwa ayat tersebut merupakan ayat ke 13 surah Al Hujarat. Dan Irwan Prayitno pun menjelaskan, berdasarkan ayat tersebut, maka orang Minangkabau dengan sistem matrilinialnya memiliki identitas budaya tersendiri yang berbeda dengan suku bangsa lainnya di Indonesia dan dunia. Dan disanalah letak keistimewaaan orang Minangkabau.

Menurut Yongki Salmeno, salah seorang sahabat Irwan Prayitno, pada sebuah kesempatan, Irwan Prayitno melakukan tadarus bersama teman-temannya. Hampir semua di antara yang hadir waktu itu membaca Al Quran secara lambat dan terbata-bata dan banyak kesalahan. Namun ketika giliran Irwan Prayitno, ia mampu membaca dengan benar, cepat dan lancar.
"Selama ini saya beralasan tidak lancar dan tidak terbiasa membaca Al Quran akibat kesibukan pekerjaan. Namun ternyata beliau mampu membaca dengan lancar. Siapa bilang kesibukan bisa dijadikan alasan tidak fasih membaca Al Quran? Kami jadi malu pada diri sendiri," ungkap Yongki Salmeno dalam sebuah artikelnya.

Di Indonesia ada beberapa kepala daerah yang termasuk hafidz al Quran. Rata-rata mereka adalah kepala daerah yang berprestasi dan amanah. Ketaatan mereka dengan agama dan kedekatan mereka dengan Tuhan membuat mereka bisa bekerja secara amanah. Diantara kepala daerah yang penghafal al Quran itu termasuk di dalamnya Irwan Prayitno (mantan Gubernur Sumatera Barat 2010-2015). Kepala daerah lainnya yang juga penghafal al Quran adalah Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Gubernur Maluku Utara KH Abdul Ghani Kasuba, dan Gubernur Nusata Tenggara Barat KH. Muhammad Zainul Majdi.

Dan memang, selama lima tahun memimpin Sumatera Barat, Irwan Prayitno berhasil membawa Ranah Minang yang hancur porakporanda akibat gempa bumi 30 September 2010 bangkit dari keterpurukan dan kembali sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Dengan semangat "Sumbar Bangkit" yang diusungnya, Irwan Prayitno mengukir prestasi dengan membawa Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memperoleh sekitar 204 penghargaan. Dan hampir semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyumbang penghargaan tersebut.

Sebanyak 22 penghargaan diraih ditahun 2011, berikutnya 33 penghargaan di tahun 2012, dan 20 penghargaan di tahun 2013, selebihnya diraih Pemprov Sumbar pada tahun 2014 dan 2015. Penghargaan yang diraih mulai dari Pennghargaan Ketahanan Pangan Nasional 2010, penghargaan Pelaksanaan Penerapan e-KTP Terbaik (9 Kab/Kota tahun 2011), Anugerah Parahita Ekapraya (Komitmen Gubernur untuk Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Penghargaan Provinsi Terbaik Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil tahun 2013 dan lainnya.
Dalam berbagai kesempatan, Irwan Prayitno selalu mengingatkan pentingnya memperkenalkan al Quran sejak dini kepada anak-anak. Menurutnya, anak yang hafal isi al Quran merupakan anak yang cerdas dan pintar, maka khatam tahfidz merupakan cara pendidikan yang mampu mencerdaskan anak dan juga mampu membentuk karakter anak menjadi baik dalam prinsip-prinsip hidup sesuai Sunnatullah.

Apatah lagi, menurut Irwan Prayitno, saat ini banyak siswa yang berhasil masuk sekolah-sekolah dan perguruan tinggi terbaik dengan cara menghafal al Quran, sebuah jalur khusus yang menjadi tren dikalangan pendidikan. Untuk itu, orang tua harus memberi motivasi dan memberikan sesuatu penghargaan sekaligus perhatian anak-anak mereka untuk menghafal al Qur'an sebagai sebuah prestasi hebat dan baik.

Keutamaan lainnya bagi orang yang suka membaca al Quran dan menghafalnya, mereka tidak mudah pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa'at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do'anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, sebagaimana disebutkan dalam berbagai riwayat.

Irwan Prayitno menyakini, seorang yang hafal al Quran akan mampu menuntun diri mereka terjauh dari sifat-sifat yang buruk, iri, dengki dan sombong. Hidup mereka akan selalu senang, tenang dan bahagia. Dunia dapat akhirat dapat pula. Irwan Prayitno berharap masyarakat Sumatera Barat turut serta mendukung semua ini, sebagai sebuah keberhasilan pendidikan karakter di daerah ini. Sebab, al Quran merupakan kebesaran ilmu Allah swt yang mesti dipelajari dengan baik dalam meningkatkan kecerdasan dan pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al Quran dan mengajarkannya." (HR Bukhari). "Orang yang mahir membaca al Quran bersama malaikat yang mulia lagi taat. Adapun orang yang membaca al Quran dengan terbata-bata dan berat atasnya maka baginya dua pahala." (HR Muslim). "Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran." (HR. Al-Hakim).

Wallahu A'lam Bishawab, dan hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Ditulis Oleh :
Zamri Yahya
Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »