![]() |
Festival Dayung Palinggam. |
BENTENGSUMBAR.COM, PADANG --- Kendati berpuluh tahun lamanya seakan mati suri, lomba tradisional “Dayuang Sampan” di Banda Bakali Palinggam akhirnya hidup dan digelar kembali. Penantian panjang terhadap olahraga air ini, disambut antusias warga Kota Padang yang seakan rindu berat. Sehingga, tingginya animo disertai sorak sorai penonton di sepanjang sungai, memperlihatkan meriahnya lomba yang dinamai Palinggam Dayuang Festival (PDF) ini.
Seperti disampaikan Ketua Panitia Pelaksana, Dikki Syarfin, lomba selaju sampan di Palinggam ini memang sudah fakum berpuluh tahun lamanya. Dayuang palinggam diduga redup, karena selama ini banyak diadakan perlombaan yang sama, namun tidak menggunakan perahu tradisonal lagi.
“Oleh karena itu, bekerja sama dengan beberapa pihak panitia menginisiati untuk menggelarnya kembali di tahun ini.
Alhamdulillah, dari awal hingga akhir pelaksanaan lomba berjalan dengan sukses dan meriah,” terang Dikki di sela acara penutupan PDF 2015 Minggu (27/12).
Dikki melanjutkan, pada pagelaran PDF tahun 2015 ini, ia menilai kelancaran lomba dikarenakan menunjuk panitia dengan memilih perwakilan dari tujuh kampung yang ada di dua kelurahan di pinggiran Banda Bakali Palinggam. Maksud dan tujuannya adalah, lomba tersebut juga sebagai ajang pemersatu dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Menang dan kalah di lomba PDF ini adalah hal biasa. Menjaga sportifitas itu yang utama,” imbuh Dikki selaku perantau Minang yang menetap di Jakarta ini.
Dikki berharap, lomba PDF dapat diadakan tiap tahun secara baik dan lebih meriah lagi. Sejalan dengan itu, sangat juga diperlukan pembenahan infrastruktur guna mendukung kelancaran penyelenggaraannya. Karena, dampak kesuksesan PDF akan tereksplor keluar daerah dan wisatawan akan banyak mengunjungi Kota Padang demi melihatnya secara langsung.
“Sehingga ini bisa dikatakan Mambangkik Batang Tarandam (membangkitkan batang yang terendam-red) di kampung kita ini. Bagaimana PDF bisa membangun sportifitas di kalangan pemuda dan membangun silaturahmi antar sesama warga minang. Ditambah lagi, ini juga langkah dalam bersinergi dengan Pemko Padang, khususnya menghidupkan sektor pariwisata dan olahraga,” putra daerah asli Palinggam ini mengakhiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Padang, Medi Iswandi dalam sambutannya mengatakan, untuk membangkitkan lomba Dayuang Palinggam ini, pihaknya telah merencanakan dengan merancang agar PDF digelar semeriah mungkin di 2016 mendatang. Sebab, selain membangkitkan tradisi yang sudah hilang, Dayung Palinggam dapat menggenjot perekonomian masyarakat dan dunia pariwisata di daerah ini.
“Kita akan bicarakan terkait penganggaran lomba ini agar masuk ke dalam APBD Perubahan. Sehingga sesuai rencana, PDF 2016 nanti, juga dibarengi dengan menggelar lomba nyanyi. Kita yakin ini akan menambah kemeriahan nantinya,” imbuh Medi Iswandi.
Medi menambahkan, atas nama Pemko Padang mengucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana PDF 2015 yang secara berani dan sangat siap menggelar iven yang sudah lama fakum tersebut. Para panitia pantas diberikan apresiasi dinilai telah bekerja dengan baik, sehingga lomba dapat berjalan dengan lancar dan kondusif.
“Saya juga melihat panitia mampu menjaga penonton untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ini sejalan dengan program Pemko terkait menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi PDF juga mendorong perekonomian masyarakat sekitar. Pelaksanaannya telah kita tetapkan dalam kalender tahunan Disbudpar,” tukas Medi.
Adapun terkait seputar PDF 2015 ini, lomba dimulai dari 24 sampai 27 Desember. Pesertanya sebanyak 64 tim dayung yang ada di Sumbar. Tim yang berhasil menjadi juara satu yaitu Tim Pasga Pasa Gadang Kelurahan Pasa Gadang. Juara kedua, IIPKB Kampung Batu Kelurahan Batang Arau dan di tempat ketiga diraih Seniman Air Penggalangan Kelurahan Batang Arau. Sementara ditempat keempat, ditempati Benteng Sepakat Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.
Untuk hadiah bagi para pemenang, juara satu mendapatkan satu ekor sapi ditambah uang pembinaan Rp 5 Juta disertai trophy dan tabanas. Juara kedua, menerima satu ekor sapi ditambah uang Rp 2,5 Juta disertai trophy dan piagam. Kemudian juara ketiga menerima 4 ekor kambing ditambah uang Rp 1,5 Juta disertai trophy dan piagam dan ditempat keempat mendapatkan 2 ekor kambing plus uang 1 Juta disertai trophy dan piagam. (David)
Seperti disampaikan Ketua Panitia Pelaksana, Dikki Syarfin, lomba selaju sampan di Palinggam ini memang sudah fakum berpuluh tahun lamanya. Dayuang palinggam diduga redup, karena selama ini banyak diadakan perlombaan yang sama, namun tidak menggunakan perahu tradisonal lagi.
“Oleh karena itu, bekerja sama dengan beberapa pihak panitia menginisiati untuk menggelarnya kembali di tahun ini.
Alhamdulillah, dari awal hingga akhir pelaksanaan lomba berjalan dengan sukses dan meriah,” terang Dikki di sela acara penutupan PDF 2015 Minggu (27/12).
Dikki melanjutkan, pada pagelaran PDF tahun 2015 ini, ia menilai kelancaran lomba dikarenakan menunjuk panitia dengan memilih perwakilan dari tujuh kampung yang ada di dua kelurahan di pinggiran Banda Bakali Palinggam. Maksud dan tujuannya adalah, lomba tersebut juga sebagai ajang pemersatu dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Menang dan kalah di lomba PDF ini adalah hal biasa. Menjaga sportifitas itu yang utama,” imbuh Dikki selaku perantau Minang yang menetap di Jakarta ini.
Dikki berharap, lomba PDF dapat diadakan tiap tahun secara baik dan lebih meriah lagi. Sejalan dengan itu, sangat juga diperlukan pembenahan infrastruktur guna mendukung kelancaran penyelenggaraannya. Karena, dampak kesuksesan PDF akan tereksplor keluar daerah dan wisatawan akan banyak mengunjungi Kota Padang demi melihatnya secara langsung.
“Sehingga ini bisa dikatakan Mambangkik Batang Tarandam (membangkitkan batang yang terendam-red) di kampung kita ini. Bagaimana PDF bisa membangun sportifitas di kalangan pemuda dan membangun silaturahmi antar sesama warga minang. Ditambah lagi, ini juga langkah dalam bersinergi dengan Pemko Padang, khususnya menghidupkan sektor pariwisata dan olahraga,” putra daerah asli Palinggam ini mengakhiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Padang, Medi Iswandi dalam sambutannya mengatakan, untuk membangkitkan lomba Dayuang Palinggam ini, pihaknya telah merencanakan dengan merancang agar PDF digelar semeriah mungkin di 2016 mendatang. Sebab, selain membangkitkan tradisi yang sudah hilang, Dayung Palinggam dapat menggenjot perekonomian masyarakat dan dunia pariwisata di daerah ini.
“Kita akan bicarakan terkait penganggaran lomba ini agar masuk ke dalam APBD Perubahan. Sehingga sesuai rencana, PDF 2016 nanti, juga dibarengi dengan menggelar lomba nyanyi. Kita yakin ini akan menambah kemeriahan nantinya,” imbuh Medi Iswandi.
Medi menambahkan, atas nama Pemko Padang mengucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana PDF 2015 yang secara berani dan sangat siap menggelar iven yang sudah lama fakum tersebut. Para panitia pantas diberikan apresiasi dinilai telah bekerja dengan baik, sehingga lomba dapat berjalan dengan lancar dan kondusif.
“Saya juga melihat panitia mampu menjaga penonton untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ini sejalan dengan program Pemko terkait menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi PDF juga mendorong perekonomian masyarakat sekitar. Pelaksanaannya telah kita tetapkan dalam kalender tahunan Disbudpar,” tukas Medi.
Adapun terkait seputar PDF 2015 ini, lomba dimulai dari 24 sampai 27 Desember. Pesertanya sebanyak 64 tim dayung yang ada di Sumbar. Tim yang berhasil menjadi juara satu yaitu Tim Pasga Pasa Gadang Kelurahan Pasa Gadang. Juara kedua, IIPKB Kampung Batu Kelurahan Batang Arau dan di tempat ketiga diraih Seniman Air Penggalangan Kelurahan Batang Arau. Sementara ditempat keempat, ditempati Benteng Sepakat Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.
Untuk hadiah bagi para pemenang, juara satu mendapatkan satu ekor sapi ditambah uang pembinaan Rp 5 Juta disertai trophy dan tabanas. Juara kedua, menerima satu ekor sapi ditambah uang Rp 2,5 Juta disertai trophy dan piagam. Kemudian juara ketiga menerima 4 ekor kambing ditambah uang Rp 1,5 Juta disertai trophy dan piagam dan ditempat keempat mendapatkan 2 ekor kambing plus uang 1 Juta disertai trophy dan piagam. (David)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »