Presiden Yahya Jadikan Gambia Republik Islam Keempat di Dunia

Presiden Yahya Jadikan Gambia Republik Islam Keempat di Dunia
Mr. Yahya Jammeh, Presiden Republik Islam Gambia. 
BentengSumbar.com --- Gambia resmi menjadi negara teokrasi Islam bercorak republik di Benua Afrika. Kebijakan itu diumumkan oleh Presiden Yahya Jammeh lewat pidato di televisi nasional. Sebelumnya, Gambia memakai sistem demokrasi sekuler.

”Sejalan dengan identitas agama negara ini dan nilai-nilai, saya menyatakan Gambia sebagai negara Islam,” kata Jammeh di stasiun televisi negara, seperti dilansir Reuters, Minggu 13 Desember 2015.

Menurutnya, perubahan Gambia menjadi negara Islam sesuai dengan identitas agama dan nilai-nilai rakyat. Rakyat Gambia tidak bisa meneruskan warisan kolonial. Lebih dari 90 persen masyarakat negara kecil di pesisir barat Benua Afrika itu memeluk agama Islam. Jammeh mengatakan perubahan status tata negara Gambia diperlukan untuk membedakan ekspresi politik rakyat dari masa penjajahan Inggris.

Di Benua Afrika, Mauritania adalah salah satu negara yang lebih dulu memproklamirkan diri sebagai republik Islam. Pemerintahan yang dipakai masih semi-presidensial dan tetap ada parlemen. Gambia menjadi negara keempat di dunia, menyusul menjadi republik Islami, setelah Iran, Pakistan, dan Mauritania.

Jammeh belum menjabarkan kembali, apa saja perubahan institusi negara seiring perubahan Gambia menjadi Republik Islam. Merujuk praktik di Iran atau Pakistan, pemisahan eksekutif, yudikatif, dan parlemen tetap ada. Biasanya, republik Islam memiliki majelis ulama atau mullah yang kekuasaannya lebih tinggi dari presiden.

Kendati demikian, dia menyatakan tetap bertoleransi kepada masyarakat lainnya yang menganut agama lain selain Islam. Diketahui, Jammeh memang menyatakan Gambia keluar dari Negara Persemakmuran yang dia sebut sebagai neo-kolonial pada 2013 lalu. Hal itulah yang membuat negara-negara Eropa mencabut bantuannya. Kini, Gambia terlihat lebih mendekatkan diri dengan Iran dan Afghanistan.

Belakangan, Jammeh kerap diberitakan karena komentar-komentarnya yang keras pada warga homoseksual. Pada 2007, dia pernah mengklaim menemukan obat herbal yang bisa menyembuhkan AIDS. Tahun lalu, di sidang umum PBB, Jammeh mengatakan negaranya akan mengeksekusi mati homoseksual karena tindakan mereka melawan kodrat alam.

Sementara itu, menurut Sidi Sanneh, mantan Menteri Luar Negeri yang telah menjadi pembangkang Gambia, dan kini berbasis di Amerika Serikat, Gambia memang kini bersandar pada negara-negara Arab pasca putusan 2013 lalu.

"Kelaparan dan pembangunan yang tak jelas membuat Jammeh kini mencari bantuan pembangunan kepada dunia Arab sebagai pengganti sumber bantuan," kata Sidi Sanneh. (buya/int)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »