![]() |
Oleh : Tommy TRD, S.STP. |
BERKACA dari beberapa bencana yang terjadi di Kota Padang akhir-akhir ini, masyarakat awam pun bisa menilai bahwa penanganan bencana bukanlah hal yang yang main-main. Dimulai dari bencana gempa yang sempat mengakibatkan kepanikan warga, hingga yang terakhir bencana banjir yang dampaknya masih terasa hingga hari ini.
Bencana sejatinya adalah sebuah kondisi yang niscaya akan dihadapi Kota Padang. Berbagai kajian akademik telah menunjukan tingginya kerawanan Kota Padang terhadap bencana. Oleh karena itu sudah sepatutnya urusan kebencanaan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan di Kota Padang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kota Padang jelas sudah berusaha sejauh yang mereka mampu dan sejauh yang bisa mereka pikirkan, namun toh itu belum cukup untuk menata urusan kebencanaan dengan maksimal. Sebagai leading sector dalam penanganan bencana, BPBDPK memiliki fungsi koordinasi yang tidak dimiliki oleh SKPD-SKPD lain, seperti yang sudah saya sampaikan dalam tulisan-tulisan sebelumnya, BPBDPK seharusnya bisa menjadi sebuah SKPD yang sangat seksi jika bisa memaksimalkan setiap peluang yang dimiliki dalam penanganan bencana.
Bencana sejatinya adalah sebuah kondisi yang niscaya akan dihadapi Kota Padang. Berbagai kajian akademik telah menunjukan tingginya kerawanan Kota Padang terhadap bencana. Oleh karena itu sudah sepatutnya urusan kebencanaan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan di Kota Padang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kota Padang jelas sudah berusaha sejauh yang mereka mampu dan sejauh yang bisa mereka pikirkan, namun toh itu belum cukup untuk menata urusan kebencanaan dengan maksimal. Sebagai leading sector dalam penanganan bencana, BPBDPK memiliki fungsi koordinasi yang tidak dimiliki oleh SKPD-SKPD lain, seperti yang sudah saya sampaikan dalam tulisan-tulisan sebelumnya, BPBDPK seharusnya bisa menjadi sebuah SKPD yang sangat seksi jika bisa memaksimalkan setiap peluang yang dimiliki dalam penanganan bencana.
Salah satu kendala yang selalu mengemuka atas beberapa kelemahan penanganan bencana selalu berputar di masalah peralatan yang tidak mencukupi dan kemudian berujung kepada ketersediaan anggaran. Sebagai mantan pegawai di BPBDPK saya sendiri juga tahu bahwa anggaran BPBDPK memang belum memadai untuk bisa menangani bencana dengan maksimal, namun saya memandang hal itu bukanlah hal yang paling urgen, karena ingat, dana yang besar sekalipun jika tidak dikelola oleh personil yang profesional juga akan menjadi mubazir dan tidak efektif.
Pandangan saya mengatakan bahwa penanganan bencana tidak harus dibebankan kepada APBD saja. Karena penanganan bencana adalah suatu hal yang bersifat sosial dan untuk masyarakat luas. Dulu saya pernah mengatakan agar BPBDPK diberikan sedikit peluang dalam dana Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kota Padang. Saya berkeyakinan penuh bahwa dana CSR yang diberikan kepada BPBDPK dalam bentuk barang (bisa rambu peringatan, papan informasi nomor-nomor penting, peta evakuasi, papan informasi pembagian zona) akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan pot-pot bunga yang diletakan sepanjang jalan protokol.
Lagipula tentu lebih masuk akal dana CSR itu memberikan dampak kepada masyarakat sekitar perusahaan itu beroperasi, karena itulah maksud dan sifat dana CSR itu sebenarnya. Akan aneh jika dana CSR dari PT. Semen Padang bertransformasi menjadi pot bunga yang diletakan di Jalan A. Yani, kenapa ? Karena PT. Semen Padang tidak beroperasi di Jalan A. Yani.
Sebagai contoh, dana CSR dari Gramedia bisa digunakan untuk pembuatan papan-papan informasi shelter terdekat yang dipasang di sepanjang pantai padang. Karena memang Gramedia beroperasi di wilayah Padang Barat. Dana CSR dari United Tractor mungkin bisa digunakan untuk pembuatan papan informasi zona hijau yang dipasang di sepanjang jalan By Pass, sehingga ketika terjadi gempa warga yang bermukim di wilayah By Pass tidak latah ikut mengungsi ke Unand yang kemudian menimbulkan kemacetan luar biasa.
Pepatah Inggris mengatakan, "Not about the gun, but the man behind the gun." Sekian dari saya, wassalam...
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »