![]() |
Ditulis Oleh: Pinto Janir* |
PADA Pilkada kota Padang yang lalu, saya adalah pendukung berat Desri Ayunda. Saya meyakini, Desri akan dapat memenangkan pertarungan Pilkada ini. yakin benar saya itu.
Tapi keyakinan saya mulai garus ketika Mahyeldi berpasangan dengan Emzalmi. Saya mulai gacar karena ada "Emzalmi"nya di sana. Sejak ada kepastian bahwa Emzalmi mendampingi Mahyeldi, sejak saat itu pula saya enggan "mencari suara" ke bawah. saya jadi enggan ke Padang. Saya lebih banyak berada di Bukittinggi. Tak ikut-ikut serta lagi saya. kalaupun ikut serta, paling-paling kontribusi saya hanya menulis saja. Menulis sebanyak-banyaknya tentang apa dan bagaimana lacut seorang Desri Ayunda.
Adatnya saya, menulis kurang lengkap tanpa diiringi dengan pendekatan secara langsung ke masyarakat. Bagi saya, cipas di tulisan harus cipas juga di mulut, harus cipas juga dalam pelaksanaan.
Entah mengapa, sejak Mahyeldi positif dengan Emzalmi; saya benar-benar merumas. Benar-benar merasa gamang. Itu yang membuat tali aki saya melemah dan redup.
Mengapa?
Saya mengenal Pak Em, begitu saya memanggil beliau; tidak setahun dua tahun ini saja. Jauh tahun, sejak beliau masih menjabat di Pemko Bukittinggi, yang waktu itu saya masih di Mingguan Canang, saya sudah mengenal Pak Em.
Saya hormat pada Pak Em, bukan karena beliau sahabat mertua saya, bukan. Bukan juga karena beliau mengenal saya berkaum-kaum. Bukan karena itu.
Saya menghormati Pak Em, karena saya melihat kesungguhan pada sosoknya. Beliau adalah pribadi yang cepat tanggap. Beliau adalah noktah kesungguhan bagi orang banyak. Waktu beliau menjadi Kepala Bappeda kota Padang, saya melihat dan menyimak kecerdasan beliau dalam memetakan pembangunan kota.
Beliau adalah orang yang rapi dan sistematis dalam pekerjaan. Semasa kota ini dijabat oleh Pak Zuiyen Rais, seorang Emzalmi adalah teman dialog paling cerdas bagi Pak Zuiyen. Dan pak Emzalmi adalah jembatan hati bagi pak Zuiyen yang asal Kapau Agam dalam meniti hati rang Padang mudik.
Wajar saja, bila sebelum-sebelumnya saya sangat berharap dan berdoa, semoga Desri Ayunda berpasangan dengan Emzalmi. tapi harapan saya berderai. Takdir menyatukan Pak Emzalmi dengan Pak Mahyeldi dan menyatukan Desri dengan James.
Bila Desri berpasangan dengan Emzalmi, maka pasangan itu akan menjadi pasangan kuat. Maka kunci Pilkada Padang yang lalu, pendapat saya, ada di tangan seorang Emzalmi.
Baiklah bila begitu. Tak perlu kita mengungkit sesuatu yang sudah berlalu. Kalaukan terpaksa juga mengungkit sesuatu, ungkit saja segala sesuatu yang menyenangkan hati kita dan orang banyak.
Saya senang pada Pak Emzalmi. Senang, karena beliau adalah tokoh si Padang yang kharismatik dan menjadi kebanggaan bagi "Padang asli"....si Padang memiliki harta pusaka tinggi di sini.
Emzalmi, adalah tokoh yang tak hanya disayang oleh orang Pauh, tapi juga oleh Rang Koto tangah, Kuranji, Lubuk Kilangan, Bunguih dan lainnya.
Beliau bekerja dengan hati. Dengan tulus. Beliau membantu dengan ikhlas. Beliau adalah tokoh serius dan tokoh kesungguhan yang sangat disegani dan disayang banyak orang Padang.
Beliau berpantang pura-pura sunggung-sungguh. Beliau berpantang pura-pura serius. Suatu kali, dalam sebuah percakapan saya ingat benar apa yang beliau katakan: " Hidup adalah kesungguhan dan pelaksanaan ucapan menjadi perbuatan. Hidup adalah ikhtiar dan doa dalam niat untuk kemanfaatan bagi orang banyak".
Saya tak pernah kecewa pada kepemimpinan seorang Emzalmi dengan apa dan bagaimana yang terjadi di Padang kini. karena saya memaklumi, seorang wakil bukanlah seorang pemutus kebijaksanaan.
Dan saya yakin, kalau Mahyeldi masih tetap berpasangan dengan Pak Emzalmi pada Pilkada yang akan datang, maka pada saat itu, saya yakin sekali lagi, pasangan ini tak akan tergoyahkan.
Tapi bila, pasangan ini "divorce" atau bercerai, maka saya memastikan, Pak Em akan menjadi rebutan. Karena, pada Pilkada ke depan, Pak Em tetap akan menjadi kunci kemenangan.
Di saat itu, Pak Em tinggal pilih saja, siapa-siapa tokoh yang paling diyakininya memberi kemenangan. Dengan siapapun Pak Em berpasangan, yang pasangannya itu adalah yang nomor dua. Bukan nomor satu.
Saya sangat yakin, dalam pikiran Pak Em, kota Padang ini terpetakan oleh beliau...dan beliau adalah orang yang membawa segan...Segan orang Padang kepada Pak Em...sungguh segan yang penuh rindu...Rindu mengembalikan sesuatu kepada si Padang!
Tapi keyakinan saya mulai garus ketika Mahyeldi berpasangan dengan Emzalmi. Saya mulai gacar karena ada "Emzalmi"nya di sana. Sejak ada kepastian bahwa Emzalmi mendampingi Mahyeldi, sejak saat itu pula saya enggan "mencari suara" ke bawah. saya jadi enggan ke Padang. Saya lebih banyak berada di Bukittinggi. Tak ikut-ikut serta lagi saya. kalaupun ikut serta, paling-paling kontribusi saya hanya menulis saja. Menulis sebanyak-banyaknya tentang apa dan bagaimana lacut seorang Desri Ayunda.
Adatnya saya, menulis kurang lengkap tanpa diiringi dengan pendekatan secara langsung ke masyarakat. Bagi saya, cipas di tulisan harus cipas juga di mulut, harus cipas juga dalam pelaksanaan.
Entah mengapa, sejak Mahyeldi positif dengan Emzalmi; saya benar-benar merumas. Benar-benar merasa gamang. Itu yang membuat tali aki saya melemah dan redup.
Mengapa?
Saya mengenal Pak Em, begitu saya memanggil beliau; tidak setahun dua tahun ini saja. Jauh tahun, sejak beliau masih menjabat di Pemko Bukittinggi, yang waktu itu saya masih di Mingguan Canang, saya sudah mengenal Pak Em.
Saya hormat pada Pak Em, bukan karena beliau sahabat mertua saya, bukan. Bukan juga karena beliau mengenal saya berkaum-kaum. Bukan karena itu.
Saya menghormati Pak Em, karena saya melihat kesungguhan pada sosoknya. Beliau adalah pribadi yang cepat tanggap. Beliau adalah noktah kesungguhan bagi orang banyak. Waktu beliau menjadi Kepala Bappeda kota Padang, saya melihat dan menyimak kecerdasan beliau dalam memetakan pembangunan kota.
Beliau adalah orang yang rapi dan sistematis dalam pekerjaan. Semasa kota ini dijabat oleh Pak Zuiyen Rais, seorang Emzalmi adalah teman dialog paling cerdas bagi Pak Zuiyen. Dan pak Emzalmi adalah jembatan hati bagi pak Zuiyen yang asal Kapau Agam dalam meniti hati rang Padang mudik.
Wajar saja, bila sebelum-sebelumnya saya sangat berharap dan berdoa, semoga Desri Ayunda berpasangan dengan Emzalmi. tapi harapan saya berderai. Takdir menyatukan Pak Emzalmi dengan Pak Mahyeldi dan menyatukan Desri dengan James.
Bila Desri berpasangan dengan Emzalmi, maka pasangan itu akan menjadi pasangan kuat. Maka kunci Pilkada Padang yang lalu, pendapat saya, ada di tangan seorang Emzalmi.
Baiklah bila begitu. Tak perlu kita mengungkit sesuatu yang sudah berlalu. Kalaukan terpaksa juga mengungkit sesuatu, ungkit saja segala sesuatu yang menyenangkan hati kita dan orang banyak.
Saya senang pada Pak Emzalmi. Senang, karena beliau adalah tokoh si Padang yang kharismatik dan menjadi kebanggaan bagi "Padang asli"....si Padang memiliki harta pusaka tinggi di sini.
Emzalmi, adalah tokoh yang tak hanya disayang oleh orang Pauh, tapi juga oleh Rang Koto tangah, Kuranji, Lubuk Kilangan, Bunguih dan lainnya.
Beliau bekerja dengan hati. Dengan tulus. Beliau membantu dengan ikhlas. Beliau adalah tokoh serius dan tokoh kesungguhan yang sangat disegani dan disayang banyak orang Padang.
Beliau berpantang pura-pura sunggung-sungguh. Beliau berpantang pura-pura serius. Suatu kali, dalam sebuah percakapan saya ingat benar apa yang beliau katakan: " Hidup adalah kesungguhan dan pelaksanaan ucapan menjadi perbuatan. Hidup adalah ikhtiar dan doa dalam niat untuk kemanfaatan bagi orang banyak".
Saya tak pernah kecewa pada kepemimpinan seorang Emzalmi dengan apa dan bagaimana yang terjadi di Padang kini. karena saya memaklumi, seorang wakil bukanlah seorang pemutus kebijaksanaan.
Dan saya yakin, kalau Mahyeldi masih tetap berpasangan dengan Pak Emzalmi pada Pilkada yang akan datang, maka pada saat itu, saya yakin sekali lagi, pasangan ini tak akan tergoyahkan.
Tapi bila, pasangan ini "divorce" atau bercerai, maka saya memastikan, Pak Em akan menjadi rebutan. Karena, pada Pilkada ke depan, Pak Em tetap akan menjadi kunci kemenangan.
Di saat itu, Pak Em tinggal pilih saja, siapa-siapa tokoh yang paling diyakininya memberi kemenangan. Dengan siapapun Pak Em berpasangan, yang pasangannya itu adalah yang nomor dua. Bukan nomor satu.
Saya sangat yakin, dalam pikiran Pak Em, kota Padang ini terpetakan oleh beliau...dan beliau adalah orang yang membawa segan...Segan orang Padang kepada Pak Em...sungguh segan yang penuh rindu...Rindu mengembalikan sesuatu kepada si Padang!
*Penulis adalah seorang budayawan dan seniman Ranah Minang
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »