Suatu Sore Bersama Ustad Muhidi

Suatu Sore Bersama Ustad Muhidi
H Muhidi, Wakil Ketua DPRD Kota Padang. 
SUDAH umum diketahui, kalau pimpinan DPRD Kota Padang yang jarang melakukan perjalanan dinas, apakah itu kunjungan kerja atau bentuk perjalanan lainnya, adalah Ustad Muhidi, Wakil Ketua DPRD Kota Padang. Ia selalu berada di DPRD disaat pimpinan dewan dan anggota dewan lainnya keluar dalam rangka kunjungan kerja segala macam.

Sore itu, diruangannya sudah ada Agib Noerman, wartawan GoSumbar.com dan Yoserizal, wartawan PadangPos.com. Sebelum penulis datang, mereka bertiga terlibat pembicaraan serius mengenai permasalahan yang timbul di kota ini. Muhidi memang dikenal sebagai sosok yang sering meminta masukan dari insan pers, apatah lagi saat ini Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah berasal dari partai yang sama dengannya.

Ketika penulis bergabung bersama mereka, pembicaraan kami mulai menyerempet kepada persoalan Pilkada. Galak tawa menghiasi percapakan kami, dan sesekali kami pun disuguhi nasehat agama oleh Ustad Muhidi berdasarkan pengalaman hidup yang pernah dijalaninya.

"Politik itu perlu move. Sesekali seorang pemimpin itu harus bertindak tegas kepada bawahannya," ujarnya menyikapi kondisi kekinian Kota Padang.

Penulis memang sepakat dengan Ustad Muhidi. Politik itu memang perlu move, sehingga seorang pemimpin tidak dianggap hanya sebagai boneka oleh bawahannya, atau anak buah berangapan seorang pemimpin itu dikendalikan partai.

Pada kesempatan itu, Ustad Muhidi juga menegaskan, tidak ada pengurus partainya yang terlibat dalam permainan proyek. Kalau ada kader partai yang main proyek, maka silahkan laporkan kepadanya untuk ditindak sesuai aturan.

"Saya orang yang paling marah jika ada pengurus partai saya yang main proyek, apalagi kader yang mengatasnamakan partai. Kalau ada, tunjukan orangnya, saya akan panggil. Tapi kalau ada orang, yang kebetulan kader partai, namun dia memang pengusaha dan layak untuk mengerjakan suatu proyek, ya silahkan bersaing secara sehat," ungkapnya, dengan mimik sedikit kemerahan.

Ustad Muhidi pun mengomentari tulisan penulis, "Menakar Peluang Adib Alfikri di Pilwako Padang )." Menurutnya, belum saatnya Adib Alfikri maju sebagai calon walikota atau wakil walikota. Adib Alfikri sebaiknya bekerja dengan baik sesuai tupoksi tugasnya sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota padang.

"Tunjukan kinerja yang bagus dulu terhadap amanah yang diberikan. Dia berpeluang untuk menjadi Sekretaris Daerah untuk beberapa tahun mendatang. Kalau dia maju sebagai calon walikota atau wakil walikota, tentu dia harus mundur dari PNS, dan yang rugi tentu dia. Iya kalau terpilih, kalau tidak, saikua capang, saikua capeh jadinya," ungkapnya.

Penulis pun menjelaskan, kalau tulisan itu murni dibuat berdasarkan analisa politik penulis menjelang Pilkada Kota Padang, bukan atas permintaan Adib Alfikri. Penulis hanya menyodorkan salah seorang putra terbaik Kuranji, jika Mahyeldi tidak berpasangan lagi dengan H Emzalmi Zaini. Apatah lagi, penulis dengar, H Emzalmi akan maju sebagai calon walikota, tentu tidak mungkin berpasangan dengan Mahyeldi.

Percapakan kami terhenti menjelang senja. Ustad Muhidi memiliki hajat lain, sehingga diskusi kami hentikan. Biasanya, kawan-kawan tebiasa diskusi sampai larut malam, ditemani rokok dan kopi.

Ditulis Oleh:
Zamri Yahya
Wakil Ketua FKAN Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »